Sosok Leo Milton

Mengenai sosok Leo Milton, pria yang akan menikahinya itu, Jessica tidak begitu mengenalnya. Jessica hanya sekedar mengenal Leo karena dia berteman dengan Brian, selebihnya Jessica tidak tahu dan memang dia tidak pernah mau tahu.

Jessica bisa mengingat dengan jelas berapa kali dia bertemu dengan Leo. Dia tahu bahwa Leo sering menghadiri sebuah pesta yang juga dihadiri olehnya. Jessica sendiri beberapa kali pernah menyapa Leo karena Leo memang berteman dengan Brian. Tapi itu hanya sekedar sapaan saja dan Jessica tidak pernah mengobrol dengan Leo lebih lanjut.

Jessica sering melihat Leo mengobrol dengan Brian saudara kembarnya dan topik pembicaraan mereka tidak jauh dari pekerjaan dan juga bisnis. Jessica tidak yakin bahwa Leo tahu bagaimana cara untuk berbicara tentang hal lainnya selain bisnis. Jessica tidak bisa membayangkan jika mereka berdua akan menikah. Maka hidupnya akan sangat membosankan karena harus mempunyai suami yang hanya bisa membahas tentang bisnis saja. Jessica merasa bahwa dia dan Harry jauh lebih cocok satu sama lain. Dan bagi Jessica, hanya sosok Harry lah yang pantas dijadikan suami olehnya.

Sang Papa kembali melihat kearah Jessica dengan wajah yang tampak sedih. Sebenarnya, Sang Papa tidak pernah mau memaksakan kehendaknya pada Jessica maupun Brian. Tapi baginya, dia melakukan semua ini demi kebaikan Jessica.

Selama ini, Jessica selalu hidup dalam kemewahan yang diberikan Sang Papa. Tapi karena kebangkrutan yang dia alami, maka hidup kedua anaknya akan berubah. Jadi dia tidak ingin Jessica hidup dalam kemiskinan dan memutuskan untuk mengamankan kehidupan putrinya itu dengan menikah dengan seorang pria kaya.

Selain itu, dia cukup mengenal baik sosok Leo, calon menantunya itu dan begitu juga dengan keluarganya. Baginya, Leo merupakan sosok pria yang paling pantas untuk menjadi menantunya, menjadi penopang hidup bagi puteri yang amat dicintainya itu.

"Jessica, Papa sebenarnya tidak mau mengatur tentang kehidupan pribadi mu. Tapi jika tidak seperti ini, kau akan menjadi wanita yang kesepian dan hidup penuh dengan kesedihan. Papa sudah membuat keputusan yang terbaik untukmu." Ucap Sang Papa terus berusaha meyakinkan puteri nya itu.

Jessica terdiam, dia tidak tahu harus mengatakan apalagi. Brian lalu menatap kearah Jessica. Dia tahu bahwa Jessica bukanlah sosok orang yang suka dipaksa, apalagi menyangkut dengan masa depannya. Tapi, Brian tahu benar bahwa sosok Leo adalah laki-laki yang sangat tepat untuk menjadi pendamping saudari kembarnya itu.

Lagipula, Brian tidak akan mungkin menjerumuskan saudari nya itu ke arah yang salah. Jika Leo memang orang yang tidak baik, maka dia tidak akan mungkin mau setuju dengan keputusan Sang Papa yang menginginkan Jessica menikah dengan Leo.

"Leo adalah pria yang menyenangkan. Kau harus memberikan sebuah kesempatan kepada nya. Dia mempunyai selera humor yang bagus. Aku berkata seperti ini tentu saja karena aku sudah mengenalnya dengan baik. Lagipula, aku tidak akan mungkin menyetujui rencana Papa ini, jika Leo memang tidak pantas untukmu. Tapi percayalah, dia benar-benar yang terbaik untukmu." Ucap Brian berusaha meyakinkan saudari kembarnya itu.

"Hanya kepada seseorang yang mengerti dengan lelucon tentang bisnis yang akan mengerti dirinya." Balas Jessica. "Dia juga orang yang sangat aneh dan dia juga memberikan analogi yang paling buruk yang pernah aku dengar. Dia lebih cocok dibandingkan seperti seekor keledai yang besar dibandingkan dengan seekor kuda yang hebat." Lanjut Jessica.

"Dia memang bukan seorang pembicara yang lembut seperti Harry mu itu. Tapi dia adalah teman yang baik. Kau hanya belum mengenalnya dengan baik. Dia itu bisa berbicara tentang hal lainnya selain bisnis." Ucap Brian.

Dimata Brian, Leo adalah sosok teman yang baik. Orang lain tidak akan bisa melihat bahwa dia adalah tipe orang yang humoris karena orang lain hanya melihat Leo sekilas dan tidak mengenalnya lebih jauh. Dan hal itu sama seperti yang dianggap oleh Jessica tentangnya.

"Kapan?" Ucap Jessica yang mulai terlihat kesal.

"Dia sering kali melakukannya. Kau hanya tidak pernah memperhatikan dia." Ujar Brian.

"Alasan utama dia menerima pernikahan ini adalah karena dia ingin kalian berdua bisa dekat." Ucap Sang Papa menyela pembicaraan kedua saudara kembar itu. "Leo lebih baik dari Harry. Harry mungkin memang terlihat lebih mengagumkan tapi dia itu seorang pria yang egois. Dia hanya memperdulikan dirinya sendiri dan apa yang dia inginkan. Dan mungkin saja dia memang menginginkanmu saat ini. Tapi siapa yang bisa menjamin apa yang dia inginkan di masa depan nanti." Lanjut Sang Papa.

Sang Papa bisa melihat dengan jelas bagaimana sifat asli dari sosok pria bernama Harry yang selama ini menjalin hubungan cinta dengan putrinya itu. Bagi Sang Papa, Harry tidak pernah tulus pada Jessica. Apalagi jika dilihat bagaimana sikap orang tua Harry yang memang selalu mementingkan status sosial dibandingkan dengan yang lainnya.

Dan apa yang dipikirkan Sang Papa saat ini adalah, jika Harry dan keluarganya tahu bahwa keluarga mereka sekarang sudah bangkrut, bisa dipastikan bahwa Harry akan meninggalkan Jessica. Dan hal itulah yang tak ingin dilihat Sang Papa. Dimana dia harus melihat wajah sedih Sang Puteri apalagi sampai harus menangisi seorang pria yang memang sangat tidak pantas untuknya itu.

"Pernikahan adalah sebuah komitmen dan itu adalah pilihan yang kita buat. Tapi di sana harus ada cinta juga." Ucap Jessica.

"Cinta adalah sebuah keputusan yang dibuat seseorang dan Leo menyadari hal itu. Dia adalah tipe seseorang yang akan menjadi suami yang sangat baik untuk mu." Ucap Sang Papa.

"Papa menikahkan aku dengannya. Itu artinya Papa membiarkan aku hidup dalam kebosanan seumur hidupku." Balas Jessica semakin kesal.

"Papa akan mengatur waktu untuk kalian bisa bertemu. Jadi kalian berdua bisa mempunyai kesempatan untuk mengobrol. Mungkin dengan mengobrol berdua, kau akan menemukan bahwa dia bukanlah orang seperti yang kau takut kan." Ucap Sang Papa lagi.

Perut Jessica terasa sakit. Seluruh dunianya seolah berputar ke bawah di sekelilingnya dan dia merasa bahwa dia tidak bisa melihat hal itu akan berhenti secepatnya.

Jessica begitu tak bisa menerima apa yang diinginkan Sang Papa untuk dia lakukan. Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan seseorang yang tidak dia cintai. Bahkan mengenalnya saja tidak. Apalagi sosok pria yang akan menikah dengannya itu terlihat membosankan.

Bagi Jessica tidak ada pria yang sesempurna Harry dimatanya. Harry pria yang romantis dan bisa menjadi teman mengobrol yang asyik. Dibandingkan dengan Leo, Jessica jadi membayangkan bahwa hidupnya akan monoton dan begitu membosankan. Mengingat sosok Leo yang diketahuinya adalah pria yang serius, tidak bisa diajak mengobrol hal lainnya selain tentang pekerjaan dan bisnis.

'Oh ya Tuhan, tolong bantu aku.' ucap Jessica dalam hati.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Lysandra Aurelia

Lysandra Aurelia

ih Jessica keras kepala sekli

2024-05-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!