Brakkk
Alisya keluar dari mobil dan segera melangkah masuk. Kepalanya memang seberat itu, ini bukan pertama kalinya terjadi. Otaknya yang dipaksa berpikir ternyata memang tak mampu. Namun untuk menolak dia pun tak ingin membuat ayahnya bersedih.
Fakta yang terungkapkan 3 tahun lalu membuat Alisya semakin paham kenapa ayahnya bersikap keras terutama dalam hal pendidikan. Dia tak mau dibantah dalam hal ini saja. Namun Alisya setakut itu, bahkan harus kabur dan rela berbohong hanya demi bisa mengikuti pagelaran busana dan berlenggak lenggok di catwalk.
"Sudah pulang sayang?"
Dea yang baru saja keluar dari dapur menghampiri sang putri yang terduduk di meja makan dengan segelas air di tangannya.
"Iya, ma."
"Pusing lagi?" Dea sangat paham keadaan putrinya.
Di dekapnya sayang gadis cantik yang kini memejamkan mata. Merasakan kehangatan dan detak jantung wanita yang selama ini merawatnya. Kasih sayang Dea tak pernah berkurang sedikitpun meski Alina hadir diantara mereka.
"Mau mama ambilkan obat?" Diusapnya lembut rambut Alisya.
"Tidak perlu ma, Alis mau tidur saja habis ini." Alisya menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya pada wanita yang berdiri disampingnya.
"Kakak kenapa?" Alina yang baru saja masuk mengambil tempat duduk disamping sang kakak. Gadis manis yang masih berada dibangku sekolah menengah atas tersebut mengambil minum dan memperhatikan kakaknya yang masih terdiam sambil memeluk Dea.
"Dek, kakak pinjam mama sebentar ya." Ucapnya lirih.
"Hee, kakak bicara apa?"
Dea yang mendengar ucapan Alisya sedikit tersentak. Sejak 3 tahun yang lalu, ketika mengetahui kebenarannya. Alisya tak pernah sekalipun menyinggung hal ini. Semua rahasia tersimpan rapat bahkan oleh kedua kakak lelakinya. Akmal dan Akshana yang mengerti situasinya pun tak banyak bicara. Bagi mereka, kebahagiaan ayah dan adiknya adalah hal yang paling baik.
"Kakak kenapa bicara seperti itu, hemm. Mama kan juga mama kakak. Mama sayang sama kalian semua."
Deandra mengeratkan pelukannya, sejak pertama merawat Alisya kecil dirinya telah menyayangi bayi mungil tersebut.
Kasih sayangnya tak pernah berubah sedikitpun meski Alina hadir diantara mereka.
"Kakak memang kalau sedang pusing dengan tugas kuliah kadang rada rada ya pikirannya. Suka mlenceng ke mana-mana."
"Hust, adik nggak boleh bicara begitu."
Alina hanya nyengir kuda, dia yang paling kecil tentu saja sangat manja. Tidak hanya kepada ke 3 kakaknya, bersama mama dan ayahnya pun demikian. Namun meski begitu tak pernah ada pertengkaran diantara mereka semua.
🍃🍃🍃🍃🍃
"Pa, apa tidak ada cara lain lagi? Aku rasa Alisya tidak akan pernah menyetujui ini."
"Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuknya. Aku tak ingin kejadian di masa lalu terulang kembali ke pada putri putriku. Bagaimanapun mereka harus mendapatkan suami yang baik dan lebih berguna dibanding ayah."
"Tapi biarlah Alisya memilih jodohnya sendiri ayah. Aku yakin dia akan bersedih jika mengetahui perjodohan ini." Akshana mengusap wajahnya kasar.
Dia yang paling tua diantara ke tiga adiknya tentu sangat paham dengan situasi yang ayahnya hadapi. Akan tetapi dengan perjodohan seperti ini dirinya pun sebenarnya keberatan. Sudah cukup ayahnya memaksakan kehendak agar anak anaknya melanjutkan pendidikan dan menjadi dokter sesuai keinginannya.
"Dia dokter hebat, dokter yang mempunyai nama besar, dia juga terkenal baik. Ayah yakin dia akan bisa menjaga Alis dengan baik."
"Tapi yah, dia lebih pantas dipanggil om oleh alisya."
"Dia belum menikah itu yang paling penting Aksha."
Akshana menggelengkan kepalanya tak percaya. Bagaimana mungkin sang ayah rela menjodohkan adiknya dengan laki laki yang usianya jauh diatas Alisya bahkan lebih tua dari Akshana sendiri.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
ㅤKᵝ⃟ᴸRaisya𝐙⃝🦜
ya ampun di jodohin, gimana rasanya😱
2023-01-20
8
☠@AngguN
weeeh mo dijodohin sm papanya, masih ada yg pp yg ky gitu🤭
2023-01-09
0
𝐈𝐬𝐭𝐲
ayah alisya bener² egois
2022-12-20
0