Selamat Juga

Satu hari kemudian, Santo telah sadarkab diri. Ia kaget pada saat membuka matanya ada di sebuah kamar mewah nan indah.

"Alhamdulillah, Tuan susah siuman," sapa perawat yang telah merawat Santo.

"Sebentar ya Tuan, saya ingin memberitahu Tuan Besar Ranggi."

Sang perawat lekas keluar dari kamar megah tersebut menuju ke ruang tengah di mana saat ini ada seorang dokter yang selama ini merawat Santo dan juga Ranggi yang menyelamatkan Santo pada waktu itu.

"Tuan besar-dokter, pasien telah sadarkan diri," lapor sang perawat.

Saat itu juga Ranggi dan dokter melangkah menuju ke kamar di mana saat ini Santo sedang berbaring.

"Alhamdulillah akhirnya kamu siuman juga, nak. Dari kemarin kamu itu tak sadarkan diri," ucap Ranggi.

"Bapak ini siapa ya?" tanya Santo memicingkan alisnya.

"Nggak usah banyak bicara dulu, biar dokter periksa dulu kondisimu ya? nanti jika sudah kita bisa bercakap-cakap sepuasnya," ucap Ranggi tersenyum ramah.

Saat itu juga dokter segera mengecek kesehatan Santo dengan sangat detail sekali.

" Kondisi pasien sudah pulih, hanya tinggal menstabilkan energi dan menghilangkan luka-luka yang ada di tubuhnya saja. Paling satu atau dua hari lagi, sudah benar-benar stabil kesehatannya," ucap sang dokter pribadi Ranggi.

Bahkan Ranggi meminta pada dokter dan perawat untuk tidak mengatakan kepada siapapun tentang adanya Santo di rumahnya. Karena ia khawatir jika apa yang telah menimpa Santo karena tindak kriminal dari seseorang. Ranggi tak ingin nyawa Santo terancam.

Dokter dan perawat kini berpamitan, karena kondisi Santo sudah membaik hingga tak perlu perawatan khusus. Ranggi baru bisa bercerita setelah perawat dan dokter pergi.

"Nak, siapakah namamu?" tanya Ranggi.

"Namaku, Santo."

"Nak Santo, perkenalkan namaku Ranggi. Jika bersedia aku ingin tahu bagaimana kamu bisa ada di tepi jurang yang terjal?" tanya Ranggi penasaran.

Tanpa ada rasa sungkan, Santo menceritakan asal mula dirinya ada di tepi jurang. Ranggi sangat seksama dalam mendengarkan cerita dari Santo.

"Untung saja aku waspada, dengan meminta pada dokter dan perawat supaya tidak mengatakan pada siapapun tentang adanya dirimu di rumahku."

"Kamu harus waspada, jika perlu untuk sementara waktu kamu ada di sini dahulu. Nanti kita bicarakan bagaimana caranya supaya kamu tahu siapa pelaku sebenarnya yang menginginkan kamu tiada."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Ranggi, Santo pun menyanggupi. Dia juga belum sembuh sepenuhnya. Ia akan tinggal sementara di rumah Ranggi hingga sembuh total.

"Terima kasih Pak Ranggi, anda telah menyelamatkan saya. Jika tidak ada anda mungkin nyawa saya tidak akan terselamatkan," ucap Santo lirih.

"Sama-sama, Nak Santo. Saya malah berharap kamu tetap tinggal di sini selamanya untuk menemani saya, karena kebetulan saya hidup sebatang kara. Istri saya sudah meninggal sedangkan saya tidak punya keturunan sama sekali," ucap Ranggi.

"Apakah kamu bersedia menjadi anak angkatku, supaya aku ada yang menemani tinggal di sini dan tidak kesepian," ucap Ranggi kembali.

"Apa anda tidak merasa curiga dengan saya? kok begitu mudahnya menginginkan saya untuk menjadi anak angkat anda? kita kan baru kenal, pak. Apa bapak tidak khawatir jika saya akan berbuat jahat pada bapak?" tanya Santo lirih.

"Insya Allah tidak, saya bisa mengira-ngira mana yang orang itu baik dan mana yang orang itu tidak baik. Tapi saya tidak akan memaksamu untuk menerima tawaran saya menjadi anak angkat saya. Pilihan tergantung pada dirimu," ucap Santo.

"Baiklah Pak, saya bersedia menjadi anak angkat bapak. Saya akan tinggal di sini menemani bapak. Tetapi ada satu hal yang ingin saya minta pada bapak," ucap lirih.

"Katakan saja, Nak. Tak usah sungkan, jika saya bisa membantu pasti saya akan membantu dirimu dengan sepenuh hati saya," ucap Ranggi.

"Begini Pak, jika saya sewaktu-waktu pergi dari sini dengan tujuan ingin menyelidiki siapa yang telah menyakiti saya, apakah kiranya saya boleh pergi?" tanya Santo.

"Astaga, untuk hal itu tak perlu dipertanyakan lagi. Saya pasti akan mengizinkannya bahkan saya akan membantumu mengungkap siapa dalang dibalik penyeranganmu itu," ucap Ranggi terkekeh pada saat mendengar apa yang dikatakan oleh Santo.

"Baiklah kalau begitu Pak, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala kebaikan bapak terhadap saya," ucap Santo.

Sejak saat itu Santo menetap di rumah Ranggi bahkan Randy membantunya membuat identitas baru untuk kelak Santo menyelidiki tentang pelaku kejahatan terhadap dirinya.

Bahkan Ranggi juga kerap kali mengajak Santo ke pertambangan batubara yang dimiliki dirinya serta ke beberapa perumahan miliknya.

"Pak, hari ini aku akan pulang ke rumahku. Ingin melihat situasi di rumahku. Apakah bapak akan ikut atau tidak?" tanya Santo.

"Tidak usah, nak. Karena urusan bapak banyak sekali. Saran bapak, kamu kalau pergi jangan sendiri. Bawalah beberapa anak buah bapak untuk mendampingi dirimu dan pergilah dengan salah satu mobil yang ada di rumah ini. Kalau bisa kamu rubah penampilanmu supaya tidak dikenali orang. Dengan begitu orang yang telah melukai dirimu tidak akan mengincarmu lagi," ucap Ranggi.

"Tapi jika saya mengubah penampilan saya, pasti kekasih saya tidak akan mengetahuinya Pak," ucap Santo.

"Apa kamu tidak mencurigai kekasihmu itu, yang telah memerintah beberapa orang untuk mencelakaimu? kamu harus Lebih teliti lagi dan mawas diri, jangan langsung percaya kepada sembarang orang setelah apa yang menimpa pada dirimu beberapa hari lalu."

"Jadikanlah apa yang telah terjadi padamu itu suatu pembelajaran. Dan supaya kamu lebih berhati-hati lagi. Orang terdekat sekalipun bisa melakukan hal keji kepadamu. Jadi menurut bapak sebaiknya kamu selidiki dulu kekasihmu itu."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Ranggi, orang yang pertama akan ia selidiki adalah Shanti.

"Baiklah Pak, aku akan mendengarkan segala saran dari bapak. Bahkan aku akan menjalankannya, terlebih dahulu aku akan menyelidiki kekasihku," ucap Santo.

"Baguslah kalau begitu, kamu harus berhati-hati. Jangan lupa bawa beberapa pengawal untuk selalu ada bersamamu," pesan Ranggi.

Saat itu juga Santo pergi dari rumah Ranggi dengan membawa beberapa pengawal serta menggunakan salah satu mobil miliknya. Bahkan Ranggi membebaskan beberapa pengawalnya untuk menggunakan satu mobil lainnya.

Tak lupa Santo merubah dirinya supaya tidak diketahui oleh siapapun terutama oleh Santi. Ia juga telah menggunakan identitas palsu yang diberikan oleh Ranggi.

Melajulah dua mobil, yang satu dikemudikan oleh Santo dan yang satunya lagi oleh salah satu pengawal pribadi Santo dengan beberapa temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!