''Arrrgggghhttt...'' pekiknya begitu kesakitan saat menahan rasa sakit dan panas di tangan kirinya karena di patahkan oleh Husna sahabat karib Tiara.
Husna masih berdiri menjulang di hadapan Dery si cebol buduk. ''Itu hukumannya bagi orang yang telah menghianatisurga sahabat sendiri dan menodai istrinya dengan cara dibius! kemudian dilimpahkan kesalahan itu kepada Algi! Itu hukuman yang pantas untukmu, Bang Derry cebol item dekil!!'' serunya dengan segera berlari mendekati dinding bambu yang tsfj runtuh dan di tertawai oleh Si Dery cebol buduk.
Tiba disana, Husna berteriak kencang saat melihat tangan Algi menggapai-nggapai dalam panasnya api yang sedang melahap dinding bambu itu.
''Tiaraaaa!!! Algiii!! Tidaaaaaaakkkk...''
Deg!
Deg!
''Tiaraaaa!!! Algiii!!'' Seru Pak Jaka saat menyadari jika suara Husna memekik memanggil dua orang yang sudah tertimpa dinding bambu yang terbakar itu.
Pak Jaka dan Ratna segera berlari ke belakang di ikuti Putri dan Satria dibelakang nya. Tiba disana mereka begitu terkejut begitu mendapati jika kedua tubuh anaknya di bawah dinding bambu yang terbakar.
''Astaghfirullah! Pak! Tiara! Algi!'' seri ibu Ratna saat melihat tangan Algi menggapai tapi tidak bersuara.
''Abang! Kakak!!!'' pekik Putri dan Satria.
Algi tidak bisa merasakan apapun saat ini. Matanya sudah terpejam menahan sakit di sekujur tubuhnya. Belum lagi tangan kirinya terasa panas sekali.
Algi parah. Yang teringat saat itu ialah yang Mami. ''Maafkan Abang Mi.. Abang terpaksa melakukan semua ini demi Mami.. asalkan Mami selalu bersama kami itu sudah cukup buat Abang. Abang sayang Mami... Lailahailallaaaahhh.....'' batin Algi.
Tangan itu berhenti bergerak membuat Husna dan putri menjerit bersamaan. ''Tidaaaaaaaaaaaakkkkk.. Bang Algi!!! Tiara!!! bangun!!!'' pekik Putri hingga seluruh tetangga yang sedang membantu menyiram rumah mereka ala kadarnya dengan air seember berlarian menuju ke samping rumah pak Jaka.
Mereka beramai-ramai menolong Algi dan Tiara yang sudah tidak sadarkan diri lagi. Dinding bambu itu di angkat dan dibuang ke tepi.
Putri dan Husna semakin menjerit saat melihat tubuh Algi terbakar dan dilahap si jago merah. ''Aaaaaaaaaaa Abang terbakaarr!! Aaaaaa api! api!!'' pekik Putri begitu ketakutan ketika melihat tubuh Algi dilahap si jago merah.
''Ambilkan air!'' seru salah satu orang warga.
Husna terkejut. ''Jangan! kalau di siram dengan air, tubuh bang Algi aksnengalsmi luka bakar yang sangat parah nanti! gunakan ini saja! Minta airnya Pak!'' pinta Husna pada pak Jaka
Pak Jaka memberikan sisa air bekas siraman bambu tadi saat mereka berusaha mengangkat dinding bambu itu.
''Ini nak!'' kata pak Jaka sambil menyerahkan setimba air pada Husna.
Dengan segera Husna menenggelamkan sarung yang ia ambil dari jemuran milik keluarga Tiara dan memeras air dari sarung itu hingga lembab.
''Bantu saya Pak! Ambil lagi kain lap yang lain! Dan juga kau kering! Mereka berdua harus segera dilarikan kerumah sakit!'' ucap Tiara pada Pak Jaka dan Bu Ratna yang sedang di serang panik.
Mereka tidak bisa berbicara namun, pergerakan tangan terus bergerak membantu kedua anak manusia yang jatuh dengan saling menindih itu.
''Sudah, Carikan mobil pick up atau apapun itu! Kita bawa mereka ke rumah sakit keluarga bang Algi saja? Tidak jauh dari sini. Cuma setengah jam Saja!'' Husna memerintahkan sakdh satu warga untuk mencari mobil pickup.
''Sudah Nak. Saya supirnya. Saya pinjam punya Pak Mamat yang mau bawa sayur ke pasar sore. Ayo, saya bantu Pak!'' katanya pada Pak Jaka.
Pak Jaka tidak bisa menyahut, ia hanya bisa terdiam tali leher itu mengangguk patuh. Begitu juga dengan Bu Ratna.
Mereka menaiki mobil pickup dan menuju ke rumah sakit milik bang Lana yang Husna tau dari Algi. Sepanjang perjalanan, mereka hanya bisa terdiam hingga tiba dirumah sakit.
Hingga tiba dirumah sakit, mereka berenam di tolong oleh suster dan dokter disana. Algi dilarikan keruang NICU. Sedang Tiara dilarikan ke ruang UGD.
Mereka segera ditangani. Pak Jaka dan Bu Ratna tidak bisa berkata apapun saat ini. Mulut mereka seperti terkunci. Sedangkan Husna berlari ke bagian resepsionis dan ingin menghubungi Papi Gilang selaku Aish Algi.
Husna tau itu. Karena Papa dan Mama nya merupakan teman satu sekolah saat Papi Gilang SMA dulu. ''Masf Suster! Bisa saya gunakan telepon ini? Saya ingin menghubungi Tuan Gilang. Orang tua dari pemilik rumah sakit ini. Bisa?''
Suster itu terkejut saat mendengar orang tua pemilik rumah sakit itu. ''Baik, sebentar saya hubungi dulu nanti kamu yang berbicara!'' imbuhnya dengan panik juga karena melihat wajah Husna yang begitu ketakutan. Husna mengangguk walau masih terkesan panik dan ketakutan.
''Hallo assalamualaikum Tuan? Ya saya Rianti! Ada seseorang yang ingin berbicara dengan Anda. Katanya penting!''
''...''
''Ya, ini. Katakan! Beliau sedang menunggu!''
''Assalamu'alaikum Om Gilang! Ini Husna! Algi masuk rumah sakit Om! Sekarang sedang dirawat karena kecelakaan!!''
Deg!
Deg!
''Apa?!''
Brrruukkk...
''Sayang!!!'' terdengar suara Papi Gilang yang begitu kuat ketika mendengar suara jatuh yang begitu keras.
Husna terkejut, ''Om! Om Gilang!!'' serunya karena panik.
Sementara di seberang sana, Mami Alisa jatuh pingsan saat mendengar dari sambungan ponsel Papi Gilang yang di loud speaker terdengar begitu jelas.
''Bangun sayang! Anak kita butuh kita! Bangun!!'' serunya dengan suara terdengar begitu panik.
Papi Gilang menepuk-nepuk pipi Mami Alisa dan juga ia mengoleskan minyak kayu putih pada hidung dan tengkuk Mami Alisa. ''Bangun Sayang! Itu tadi suara Husna! Anaknya Ipank! Bangun Yang! Jangan buat Aku takut! Sayang!'' serunya lagi masih memijit lembut dahi Mami Alisa.
''Euugghhh.. Algi...'' lirihnya dengan mata terpejam karena kepalanya begitu pusing.
Papi Gilang tersenyum senang. ''Alhamdulillah kamu sadar. Ayo, kita kerumah sakit. Algi butuh kita! Ayo! Kamu kuat jalan kan??'' tanya nya pada Mami Alisa.
Wanita paruh baya itu mengangguk, ''Pegangin Pi. Masih pusing akunya!'' sungutnya tidak senang saat merasakan tangan Papi Gilang tidak menyentuh tangannya lagi.
Pria matang itu terkikik geli. ''Gilang!!'' sentak Mami Alisa dengan suara naik satu oktaf.
''Iya, iya sayang! Sabar ih! Aku itu lagi betulin sarung ku yang kedodoran loh.. mau kamu kayu laut kamu ini tebar pesona di luar sana? Bukan hanya sama kamu aja??'' goda Papi Gilang pada Mami Alisa.
Yang dihadiahi Mami Alisa dengan tatapan tajamnya. ''Coba aja kalau berani! akan aku potong kayu laut kamu itu dengan gigi ku sendiri! Sebelumnya aku asah dulu gigi ini menjadi runcing dan tajam! Agar bisa merobek dan memotong kayu laut kamu yang suka tebar pesona itu!'' ketusnya pada Papi Gilang.
''Hahaha....'' bukan nya marah, Papi Gilang malah sangat suka menggoda Mami Alisa.
Dalam keadaan yang sedang kalut-kalutnya tentang Algi yang sedang sakit dirawat dirumah sakit. Papi Gilang masih sempat-sempatnya untuk menggoda Mami Alisa.
Sungguh pasangan absurd. Pantas saja bang Lana selalu kesal dengan pria matang kepala empat itu.
🤣🤣🤣🤣
Like, komen, kembang, vote dan rate ye? Jejak cinta kalian untuk Othor!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments