Santo pun pergi dari cafe tersebut, karena Shanti juga sudah pergi dari tadi. Tanpa sepengetahuan Santo, laju motornya di ikuti oleh sebuah mobil. Dan pada saat di jalan yang sepi, motor yang sedang di tumpangi Santo di pepet oleh mobil tersebut hingga terjatuh.
Dan secepat kilat beberapa orang yang ada di dalam mobil tersebut langsung saja memaksa Santo masuk ke dalam mobil, dan salah satu dari mereka melajukan mobil dengan kencang tanpa memikirkan motor Santo yang tergeletak begitu saja.
"Heh, siapa kalian? kenapa juga kalian ini menculikku?" tanya Santo lantang.
"Diam kamu, tak usah banyak tanya jika tak ingin nyawamu melayang saat ini juga!" bentak salah satu dari pria ini yang menculik Santo.
Santo bingung kenapa dirinya di culik padahal selama ini ia tidak punya musuh sama sekali.
"Aku pikir selama ini aku tidak punya musuh sama sekali tetapi kenapa ada yang menculikku. Apakah ada yang memerintahkan mereka untuk menculik diriku, lantas siapakah orang dibalik semua ini?"
"Lantas aku akan dibawa kemana oleh mereka ya? kenapa hatiku menjadi tak karuan seperti ini dan merasa akan terjadi sesuatu hal buruk pada diriku."
"Aku ingin melarikan diri dari mereka, tetapi mobil ini tak juga berhenti. Malah semakin melaju jauh meninggalkan kota ini."
Santo terus saja menggerutu di dalam hatinya, ia mulai merasa panik cemas takut bercampur aduk menjadi satu.
Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh dari kota. Mobil yang menculik Santo berhenti di sebuah hutan yang sangat sepi.
Dengan paksa beberapa orang penculiknya menyeret Santo keluar dari mobil terlebih dahulu. Mereka memukuli Santo hingga babak belur dan tak bisa apa-apa, bahkan sampai tak sadarkan diri. Setelah itu dengan kejamnya mereka mendorong tubuh Santo ke dalam jurang yang terjal.
Lantas mereka masuk kembali ke dalam mobil dan pergi dari hutan tersebut. Salah satu dari mereka melaporkan kepada Santi jika tugas yang diberikan olehnya telah diselesaikan saat itu juga.
Kring kring kring kring kring
satu panggilan telepon masuk ke dalam nomor ponsel milik Santi, ia pun segera mengangkatnya. Akan tetapi terlebih dahulu ia mencari tempat yang kira-kira aman supaya Rivaldo tidak mendengar percakapannya dengan salah satu anak buahnya tersebut.
"Bagaimana, apakah tugas yang aku berikan pada kalian sudah beres?"
"Sudah bos, kami yakin target tidak akan hidup karena sudah kami habisi. Mungkin saat ini jasadnya dimakan binatang buas yang ada di sebuah jurang tepatnya di hutan yang jauh dari kota."
"Baguslah, kalau begitu sisa pembayarannya akan aku transfer ke nomor rekeningmu sekarang juga. Setelah ini kalian pergilah sejauh mungkin, supaya tidak ada jejak sama sekali agar kita sama-sama aman."
"Baiklah bos, kami akan segera pergi sejauh mungkin sesuai dengan perintah anda. Terima kasih bos uangnya sudah sampai ke rekening saya."
Setelah memberitahukan bahwa usaha mereka telah berhasil panggilan telepon pun ditutup dari kedua belah pihak. Shanti tersenyum sinis, ia merasa keberuntungannya memang benar-benar sedang berpihak kepadanya. Pertama ia berhasil telah menyingkirkan Shinta dan kini ia juga telah berhasil menyingkirkan kekasihnya yakni Santo.
"Semua usahaku berjalan dengan lancar, mulus tidak ada hambatan sama sekali. Semoga kedepannya kehidupan rumah tanggaku bersama Rivaldo juga langgeng untuk selamanya kini sudah tidak ada dua orang yang bisa menjadi penghalang bagiku untuk bisa hidup bahagia bersama dengan Rivaldo," batin Shanti menyeringai senyuman sinis.
Kini Shanti sedang merasakan kebahagiaan yang berlipat-lipat, ia berpikir kebahagiaannya yang sedang do rasakan akan langgeng selamanya.
Tanpa sepengetahuan Shanti ternyata Santo itu tidak meninggal dunia. Walaupun ia telah babak belur dan dijatuhkan ke dalam jurang yang terjal namun ia masih bisa bernapas.
Perlahan Santo membuka matanya, ia tersadar dari pingsannya yang begitu lama. Ia mendapati dirinya saat ini berada di dasar jurang.
Dia pun mencoba untuk perlahan-lahan bangkit. Dengan langkah terseok-seok dan sangat pelan, Santo perlahan meninggalkan jurang terjal tersebut. Dengan ia berusaha naik ke atas kembali.
"Aku harus berjuang untuk hidup supaya aku tahu siapa sebenarnya otak di balik kejadian yang menimpaku ini. Aku tidak akan membiarkan orang itu berbahagia, justru aku akan membalasnya dengan lebih kejam daripada ini!"
Walaupun sangat susah baginya untuk bisa kembali ke atas jalanan, Santo terus saja berjuang dan berjuang. Berkali-kali ia hampir saja jatuh terperosok kembali ke dalam jurang tetapi ia mencoba bertahan dengan bertumpu pada akar-akar yang tumbuh di sekitarnya. Ia pun perlahan tapi pasti dengan kondisinya yang tidak memungkinkan terus berjuang untuk bisa sampai ke atas jalanan.
Beberapa kali Santo berhenti sejenak karena merasakan lelah. Apalagi kondisi tubuhnya yang saat ini merasakan sakit di sekujur tubuhnya, karena benturan yang teramat keras pada saat dirinya didorong hingga jatuh di dasar jurang.
Dia begitu lama untuk bisa mencapai ke atas jalanan lagi, dari malam menjelang pagi hingga menjelang malam lagi serta menjelang pagi lagi barulah ia mencapai
atas jalanan yang ternyata adalah sebuah hutan.
Dia pun sudah tidak bisa menahan rasa lelah dan rasa sakit di sekujur tubuhnya, hingga pada akhirnya ia tergeletak pingsan begitu saja di pinggir hutan tersebut.
Kemujuran memang sedang berpihak pada Santo, hingga tak berapa lama ada seorang pemburu binatang yang mendapati pingsannya Santo. Ia pun lekas menolongnya dengan segera membawanya pulang ke rumahnya yang tak jauh dari hutan tersebut.
Kebetulan pemburu binatang ini adalah orang yang lumayan kaya, ia memiliki segalanya, akan tetapi sayangnya ia hanya hidup seorang diri.
Makanya ia sangat senang pada saat menemukan Santo.
"Kasihan sekali anak muda ini, akan aku angkat ia menjadi anakku. Karena kebetulan aku hanya sebatang kara. Tidak punya seorang anak sama sekali, sedangkan istriku sudah pergi terlrbjh dahulu meninggalkan diriku dua tahun yang lalu."
Pria paruh baya ini langsung memanggil dokter pribadinya untuk data g ke rumahnya guna memeriksa kondisi Santo. Bahkan pria paruh baya ini meminta dokter pribadinya untuk mencarikan salah perawat.
Perawat khusus untuk merawat Santo selama belum juga sembuh. Karena pria paruh baya ini mempunyai kesibukan yakni ia mempunyai suatu usaha di bidang pertambangan batu bara.
Sebenarnya pada saat dulu usahanya begitu besar dan luas, tetapi karena tenaga yang tak memungkinkan hingga separuh dari usahanya di jual kepada orang lain. Dan uang hasil penjualannya ia gunakan untuk membeli tanah berhektar-hektar luasnya yang telah di bangun sebagai perumahan di kota tak jauh dari hutan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments