Duka ( Duda Tapi Perjaka)
Pagi ini di kantor Bhaskara group sedang mengadakan pesta pengenalan sang CEO baru di Bhaskara group pengganti CEO terdahulu yaitu Gilang Bhaskara.
''Selamat untuk Anda tuan Rayyan! Saya senang bisa bekerja sama dengan Anda selama ini. Putra Anda memang benar-benar hebat Tuan Gilang! Maukah kamu jika saya jodohkan dengan putri saya?? Kebetulan saat ini dia disini,'' ucap salah satu rekan kerja Bhaskara group.
Papi Gilang tersenyum saja untuk menanggapi ucapan rekan bisnis nya ini. Mami Alisa mengusap kepalan tangan Rayyan yang mengepal dengan erat.
Wanita paruh baya itu tersenyum padanya. ''Saya permisi ke taman sebentar. KEDUA ANAK SAYAsedang bermain disana. Permisi! Papi, Mami. Abang kesana dulu!'' imbuhnya dengan segera berlalu melewati seluruh rekan bisnis Papi Gilang.
Tuan Randi terkejut melihat kelakuan Rayyan berubah seperti saat ia menyebutkan jika putrinya ada disana bersama nya.
Mami Alisa tersenyum kaku pada rekan bisnis Papi Gilang. Sedang Papi Gilang tetap sama seperti Rayyan. Berwajah datar. Ck. Mami Alisa mencubit halus pinggang sang suami.
''Apa sih Yang??'' kesal Papi Gilang karena pinggang nya terasa panas saat Mami Alisa mencubitnya ala kepiting tuan krab tapi sangat mematikan.
Wajah Papi Gilang mendadak masam melihat Mami Alisa. Dan itu mengundang kekehan kecil dari tuan Randi. Papi Gilang berdecak ria karena kelakuan absurd sang istri.
''Cukup Sayang! Habis daging ku ini kamu cubit terus sedari tadi! Emang kamu pikir daging ku ini daging ayam apa?! Yang bisa kamu suwir-suwir kapan pun kamu mau begitu?!'' ketus Papi Gilang yang semakin membuat Mami Alisa menjadi malu kepada tamunya ini.
Tuan Randi tidak bisa berhenti untuk tidak tertawa melihat kelakuan absurd rekan bisnisnya ini. Bukan sekali dua kali kelakuan ayah dan anak itu sama seperti ini. Sudah sering kali terjadi.
Setiap kali bertemu dan membahas perjodohan, pastikan mendadak wajah tampan itu berubah menjadi dingin seketika. Serasa beku jika berada di dekat mereka berdua.
Tetapi tidak dengan Mami Alisa. Wanita paruh baya ini selalu berhasil membuat suasana yang tadinya menegang bisa mencair lagi akibat ulahnya yang terus mencubit pinggang Papi Gilang.
Hahahaha ...
Suara gelak tawa itu mengundang atensi orang-orang untuk beralih menatap mereka bertiga. Lebih tepatnya sih tuan Randi. Pria paruh baya sebaya Mami Alisa itu terus saja tertawa melihat Mami Alisa yang terus menerus mencubit pinggang kekar milik sang suami.
Kadang sesekali ia menepuk lengan dan dada Papi Gilang karena gemas akan perlakuan nya yang tidak pernah berubah sedari dulu.
Sementara Rayyan, pemuda tampan nan jangkung setinggi Papi Gilang itu sambil berjalan terus saja menggerutu tidak jelas. ''Apa sih maunya? Kenapa selalu aku ditawari wanita? Emangnya hidup tanpa wanita itu tidak menyenangkan apa?! Ada-ada saja! Kalau bukan karena Papi, aku nggak akan mau bertemu dengan nya! Sedari dulu selalu saja begitu! Apa sih maunya pria bangkotan itu?!'' ucapnya sambil terus berjalan menuju taman dimana kedua anak kembarnya sedang bermain bersama kedua pengasuhnya.
Sedang enak-enak nya mengomel tidak jelas, Rayyan terkejut mendengar suara kedua anak nya menangis dan menjerit histeris.
''Aaaaaaaaaaa Ndak mauuuu!!! Adek Ndak mauuuu... Papiiiiii Rayyyy.... Opaaaa.... Omaaaaa.....''
Deg!
Deg!
Rayyan terkejut mendengar suara itu. ''Raka! Zarra!!!'' pekik Rayyan dengan suara meninggi.
Papi Gilang dan Mami Alisa yang masih berbicara dengan tamunya itu terkejut. Mereka pun ikut berlari dimana kedua cucunya itu berada.
Rayyan berlari secepat kilat mendekati kedua anak kembar nya. Tiba disana, tubuhnya membeku saat mengenali siapa pemuda yang saat ini sedang memeluk kedua anak kembarnya dan Almarhumah Zahra.
''Sini sama Papa nak. Papa ini Papa kamu..'' bujuknya lagi, sudah hampir seratus kali dia membujuk anak kecil kembar sepasang yang salah satunya itu begitu mirip dengan nya.
''Ndakkk!! Abang Ndak mau! Om, itu siapa?!? Papi Abang cuma Papi Ray!! bukan Om!!'' seru si cerdas Raka. Bocah kecil berumur enam tahun itu berontak dari pelukan seorang pemuda sebaya Rayyan.
''Dengar dulu sayang, oke. Papa lepasin. Tapi dengan syarat.'' tuturnya lembut pada kedua bocah yang saat ini berada di pelukan nya.
Raka berhenti berontak begitu juga dengan Zarra. Gadis kecil mirip Zahra itu menatap takut pada lelaki yang saat ini memeluknya dengan sayang.
''Apa syarat nya?'' tanya si cerdas Raka.
Pria itu tersenyum, ''Boleh Papa tau? Dimana Mama Zahra?? Sedari tadi Papa tidak melihat nya. Boleh Papa bertemu dengan nya?''
Rayyan masih saja mematung di depan pintu taman itu. Raka menatap dalam pada pemuda sebaya Rayyan itu. ''Ada hubungan apa Om sama Mami Zahrani??'' tanya dengan wajah yang begitu menggemaskan.
Pemuda itu gemas, ia mengecup singkat pipi Raka. Membuat Raka kesal bukan main. Ia mengusap pipi bekas ciuman Pemuda itu. Pemuda itu terkekeh melihat nya.
''Mami Zarani itu calon istri Papa!''
Deg!
Deg!
Deg!
Rayyan mengepalkan kedua tangannya saat mendengar perkataan pemuda itu. ''Ndakk.. Om bukan Papa Abang! Papi Abang cuma satu! Papi Rayyan Putra Bhaskala!!!''
Ddduuaaarrr rrrr...
Pemuda itu tersentak mendengar nya. ''Enggak! Papa kalian itu Papa Dimas! Bukan Rayyan! Kalian dengar itu?!'' pekiknya dengan suara lantang.
Kedua anak kembar Rayyan itu terkejut bukan main. Kedua tubuh mereka bergetar saking takutnya. ''Maaf Tuan! Berikan Den Raka Dan non Zarra pada saya!''
''Nggak akan!! Mereka berdua anakku! Bukan anaknya! Mana Zahrani?? Kenapa sedari tadi kamu tidak mau mengatakan nya kepadaku?? Dimana Zahra!!!'' pekiknya lagi yang semakin membuat kedua tubuh anak kembar itu bergetar tidak berhenti.
''Pa .. hik.. Piiii.....''
Deg!
Deg!
Rayyan mengepalkan kedua tangannya. ''Breng**k!!! Baji****!!!'' umpat Rayyan begitu murka.
Ia mendekati Pemuda itu dan mengambil paksa kedua anak kembarnya yang sedang tersengal-sengal.
Grep!
Brrruukkk...
''Broo!!!''
''Jangan sentuh anakku!!'' Seru Rayyan dengan suara meninggi.
Kedua anak itu memeluk tubuh Rayyan dengan erat.
Pemuda itu terkejut. ''Broo!! Nggak!! itu nggak mungkin!! Mana Zahra?!?! Aku ingin bertanya langsung padanya! Aku tidak butuh jawabanmu!''
Rayyan semakin murka mendengar ucapan pemuda itu. ''Pergi kau darisini! Jangan ganggu kedua anakku! Pergi!!''
''Nggak akan!! Kamu jangan ngaku-ngaku
jika itu kedua anakmu! Mereka berdua anakku!! Aku Papa nya! Aku yang membuatnya! Seenaknya saja kamu mengambilnya dariku!!! Nggak! kembalikan kedua anakku!!'' paksa pemuda itu pada Rayyan.
Terjadi aksi saling tarik menarik disana. Hingga Zarra dapat di rebut oleh pemuda itu. Bocah kecil itu pingsan seketika. Melihat itu semakin membuat Rayyan bertambah murka.
''Breng***!! Sialaaaaannn!!!!''
Bugh...
Bugh...
Bugh...
''Aaaarrrgghhtt... hentikan Bro!! Kamu menyakiti anakku!!!''
''Bukan!!! Mereka berdua bukan anakmu! Tapi anakku!! Kau! hanya ayah biologis nya saja! Tapi sedari mereka dilahirkan dan di hidup mereka adalah Aku! Rayyan putra Bhaskara!!!''
''Ngggaaaakk!!!'''
''Yaaaaa....''
''Apa?!?!?!''
''Mamiii!!!!''
Deg!
Deg!
💕💕💕💕💕
Assalamualaikum.. selamat sore kesayangan othor...
Hehehe... othor kembali bawa cerita baru. Cerita ini merupakan lanjutan dari Janda kembang S 2 ( Ternoda ).
Kalau kalian nggak tau, kalian boleh baca dulu disana ye, biar lebih nyambung.
Disini akan othor jelaskan semua siapa pelaku yang telah menodai Zahra hingga memberinya dua orang anak kembar sepasang.
So.. jangan sampai ketinggalan! Pantengin terus ye?
Wassalamu'alaikum Semua nya...
Semoga kalian Syukkaaa... 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Defi
aku mampir thor
2022-12-25
2
Elprida wati tarigan
haii kak! aku mampir😊. Nama tokoh yang sam tapi jalan cerita jauh berbeda ya kak😅
2022-12-15
1