Papa Jessica tampak menutup matanya. Jessica tahu bahwa Sang Papa tengah berdoa karena mulut Papa nya itu tampak bergerak dan dia sendiri tidak bisa mendengar apa yang tengah dikatakan Papa nya itu.
"Apakah Tuan Leo Milton itu adalah orang yang sangat pintar dan juga pria yang baik?" Ucap Jessica yang tiba-tiba bertanya sesuai dengan apa yang tengah dipikirkan di dalam kepalanya.
Sang Papa dan saudara kembarnya Brian, tampak terkejut atas pertanyaan yang diajukan oleh Jessica itu.
"Iya." Balas Sang Papa singkat.
"Apakah aku akan mendapat kesempatan untuk bicara dengannya malam ini?" Tanya Jessica lagi.
"Tentu saja. Ini adalah waktu yang tepat bagi pasangan yang bertunangan untuk bicara satu sama lain." Balas Sang Papa.
Jessica lalu mengangguk. Dia kemudian berpikir bahwa dia hanya harus melakukan hal itu. Mungkin dia bisa bicara dengan Leo secara pribadi. Tentunya untuk meyakinkan Leo agar mengerti bahwa menikah dengannya adalah ide yang buruk. Melihat bagaimana Leo begitu menginginkan pernikahan ini, semuanya menjadi begitu nyata bagi Jessica agar dia bisa membuat Leo untuk bisa mendengarkan ucapannya.
Kali ini Jessica merasa jauh lebih baik karena dia sudah mengatur semuanya saat dia berbicara dengan Leo nanti. Leo pasti akan mengatakan kepada Papa Jessica dan Om nya bahwa pernikahan ini tidak akan pernah terjadi dan Jessica akan terbebas untuk bisa mendapat pekerjaan dan juga menikah dengan seseorang yang dia cintai.
"Apa yang sedang kau rencanakan?" Tanya Brian kepada Jessica.
"Aku akan bicara dengannya." Balas Jessica.
Tapi Brian tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jessica. Brian tahu benar bahwa Jessica akan melakukan sesuatu.
"Brian, apakah kau berpikir bahwa dia tengah mencoba untuk melakukan sesuatu?" Tanya sang Papa.
"Ayolah, bagaimana aku bisa saling mengenal dengannya jika aku tidak bicara dengan nya?" Tanya Jessica kepada Brian.
"Memangnya apa yang ingin kau bicarakan dengan nya?" Tanya Brian lagi dengan wajah penuh rasa penasaran.
"Aku percaya bahwa hal itu hanya akan diketahui antara aku dan suami masa depanku." Ucap Jessica.
Jessica tidak akan mungkin mengatakan semua yang ingin dilakukannya kepada Brian.
"Brian, ada sesuatu hal yang bersifat pribadi." Ucap Papa mereka. "Papa rasa itu semua tanda yang baik, karena dia mau berbicara dengan Leo tanpa dipaksa juga." Lanjut Sang Papa.
Brian tetap terdiam, Jessica tahu benar bahwa saudaranya itu tidak mempercayai dirinya. Jessica tidak menyukai fakta bahwa saudaranya itu sangat mengenal dirinya. Jessica memutuskan dia harus menemukan cara untuk menghindari Brian selama di pesta nanti yang dimana semua itu sangat sulit untuk dilakukannya, mengingat bagaimana Brian yang selalu berada di sisinya dan selalu mengawasi dirinya. Kecuali malam ini Jessica akan menjadi seseorang yang menarik perhatian orang lain di sana, karena dia adalah tunangan dari pemilik acara itu.
Pada saat mereka tiba di tempat acara itu, Jessica mulai kesal. Namun dia berusaha menahan dirinya.
Ternyata sudah ada banyak orang yang ada disana. Semua orang tahu bahwa akan ada pertunangan malam ini. Dan entah kenapa, cuaca malam ini terasa sangat panas membuat Jessica kesulitan untuk bernafas.
Jessica tiba-tiba merasa seolah dirinya merupakan seekor binatang yang tengah di dikurung di dalam kandang. Dia hanya bisa berharap bahwa Leo adalah seseorang yang masuk akal seperti apa yang diceritakan Papa dan saudara kembarnya ceritakan kepadanya.
Jessica tidak pernah melihat rumah ini sebelumnya. Rumah itu terlihat sangat indah dengan warna dekorasi yang berwarna biru dihiasi lampu-lampu yang membuat rumah itu semakin terlihat mewah. Ada taman yang begitu indah dan berwarna hijau dengan 2 pohon cemara kecil yang mendekorasi halaman depan rumah itu.
'Seseorang seperti Leo pasti mengatur rumah ini dengan sangat hebat dan aku baru saja mengagumi rumah nya ini.' ucap Jessica dalam hati.
"Kau pasti akan senang tinggal di sini." Ucap Sang Papa kepada Jessica. "Ini adalah salah satu rumah terbaik di kota ini. Rumah ini terdapat enam kamar tidur, tiga kamar mandi, dua kamar tamu, ruang hiburan, sebuah dapur yang besar dan ruang makan. Ada basemen dan juga beranda yang sangat besar di belakang rumah yang memperlihatkan taman bunga, air mancur dan sebuah gazebo. Dia memiliki seorang kepala pelayan dua koki, beberapa pelayan dan seorang sopir. Dia berencana untuk menyewa sopir lainnya jadi Ferry bisa menjadi sopir mu. Dia akan sangat baik dan akan memberikanmu apapun yang kau butuhkan." Lanjut Sang Papa panjang lebar.
Namun Jessica tetap saja berharap bahwa dia bisa menghentikan pernikahan itu karena dia tidak peduli meski dia akan mendapat hidup yang begitu mewah jika dia menjadi istri dari Leo Milton.
Jessica lantas mengikuti langkah Papa dan saudara kembarannya itu keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah. Jika rumah itu terlihat sangat mempesona dari luarnya saja, tentu saja di dalamnya akan jauh lebih indah lagi.
Pintu depan membawa mereka melalui sebuah ruang masuk yang ukurannya sebesar ruang makan di rumah mereka. Ada tiga tempat duduk di ruang masuk itu. Dua tempat duduk berada di sisi kiri dan satunya berada di sisi kanan dan beberapa tamu tengah duduk di bangku itu.
Ruangan hiburan berada di sisi kiri dan Jessica bisa melihat bahwa ruangan itu sangat besar dimana sebagian tamu tengah berdansa saat musik terdengar mengiringi tarian mereka itu.
Ada tangga yang akan membawa orang menuju lantai atas dimana di sana ada kamar tidur dan dua kamar mandi. Ruang masuk di lantai utama menuntun ke arah kamar tamu di sisi kiri dan kanannya. Ruang masuk itu berakhir pada sebuah pintu yang mengarah kepada sebuah ruang makan yang sangat besar. Jessica lantas berpikir bahwa sebuah pintu yang berada di sisi kanan pasti menuntun mereka ke arah dapur. Jessica lantas kembali berpikir dimana tangga yang akan menuntun orang pergi ke basemen.
Ruang makan itu memiliki pintu yang menuntun orang keluar ke arah beranda dimana beberapa orang tampak berdiri di sana dan tengah mengobrol satu sama lain. Ada beberapa meja bundar dan kursi yang juga berada di beranda itu.
Leo Milton tampak berdiri di pintu ke arah luar ruang makan itu. Dia tampak berbicara dengan salah seorang koki. Leo tampak menyebut tentang ruang makan. Bagi Jessica Leo tidak terlihat seperti pria yang buruk.
Leo tampak begitu rapi dengan rambutnya yang tertata rapi. Dia memiliki tubuh yang cukup tinggi. Dia juga tampak begitu bersih. Dia terlihat sangat memperhatikan dirinya sendiri. Dia bahkan tidak membutuhkan seorang istri untuk membuatnya menjadi lebih baik. Tentu saja Leo bisa menyadari bahwa sebenarnya pernikahan tidak dibutuhkan oleh nya.
Jessica mengambil nafas dalam saat ia melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya. Dia hampir mengenali semua orang itu dan dia menyadari bahwa Herry tidak ada disana dan Jessica tidak terkejut sedikitpun.
"Julia Marina dan Angel Devanka, ada disini." Bisik Brian kepada Jessica.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments