Nara pulang kerumah Lana dalam keadaan letih. Wajah kusut Mansut kayak cucian yang tidak di setrika. Dari luar sudah terdengar suara gelak tawa membahana dari sang suami dan juga Abang tersayangnya.
''Assalamu'alaikum...'' lirih Nara begitu lesu.
Lana dan Ali menoleh. ''Waalaikum salam.. udah pulang Dek??'' tanya Lana pada Nara
Nara mengangguk dengan lesu. Ia berjalan mendekati Ali terlebih dahulu untuk ia Salimi. Baru kemudian ke tempat Lana. Setelah nya, ia jatuh terduduk di lantai saking lemasnya.
Ali langsung saja berlutut dihadapan nara dan menyentuh keningnya yang lumayan hangat. ''Panas! Adek panas Bang! Aku bawa pulang ya? Nara harus di periksa Dokter!'' kata Ali begitu panik.
Lana pun ikutan panik. Karena ia tau, jika Nara sakit, pastilah saudara kembarnya pun ikut sakit. Lana dengan segera merogoh ponselnya dan mendial nama Papi Gilang untuk bertanya tentang Algi seperti apa sekarang.
''Aku pulang Bang! Nanti Abang sama kak Maura kerumah aja ya??'' kata Ali pada Lana sambil menggendong Nara yang semakin panas suhu tubuhnya.
Ali berlari dengan tergesa sambil membopong tubuh Nara. Saat di serang panik, Ali bingung harus apa. Akhirnya pelajaran ketika ia sekolah dulu ia terapkan pada Nara.
''Abang buka baju adek ya? Abang nggak punya obat selain cara ini. Belum lagi suhu tubuh mu semakin tinggi. Bang Lana sedang menghubungi Papi sama Mak. Kita tunggu saja dulu. Sambilan nunggu, Abang akan mengurangi rasa panas di tubuhmu,'' imbuh Ali dengan tangan begitu cekatan membuka seragam Nara.
''Dingin Bang..'' lirih Nara saat Ali membuka seluruh baju seragam sekolah yang melekat di tubuhnya.
Setelahnya, Ali menutup seluruh tubuh Nara. Ia pun bergegas membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya tersisa celana pendek saja.
Ia masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuh Panas Nara yang begitu terasa. ''Sssttt.. panas sekali tubuhmu! Abang peluk kayak gini ya?'' ucap Ali pada Nara.
Nara hanya bisa mengangguk saja. Ia tidak bisa merasakan apapun lagi. Pertemuan dua kulit itu begitu menghantar kan magnet listrik di kedua tubuh yang tertutup selimut tebal mereka.
Tehnik skin to skin ini sangat bagus bagi penderita demam seperti Nara. Tidak harus pada bayi saja, tapi kepada orang dewasa juga boleh dilakukan. Karena tehnik ini begitu efektif dikala rasa demam tinggi itu tiba-tiba menyerang seseorang.
Terkhusus untuk pasangan yang sudah halal ya jika sepeti tehnik ini. Jika belum, cari jalan keluar lain.
Tubuh Ali berkeringat. Padahal baru sebentar ia memeluk Nara. Tapi rasa panas itu sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Sedangkan Nara semakin berkurang rasa panas di tubuhnya.
*
*
Di tempat Lana.
Ia sedang berdiri mondar mandir karena panggilannya tidak di angkat oleh kedua orang tuanya. Sementara nomor Algi sedang tidak aktif.
Kejadian ini sudah sering terjadi. Jika Algi demam, maka Nara pun ikut demam. Bedanya dulu, Jika mereka berdua demam ada Mak Alisa dan Papi Gilang yang mengurus kedua si kembar itu.
Tapi sekarang? Entah apa yang terjadi pada adiknya di rumah mereka bersama Ali. ''Ishh... Mak sama Papi kemana sih?! Apa cetak adek lagi buat aku?! Ishh.. udah tua juga! Nggak atau apa! Ini adek lagi sakit?? Kok payah banget sih di hubungin??? Ishh.. ck!'' Lana berdecak sebal mengingat kedua orang tuanya. Sambil jalan mondar-mandir Lana terus saja bersungut-sungut tidak jelas untuk kedua orangtuanya itu.
Maura baru saja siap sholat, menjadi bingung melihat keadaan Lana yang berjalan hilir mudik tidak menentu.
Ia mendekati Lana yang sedang seperti orang panik. ''Abang kenapa??'' tanya Maura pada Lana
Lana menoleh, ''Adek demam sayang. Baru aja tadi pulang sekolah udah jatuh terduduk tak berdaya kayak gitu. Ini pasti terjadi sesuatu dengan Algi! Jika Algi demam pasti Nara pun ikut demam. Ya Allah adek.. ini Mak sama Papi kemana sih?!'' gerutu Lana lagi sambil berjalan terus kesana kemari.
Maura jadi pusing melihat nya. Disuruh duduk pun percuma. Lana pasti akan bangkit lagi, jalan lagi dan kulu-kilir lagi.
Maura menghela nafasnya.
*
*
Sedangkan di rumah sakit, kedua paruh baya beda usia itu sedang duduk dengan cemas menunggu di ruang tunggu rumah sakit.
Saking buru-buru nya ponsel pun tidak mereka bawa. Papi Gilang semakin khawatir saja. Ia juga mengingatkan Lana dan Nara disana yang belum lagi ia kabari tentang keadaan Algi yang masuk rumah sakit karena terjebak menolong seseorang yang rumah mereka di lahap si jago merah.
''Sayang, aku ke depan bentar ya? Ingin hubungi Abang untuk menanyakan kabar Nara. Apakah adek juga demam kayak Abang??'' kata Papi Gilang pada Mami Alisa.
Mami Alisa terkejut, ''Astaghfirullah!! Bener Pi! Aku lupa! Mana kedua ponsel kita tertinggal lagi. Pergilah! Biar aku tunggu di sini! Adek pasti juga sedang demam saat ini. Hubungan dua saudara kembar ini begitu kuat. Jika yang satu merasakan sakit, maka yang lain pun ikut merasakan sakit. Pergilah, Pi! Abang pasti khawatir. Belum lagi Ali. Menantu kita itu pasti tidak tau harus berbuat apa..'' lirih Mami Alisa dalam pelukan hangat Papi Gilang.
Papi Gilang mengelus lengan Mak Alisa. ''Tentu, kamu disini saja ya? Tunggu dokter keluar. Jika sudah, segera panggil. Aku di depan! Cup!''
Mak Alisa mengangguk. Papi Gilang berlalu meninggalkan Mak Alisa seorang diri di depan pintu ruangan Algi yang sedang di tangani.
Papi Gilang menuju resepsionis dan memintanya untuk menghubungi nomor Lana. ''Sus, tolong hubungi putra saya. Saya ingin berbicara padanya. Penting dan gmnggaj pajak lama! GPL!'' ketus Papi Gilang mendadak menjadi dingin karena seorang perawat di ujung sana terus saja menatapnya.
''Baik tuan, sebentar!'' jawabnya.
Dengan segera ia mendial nomor pemilik rumah sakit itu. Baru sebentar berbunyi Tut, sambungan ponsel itu sudah tersambung.
''Sudah tersambung tuan!''
''Ya, katakan padanya saya ingin berbicara!'' ucapnya masih dengan ketus.
Mata Papi Gilang tidak awas untuk menatap seseorang di ujung ruangan itu nmbegitu dingin. Perawat yang sedang menatapnya itu menunduk takut.
Siapa yang tidak kenal dengan Papi Gilang yang terkenal dingin dan ketus saat berbicara?? Semua orang dirumah sakit milik Lana itu mengenalinya.
Papi dari seorang tentara yang namanya sering di sebut dimana mana. Belum lagi Mami nya. Beliau juga seorang yang terkenal di daerah Medan dan sekitarnya saat ini.
Mami Alisa terkenal dengan bisnis kue basah dan juga berbagai macam jenis kue buatannya itu begitu banyak peminatnya. Salah satunya suster yang ada dirumah sakit Lana yang saat ini sedang berbicara dengan Lana. Abang kandung Algi.
💕💕💕💕
Like dan komen selalu othor tunggu! 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments