Aku menerus kan tugasku memasak, Aku tahu sedikit masakan ala kota, yang semuanya kebanyakan daging, dan adik maduku tadi menyebutkan juga makanan kesukaan mas Arash, tentu dia tahu, dia kekasihnya.
'Semangat Fa, hanya sekali ini kan kamu mengingkari janjimu sendiri, untuk tidak. makan semeja dengannya,' bathin Fafa.
Sedangkan Arash sudah bergabung dengan keluarganya. Aku tidak menyangka, jika dirinya bisa berperan manis di depan kakeknya, meski tak menatap ku, tapi ia menyebutku sebagai istrinya.
''Arash, kau seharusnya berterima kasih pada Fafa, Bukankah semua ini adalah makanan kesukaanmu, ''ucap kakeknya Arash seraya tersenyum padaku, Aku membalas senyuman kakek. Mereka semua sudah duduk di meja makan, hanya aku yang kini berdiri di belakang tubuh mas Arash.
''Apakah kau akan terus berdiri, Duduklah! jangan buat aku buruk di mata kakek, " ucapnya tanpa melihat kearah ku
"Kalian makanlah!aku tidak bisa makan seperti ini, aku akan makan sendiri nantinya, " tolak ku
"Aku bilang duduk, !" ucapnya penuh penekanan, Aku pun duduk di kursi sebelahnya. Aku bisa melihat jelas ketidak sukaan Mama mertuaku.
"Wah, masakan mu enak sekali, Fa. Arash pasti akan betah makan di rumah, apalagi kau tahu makanan kesukaan nya, " puji Nenek Saraswati
"Terimakasih, Nek" ucapku dengan senyuman.
Setelah beberapa saat kemudian, Kami selesai dengan sarapan pagi, dan kini berkumpul di ruang keluarga.
"Kalian akan berbulan madu kemana?" tanya ayah mertua ku
"Untuk apa bulan madu, Pa. Arash sangat sibuk, " ucap ketus Mama mertua
"Apa yang di katakan Mama benar, Pa. untuk apa bulan madu, ?" tanya suamiku seraya memainkan gawainya
"Tapi apa yang di katakan paman itu benar loh, Arash. Kalian butuh bulan madu, kan kalian pengantin baru, " ucap seseorang yang baru masuk, Tentu aku memgenali suara siapa itu.
Dialah madu ku, Siapa dia di dalam keluarga ini, bathin ku
''Hai sayang, lama tak jumpa, kemana saja?'' tanya mertuaku, dia terlihat begitu akrab dengan mama mertuaku, bahkan Mama mertuaku langsung memeluk nya dengan bagitu penuh kasih sayang.
''Baru dua hari ini aku tiba di kota ini, tante. Tante tega gak mengundangku di hari pernikahan Arash,'' ucap manja Liana
''Pernikah mereka hanya sederhana saja, maklum... istri Arash adalah wanita kampung, tidak bagus juga jika mengadakan pesta yang besar, '' ucap mertuaku terang-terangan sambil melirik kearah ku.
Mulut mertuaku sama pedasnya dengan mulut suamiku.
''Tamara, jaga bicaramu, '' tegur Nenek
''Itu kenyataan Ma, dia anak kampung yang tidak pantas untuk mendapatkan pesta besar-besaran, '' ucapnya tambah pedasnya seperti boncabe
''Tamara, Apakah kau lupa, dari mana asalmu dulu? Kau bahkan lebih rendah dari Fafa saat itu, Apa kami memandang mu dari hal itu, Fafa bukan hanya cucu menantu bagiku, tapi dia sudah ku anggap cucuku, jika bukan karena neneknya, Apakah kau bisa menikmati kemewahan ini!, !" ucap murka kakek menatap tajam pada Mama mertua, tentu Papa mertua tertunduk malu, Karena ulah istrinya, Mama mertuaku langsung bungkam seketika, wajahnya pias, matanya terlihat berkaca-kaca, mungkin ia tidak menduga jika kakek akan membelaku sebegitu rupa. Termasuk Mas Arash, ia terliha begitu terkejut juga.
Aku hanya bisa diam, aku menjadi tak enak hati, semua karena diriku.
"Kakek, Nenek, Terimakasih... Kalau begitu, kalian lanjutkan perbincangan kalian, Fafa ke belakang dulu, " ucapku pada kakek dan Nenek.
"Duduk lah disini, Nanti nenek akan mengirim kan pembantu kesini, agar kau tidak kecapean mengurus rumah ini sendirian, " ucap Nenek
"Tidak usah Nek, Fafa tidak ada pekerjaan, jadi lebih nyaman membersihkan sendiri, agar tidak terlalu sumpek saat dirumah, " tolak ku, bukan tanpa alasan aku menolak adanya pembantu, Jika ada pembantu... keadaan rumah tangga ku pasti akan ada yang tahu.
"Nenek sudah dengar apa kata dia, jadi bukan salah Arash jika disini tidak ada pembantu, lagian... benar apa yang di katakan dia, dia tidak punya pekerjaan, jadi... untuk apa ada pembantu"ucap suamiku yang tampan namun memiliki mulut pedas itu.
Akupun meninggalkan mereka, menyaksikan berapa madu ku itu dekat dengan Mama bahkan Mas Arash terlihat bahagia bercanda dengan mereka semua, tanpa diriku... istri yang tidak di inginkan.
Ku usap air matabyang tiba-tiba lolos begitu saja, Ingin masuk kamar, tapi itu tidak mungkin, Aku pun melangkah kan kakiku ke belakang rumah, Dimana ada taman kecil serta ayunan di sana, begitu sejuk dengan pohon yang rindang.
'Mas Arash, aku mencintai mu, tapi jika cintaku hanya akan membuat mu terluka dan tersiksa, aku akan mundur, Mas.... maafkan aku, karena telah merusak kebahagiaan mu, aku juga tidak pernah menyangka, jika kita akan di jodoh kan, aku bahagia saat tahu itu adalah kau, hanya saja... aku tidak menyangka, jika 4 tahun berpisah itu adalah awal berubah nya semua hal, sifatmu, sikapmu, dan perasaan mu, Aku yang terlalu bahagia, sehingga berharap lebih dari pernikahan ini, aku akan mundur Mas... ' bathinku, aku. menundukkan wajahku, hingga kain yang menutupi sebagian wajahku basah karena air mata.
[ Assalamu'alaikum, Bagaimana kabar disana, aku dengar kau sudah menikah? Apakah suami mu memperlakukan mu dengan baik? ] pesan itu masuk dari kakak senior ku, Kak Hans, saat ini berprofesi sebagai pengacara.
[ Kak Hans, bagaimana kabar kakak, Aku baik-baik saja kak, ] jawabku dalam pesan itu.
[ Aku baik, Aku dengar kau saat ini ikut kerumah suamimu, benarkah? aku sekarang juga ada di jakarta, kalian tinggal di jakarta mana? ] pesan itu ragu untuk ku balasbalas, Aku tidak ingin siapapun tahh keadaan rumah tanggaku, tapi jika perpisahan itu terjadi, aku juga butuh kak Hans kan? bathin ku
[ Aku tinggal di jakarta pusat, tepat nya di kemayoran kak,] balas ku
Kak Hans, sudah banyak membantuku selama kematian orang tuaku.
[ Baiklah, nanti kalau ada waktu aku akan mampir, sekali lagi selamat ya, atas pernikahan mu, aku turut bahagia, ] pesannya, Aku tersenyum membaca pesan itu, Kak Hans, sangatlah baik, dan ramah, sama seperti Arash dulu, tapi dia tidak pernah berubah.
Tidak kusangka, aku sudah lama ada di belakang rumah, Selain membalas pesan kak Hans, aku juga menulis novel, suasana yang tenang mampu membuat fikiran ku lancar, meski hati ini sedang hancur.
''Wah, enak sekali kau ya, Orang tua mau pulang kau malah enak-enakan disini!" bentak Mama. Mertuaku, yang mana aku langsung terkejut bukan main.
"Astaghfirullahal 'adzim, Mama maaf... aku hanya tidak ingin merusak suasana dengan keberadaanku, Ma'' ucap ku saat aku sudah berdiri di depan Mama.
''Baguslah kalau kau sadar, Liana adalah calon menantu terbaik untuk Arash, tapi karena ada kau... mereka tidak bisa bersatu, dasar anak kampung!" bentak Mama padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Denayu Kukur
penasaran saya thor, emang arash dulu kenalnya fafa, dg nama panggilan apa sih? kok sampai tdk ingat sama sekali, apalagi suaranya?
2023-01-02
0
Bunga Syakila
lanjut
2022-12-21
0
Yulia Erfanie
punya suami ko ngomongnya pdes bgt yaa..bwt dia lihat wajah Fafa dong Thor biar menyesal..lnjut double up dong Thor..
2022-12-20
0