Bab 4

Jhon Williams, seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh seorang nyonya tua yang mempunyai pengaruh di dunia bisnis. Namun persaingan diantara para anak dan cucunya tak pernah bisa dielakkan. Will panggilan akrabnya yang memang tidak mempunyai keterikatan darah apapun pada akhirnya tak mau ambil pusing.

Dia sudah merasa hidupnya jauh lebih baik tanpa harus saling menjatuhkan dan mencari simpati kepada orang yang dipanggilnya oma tersebut. Berawal dari kecelakaan yang merenggut keluarganya kala mereka sedang menghadiri sebuah pesta. Saat itu Will yang masih berusia 10 tahun terpaksa kehilangan kedua orang tuanya. Sang ibu memilih melemparkan Will keluar dari gedung yang mengalami peristiwa kebakaran kala itu.

Ledakan gas membuat pesta yang pada awalnya berlangsung meriah berubah menjadi suasana mencekam. Banyaknya korban yang terjebak di dalam gedung kebanyakan karena kesusahan bernafas akibat banyaknya menghirup gas. Diperparah dengan kemacetan jalan di akhir pekan membuat tim penyelamat terkesan sangat lambat. Sehingga banyaknya korban tak dapat dihindari dan naasnya kedua orang tua Will berada dalam daftar korban meninggal dunia.

Beruntung, Will yang kala itu sengaja dilempar oleh ibunya melalui jendela di lantai 3 ditemukan dalam keadaan selamat walau mengalami patah dibagian tangannya.

Pada akhirnya Oma Felicia mengadopsinya dan membawa Will ke kediamannya. Wanita 50 tahun, keturunan Belanda itu memiliki 2 putra dan 3 cucu. Ketiga cucunya berumur tidak jauh dari Will.

Will bahkan disekolahkan di tempat yang sama dengan para cucu oma Felicia. Dari ke 3 cucunya, hanya ada 1 orang yang bersikap baik dan menerima Will dengan tangan terbuka. Bahkan ke dua orang tuanya pun memperlakukan Will sama baiknya.

Berbeda dengan keluarga anak sulung oma Feli. Mereka menganggap Will adalah benalu dan beberapa kali mencoba membuat Will keluar dari kediaman keluarga mereka.

Pada akhirnya oma mengirim Will untuk melanjutkan pendidikan di Australia. Disana, Will pada awalnya terpaksa harus tinggal di asrama. Namun demikian hubungan Will dan Edwin masih terjalin dengan baik. Edwin yang memilih melanjutkan pendidikannya di Belanda membuat hubungan mereka hanya sebatas saling komunikasi. Namun semua itu sudah cukup bagi Will yang memang tak lagi memiliki keluarga. Begitupun dengan Jack dan Jonathan cucu oma yang lain meski mereka tak pernah menganggap keberadaan Will.

Will yang pada awalnya memiliki cita cita untuk jadi tentara pada akhirnya memilih menjadi dokter karena keinginannya yang kuat demi menyelamatkan banyak nyawa semenjak peristiwa yang dialami ke dua orang tuanya.

Bersama seorang sahabat yang kebetulan bertemu kala dirinya kebingungan mencari petunjuk jalan yang ternyata salah arah menjadikan mereka akrab.

Bram ayodya, seorang pemuda tampan yang merupakan anak dari seorang dokter pemilik sebuah rumah sakit. Juga ibunya yang merupakan desainer kenamaan yang mempunyai sebuah usaha di bidang fashion. Menjadi sahabat dan juga orang yang selalu ada dalam keseharian Will.

Keduanya bahkan memilih untuk tinggal bersama di sebuah apartemen yang merupakan milik Bram walau pendidikan mereka berbeda jurusan. Hingga pada kelulusan mereka pun tetap bersama. Bahkan Will yang merasa berhutang budi pada Bram memilih untuk mengikuti sahabatnya tersebut hingga membuatnya meninggalkan segala kenyamanan yang di berikan Oma Feli.