''Bukan!!! Mereka berdua bukan anakmu! Tapi anakku!! Kau! hanya ayah biologis nya saja! Tapi sedari mereka dilahirkan dan di hidup mereka adalah Aku! Rayyan putra Bhaskara!!!''
''Ngggaaaakk!!!'' bantah Dimas
''Yaaaaa....'' Rayyan bersikeras
''Aku ayahnya Bro! Bukankah dulu kamu pernah mengatakan nya jika suatu saat Zahra hamil, ia akan mengandung anakku? Kamu lupa?'' peringat Dimas lagi pada Rayyan
Rayyan mengepalkan kedua tangannya. ''Itu dulu Bro! Bukankah kamu sudah membuat perjanjian dengan ku, kalau kamu harus pergi menjauh dari kehidupan kami berdua? Kamu lupa itu Saudara Dimas Anggara Baratayudha?!''
''Ya, aku tau itu. Tapi aku kembali kesini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku! Bukan milikmu! Raka dan Zarra anakku! Anak kandungku!! Kamu hanya ayah tiri mereka! Mana Zahra! Aku ingin menemui nya! Aku akan membawa nya kembali seperti dulu! Sudah cukup selama ini aku memberikan nya pada mu! Tidak lagi Bang! Cukup sudah! Zahra adalah calon istriku! Dan kedua anak kembar ini adalah darah daging ku yang dulu pernah aku nodai saat kita masih SMA!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr....
''Apa?!?!?!'' pekik Mami Alisa begitu terkejut.
''Mamiii!!!!'' Seru mereka karena terkejut melihat sang Mami yang selama ini begitu menyayangi nya.
Wajah tua itu begitu kentara terlihat marahnya kepada Dimas. Ia melangkah kan kakinya menuju Dimas dan..
Plaak..
Plaak..
Plaak..
Plaaakkk..
Deg!
Deg!
Rayyan terkejut begitu juga dengan Dimas. ''Mamiii....'' lirihnya dengan bibir robek sedikit.
Sedang Mami Alisa menatap datar dan dingin padanya. ''Mami dengarkan Abang dulu-,''
Plaaakkk...
''Itu untuk kamu yang telah menodai Zahra tanpa mau bertanggung jawab!''
Plaak..
''Itu untuk rasa sakit yang Zahra tanggung saat ia mengandung anakmu!''
Plaaakkk..
''Itu untuk rasa sakit putra Mami yang telah kamu khianati!''
Plaakk..
Bugghh...
''Akkkhhh...''
''Itu untuk luka yang Zahra tanggung selama sembilan bukan karena telah kamu nodai Dimas dan Karena hal itu Zahra sudah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya!!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
''Apa?!?! Ngggak!! Nggak mungkin!!! Itu ngggak mungkin!!! Mami bohong!!!'' pekik Dimas dengan suara lantang hingga membuat Zarra terbangun dan menangis.
''Huaaaaa... Papiiiiii... Omaaaaa...''
Papi Gilang segera mendekat dan membawa cucu nya itu pergi dari sana. Diikuti Mbak Sus dibelakang nya. Sementara Mami Alisa masih menatap dingin pada Dimas.
''Untuk apa Kamu berbohong pada putra Mami? Apa untungnya untuk Mami?? Apakah dengan membohongi mu Mami akan puas begitu?! Untuk apa? Untuk apa kamu kembali disaat Zahra sudah berpulang untuk selamanya dan tidak pernah kembali lagi ke dunia ini!''
Deg!
Deg!
Dimas menggeleng, ia berjalan mundur ke belakang dan jatuh terduduk di rumput taman yang begitu lembut. Sengaja Rayyan buat taman buatan itu untuk kedua anak kembarnya bermain disaat ia bekerja di kantor.
''Kasihan sekali putra dan cucu Mami itu. Baru saja di lahirkan tapi sudah tidak punya ibu! Belum lagi Rayyan putra Mami terpuruk hingga sebukan lama nya karena merasa bersalah tidak bisa menolong Zahra saat ia kehabisan banyak darah! Zahra memiliki golongan darah yang sama denganmu Dimas! Tak ada satu pun dirumah sakit yang sama dan se resus dengan nya. Hingga ia meninggal dunia, tepat setelah putri kedua nya terlahir kedunia. Zahra pendarahan hebat hingga ia kritis! Tapi sebelum ia pergi, ia mengatakan kepada kami semua. Bahwa ia akan kembali lagi ke dunia ini dalam bentuk dan wujud yang baru. Sampai saat itu tiba, Zahra meminta Mami untuk mengurus kedua anak kembar nya dengan mu.''
Dimas terkulai lemas tak berdaya ketika mendengar serentetan ucapan Mami Alisa padanya. Rayyan mendekati Dimas dan memeluknya.
''Bang.. ini nggak hiks mungkin terjadi kan?? Zahra pergi?? Untuk selamanya?? Kenapa?? Apa ini karena ku??'' ucapnya pada Rayyan yang saat ini memeluk erat tubuhnya yang tak berdaya karena fakta yang baru ia ketahui.
Selama ini Dimas kuliah di tempat yang sama dengan Rayyan di Bandung. Entah kenapa saat itu ia begitu ingin sekolah disana. Ia seperti merasakan kehadiran Zahra dan Rayyan disana.
Hingga suatu ketika Dimas melihat ke hadiran Rayyan dan kedua anak kembar yang begitu mirip dengan nya dan Zahra. Sempat terkejut. Tetapi setelah mengingat serentetan peristiwa yang selama ini terjadi padanya, Dimas sadar. Pasti Zahra sedang hamil anak mereka.
''Abang tau, aku pernah melihat kalian ketika sekolah di Bandung. Aku melihatmu dan anak-anak ku Bang! Awalnya ingin sekali aku menemui mu. Tapi aku tidak punya keberanian. Lagipun waktu itu belum bekerja. Setiap kali melihat Zarra aku teringat dengan Zahra. Wajah mereka begitu mirip. Begitu juga dengan Raka. Raka begitu mirip dengan ku!''
''Hiks.. pernah suatu ketika aku ingin menculik mereka berdua karena Papa juha tau kalau hasil dari hubungan ku dengan Zahra mebuahkan hasil yang begitu berharga untuk keluarga kami, Bang. Tapi aku melarang nya. Aku tidak kamu semakin membenciku. Makanya aku menahan Papa. Tapi.. satu tahun yang lalu, aku bermimpi kalau Zahra datang padaku dengan tersenyum.''
Mami Alisa dan Rayyan saling pandang. ''Zahra bilang, kalau aku punya penerus dan saat ini sedang bersama mu. Dan ya, Zahra akan segera kembali. Begitu Katanya. Hiks.. izinkan aku membawa putra dan putriku Bang.. izinkan aku membawa mereka... aaaaaa.. Papa saat ini sedang sakit karena kecelakaan satu bulan yang lalu.Papa meminta ku untuk membawa Raka dan Zarra sebelum ia pergi untuk selamanya.. hiks.. tolong bang.. bantu Abang Mami.. Abang mohon...'' pinta Dimas dengan sangat pada dua orang yang sedang berjongkok di hadapan nya saat ini.
Mami Alisa menatap datar pada Dimas, Dimas tau itu. Ia menunduk. Wanita yang sudah berumur hampir tujuh puluh tahun itu menghela nafasnya.
''Sebenarnya Mami kecewa sama kamu! Tapi demi Papa kamu, Mami akan mempertimbangkannya. Sekarang, kita harus mengikuti acara ini terlebih dahulu. Kamu pulang ke rumah Mami, Dimas! Nanti malam kita bahas masalah ini bersama keluarga Zahra!'' tukasnya dengan segera ia bangkit dan menuju ke ruang suka kembali.
Kini tinggallah Rayyan dan Dimas yang saling duduk berhadapan di rumput seperti beludru itu. ''Bang!''
''Aku tidak ingin mengatakan apapun Padamu Dimas! Tapi aku ingin kamu, menebus semua perbuatan kamu kepada Zahra dan anakmu. Aku tidak mengizinkan mu untuk mengurus Raka dan Zarra sendiri-,''
''Tapi Bang. Mereka anakku!'' potong Dimas begitu kesal kepada Rayyan.
Plaak..
''Allahu Akbar!! Sakit Bang!'' keluhnya sedikit manja pada Rayyan.
''Makanya dengar dulu kalau aku ngomong, jangan main potong aja ! Hadeeeuuhh.. kelakuan lama tidak pernah berubah!'' ketus Rayyan membuat Dimas terkekeh kecil.
Ia sangat suka melihat Rayyan ketus Kepada nya seperti itu. ''Dengar Dimas, Zahra tidak mengizinkan mu mengurus Buah hati kalian sendiri. Tapi ia menyuruh kita berdua untuk mengurusi nya. Cari seorang Mami yang bisa membuat kedua anak kita itu bisa nyaman bersama nya. Bukan hanya mencari perhatian kita saja karena tampan dan harta!''
Deg!
Deg!
💕💕💕💕
Like dan komen ye?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments