Papi Gilang dan Mami Alisa berlarian di koridor rumah sakit. Mereka terburu-buru dan hampir saja tersungkur gara-gara sarung Papi Gilang melorot dan hampir terlepas.
''Astaghfirullah Papi!! Sarung kamu ih! mau tebar pesona??'' Papi Gilang terkekeh geli melihat wajah Mami Alisa menatap kesal padanya.
''Ya nggak lah sayang. Kamu nggak lihat apa sarung ku ke injak saat lari tadi. Ya melorot lah!" jawab Papi Gilang dengan terus berjalan menuju keruangan rawat Algi yang saat ini sudah di pindah ke ruang VVIP atas permintaan dokter Bryan.
Sahabat Kak Maura istrinya Bang Lana. "Makanya kalau mau pergi itu jangan pakai sarung! Gimana sih kamu?!" ketus Mami Alisa begitu sewot
Bukannya marah Papi Gilang malah terkekeh lagi. Yang membuat Mami Alisa bertambah kesal kepadanya. ''Ya.. coba kamu pikir aja. Siapa tadi yang pingsan saat Husna menghubungi Ku? Kamu kan? Aku tuh ya, sibuk ngurusin kamu yang pingsan sayang! Giliran kamu sadar, main ajak pergi aja! Ya guni kah kejadiannya!''
Mami Alisa melototkan matanya. ''Heh, enak aja kamu ngomong ya! Bukannya tadi kamu ya yang ngajakin aku pergi buru-buru?? Gimana sih kamu!'' ketus Mami Alisa lagi.
Ia berjalan semakin cepat di lorong rumah sakit itu. Sementara Papi Gilang sibuk memegangi sarung yang berulang kali melort gegara berjalan cepat hingga ia menggerutu sebal karena sarungnya itu begitu suka tebar pesona.
''Ck. Dasar sarung nggak ada akhlak! Suka banget sih kamu mau tebar pesona kayak gini?? Mana bini aku semakin cepat lagi jalannya!'' keluh Papi Gilang pada diri sendiri.
Lebih tepatnya pada sarung miliknya itu yang terus saja melotot sedari tadi. Hingga ia berlari dengan menjinjing sarung itu ke batas betis. Terlihat lah kaki jenjang Papi Gilang yang selama ini tidak terlihat oleh siapapun.
Semua dokter dan suster kaget melihat nya. Seorang CEO di BHASKARA Group mengangkat sarung dan berlari sambil mengejar sang istri yang hanya memakai daster rumahan saja.
Ingin tertawa tapi tidak bisa. Takutnya Papi Gilang berubah semakin dingin nanti. Mereka sangat mengenal siapa pemilik rumah sakit Kasih Ibu itu. Terutama Ayah sang pemilik yang terkenal dingin dan ketus kepada siapapun.
Semua yang berpapasan dengan Mami Alisa menyapanya. Begitu juga dengan Papi Gilang. Tapi mereka tidak menyahuti karena sedang memikirkan Algi yang katanya kecelakaan.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore waktu setempat saat Papi Gilang dan Mami Alisa tiba dirumah sakit milik putranya. Bang Lana yang saat ini sedang bertugas di perbatasan sana.
Dari kejauhan sudah terlihat sosok Husna berdiri dengan cemas seorang diri. Papi Gilang semakin berjalan cepat. ''Husna!''
''Om!'' sahut Husna begitu panik.
Ia mendekati dua paruh baya itu dan segera menyalami dengan takzim. ''Mana Algi? Kenapa? Kecelakaan di mana? Kenapa baru sekarang kamu kabari Om, Husna!'' ucap Papi Gilang dengan satu tarikan nafas.
Husna terbengong melihat nya. Husna dan Mami Alisa malah terkekeh. ''Sabar atuh Papi! Gimana Husna nya mau jawab kalau kamu aja nanya nya di borong begitu?'' Mami Alisa terkekeh melihat Papi Gilang begitu panik.
Walau dalam keadaan panik, sarung ditangan itu tidak lah lepas. Takut, kalau kayu lautnya tebar pesona lagi. Yang ada bisa mati berdiri para penghuni rumah sakit itu saat melihat kayu laut Papi Gilang yang telah berhasil memberikan dua orang cebong di kehidupan nya bersama Mami Alisa.
Husna terkikik geli saat melihat Papi Gilang memegangi sarungnya dengan erat. ''Hehehe.. Bang Algi ada kok, Om. Sedang ditangani dokter Bry tadi. Dan masalah kecelakaan itu.. Bang Algi berusaha menyelamatkan seorang gadis. Gadis itu hampir mati terbakar di dalam sana jika tidak bang Algi yang menolong nya..'' lirih Husna dengan leher tercekat.
Mami Alisa dan Papi Gilang saling pandang. ''Maksud kamu, Algi terbakar??!'' Seru Papi Gilang begitu terkejut. Ia ingin menerobos masuk, tapi sebelum itu terjadi Dokter Bry keluar dari ruangan penanganan Algi saat ini.
''Loh, sudah datang toh?'' ucap dokter Bryan pada Papi Gilang.
''Baru saja. Gimana keadaan putra saya Bry! Apa yang terjadi??'' cecar papi Gilang
Mami Alisa berdiri di hadapan dokter Bryan harap cemas menanti jawaban dari dokter sahabat Kak Maura itu.
Dokter Bry tersenyum, ''Tidak apa-apa, Om. Hanya luka kecil saja sih. Ya.. walaupun Algi harus dirawat intensif karena luka bakar di lengan sebelah kirinya hingga tubuh bagian belakangnya. Selebihnya tidak terjadi apapun padanya. Semuanya normal,'' jelas dokter Bry membuat Mami Alisa menghela nafasnya.
''Alhamdulillah kalau begitu. Sudah bisa di jenguk kan ya?'' tanya Mami Alisa begitu ingin bertemu dengan Algi yang saat ini masih belum sadarkan diri.
''Sudah bisa Tante. Sebentar lagi di pindahkan keruang inap. Dan juga gadis yang bersama Algi tadi sudah sadar. Ia pun sudah di pindahkan ke kamar sebelah. Tidak jauh dari kamar Algi.'' Jawabnya lagi pada Mami Alisa.
''Baiklah.. kami akan menunggu disini saja. Tapi ngomong-ngomong, siapa gadis yang sedang berusaha di selamat kan oleh putra saya?? Kamu tau siapa dia Husna??'' tanya Mami Alisa pada Husna yamg kini terdiam membisu.
Husna menunduk, ''Nak??'' panggil Mami Alisa.
Wanita paruh baya itu mengusap lembut lengannya. ''Maaf Buk.. Husna tidak berani mengatakan apapun. Karena ini urusan Abang sama Om dan ibuk selaku orang tuanya. Tugas Husna hanya membawa mereka kerumah sakit. Jika Om dan ibuk ingin tau siapa gadis itu, tanya kan saja pada bang Algi.'' Jawab Husna masih dengan menunduk.
Papi Gilang dan Mami Alisa saling pandang dan menghela nafas bersamaan. ''Ya sudah, kamu istirahat dan pulang. Titip salam untuk Ayah mu. Kalau sempat, katakan padanya Om tunggu di komplek perumahan jati dara untuk ikut tawuran kembali bersama nya!'' kelakar Papi Gilang pada Husna
Dan dihadiahi tepukan kuat di lengannya oleh sang istri tercinta. Dokter Bryan dan Husna terkekeh kecil melihat tingkah pasangan absurd itu.
Mereka berempat menyingkir setelah melihat bangkar dorong diatasnya ada Algi yang sedang terlelap melewati mereka semua. Papi Gilang dan Mami Alisa mengikuti dari belakang.
Bersamaan dengan itu, ranjang dorong dari ruang UGD pun keluar. Mami Alisa sempat tertegun dengan gadis itu.
''Dia...''
''Sayang! Ayo!'' seru Papi Gilang pada Mami Alisa yang sedang tercenung melihat seorang gadis juga dibawa ke kamar sebelah dari ruang inap Algi saat ini.
''Eh, iya Pi!'' sahut Mami Alisa.
Dengan segera wanita paruh baya itu mengikuti langkah Papi Gilang yang sudah lebih dulu menuju ruang inap Algi.
💕💕💕💕
Like, komen, kembang, vote dan rate jangan lupa!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments