Pertunangan

Brian tampak menghela nafasnya panjang.

"Itu adalah faktanya Jess." Balas Brian kemudian berdiri dari duduknya. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu sebelum aku pergi." Lanjut Brian.

Jessica tampak terdiam. Dia sudah tahu bahwa dia tidak akan suka dengan apa yang akan dikatakan oleh saudara kembarnya itu.

"Om dari Leo sudah mengatur sebuah pesta makan malam untukmu dan juga Leo. Mereka akan mengumumkan tentabg pertunangan kalian kepada keluarga kita dan juga teman-teman yang lain." Ucap Brian kepada Jessica. "Dan itu adalah malam ini, pukul 07.00."

"Apa?" Teriak Jessica yang tampak begitu terkejut.

"Om dari Leo dan Papa yang sudah memutuskan ini pagi tadi. Jadi kita akan pergi ke rumah Leo." Sambung Brian.

"Dan bagaimana jika aku tidak mau pergi?" Ucap Jessica yang mulai kesal.

"Tolong jangan lakukan hal ini Jess. Leo tidak pantas menerima perlakuan bodoh seperti ini di hadapan semua orang." Ucap Brian.

Jessica tampak memutar bola mata dengan malas ke arah Brian.

"Apakah itu alasan kenapa dia mau menikah denganku? Apakah dia berharap bahwa aku akan membuat teman-temannya terkesan?" Ucap Jessica yang benar-benar begitu jengkel

"Tidak, tapi kau akan mempermalukan dia jika kau tidak muncul malam ini." Ucap Brian lagi.

Jessica tampak begitu kesal. Dia tidak punya pilihan lain. Tidak ada orang lain yang mau memberikan dia kesempatan dalam hal ini dan dia sangat membencinya. Entah kenapa dia benar-benar ingin menemukan jalan untuk bisa keluar dari pernikahan ini.

 

...****************...

Beberapa saat kemudian setelah sore hari, Jessica akhirnya mandi dan menggunakan pakaiannya. Dia mulai untuk bersiap-siap. Pesta malam nanti sudah sangat jelas dibuat oleh Papa nya dan Jessica tidak punya pilihan lain akan hal itu.

Dia tampak menyisir rambutnya ke arah belakang dan menaruh jepitan rambutnya yang tampak begitu serasi dengan gaun hitam yang dia pakai untuk digunakan di pesta malam nanti.

Dia akhirnya memang menggunakan gaun itu karena dia merasa seolah dia tengah menghadiri sebuah acara pemakaman. Terlebih dia ingin menghadiri acara pemakamannya sendiri, di mana dia berharap hal itu sebelum pernikahannya terjadi.

'Aku lebih baik mati daripada harus menikah dengan orang membosankan seperti dia.' ucap Jessica dalam hati.

Beberapa saat kemudian, setelah selesai bersiap-siap, Jessica turun ke lantai bawah dimana Sang Papa dan saudara kembarnya sudah menunggu dirinya. Jessica dengan penuh percaya diri turun dari lantai atas menggunakan gaun dan aksesoris serba hitam yang dia gunakan.

Sang Papa yang melihat Jessica menggunakan gaun itu tampak tidak senang.

"Jessica kau bertingkah tidak baik. Ini adalah sebuah pesta pertunangan. Kau bukannya akan pergi ke prosesi pemakaman." Ucap Sang Papa.

"Untuk Papa memang gaunku terlihat seperti itu. Tapi untukku ini bukan apa-apa. Justru pakaian ini sangat indah." Ucap Jessica bertingkah menyebalkan.

Brian, saudara kembarnya hendak mengatakan sesuatu. Tapi Jessica langsung menatap ke arah dirinya. Brian pun langsung menutup mulutnya, dia tahu bahwa saat itu juga dia harus tetap diam.

"Pergilah dan ganti pakaian mu." Pinta Sang Papa. "Segera gunakan sesuatu yang memiliki banyak warna cerah. Bukan suram dan gelap seperti yang kau pakai saat ini." Lanjut Sang Papa.

Suara bel pintu rumah tiba-tiba berbunyi. Itu adalah salah seorang pelayan Leo yang akan menjadi sopir mereka dari rumah ke lokasi pesta pertunangan berlangsung.

Sang Papa semakin tampak kesal, karena jika menunggu Jessica berganti pakaian, maka mereka akan terlambat tiba di lokasi pertunangan.

"Kau.....!!!" Sang Papa tampak sangat kesal. "Kali ini kau bisa bebas. Jadi kalau tidak perlu mengganti pakaian jelek mu itu." Lanjut Sang Papa.

Jessica tampak melipat tangan di dadanya dan mengangguk. Senyuman terukir jelas di bibirnya sebagai tanda kemenangannya karena sudah berhasil melakukan apa yang dia inginkan.

'Ini baru langkah pertama. Akan ada langkah selanjutnya. Lihat saja nanti.' ucap Jessica dalam hati.

"Papa, aku tidak bodoh. Jadi, aku sudah memikirkan tentang semua hal ini." Ucap Jessica seraya menyeringai.

"Papa hanya berharap bahwa Tuhan akan menunjukan kepadamu bagaimana bodohnya pikiranmu itu." Ucap Sang Papa seraya menghela napas. "Baiklah, ayo kita pergi sekarang lanjut sang Papa.

Jessica perlahan mengikuti kedua pria itu keluar dari dalam rumah dan pergi ke halaman untuk mendekat ke arah mobil yang menjemput mereka semua untuk dibawa menuju tempat pesta pertunangan.

"Selamat malam." Ucap sopir itu kepada mereka. "Nama saya adalah Ferry." Dia lalu melihat kearah Jessica dan berkata, "setelah pernikahan nanti, saya akan menjadi sopir anda."

Jessica hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian masuk ke dalam mobil bersama keluarganya.

"Kau lihat Jessica." Ucap Sang Papa. "Leo sudah mulai memperlakukan mu dengan sangat baik. Bahkan sebelum kalian resmi menikah." Lanjut Sang Papa.

"Terserah." Ucap Jessica.

Mereka semua lantas masuk ke dalam mobil. Perasaan Jessica mulai tidak karuan. Dia terus membayangkan bahwa setelah menikah nanti, maka hidupnya sudah resmi berakhir.

Jessica tampak menutup matanya dan bersandar di kursi berusaha menolak agar air matanya tidak jatuh ke pipinya.

Setelah sopir mulai menjalankan mobil, Sang Papa kembali melanjutkan bicaranya.

"Papa ingin kau bersikap dengan baik malam ini. Kau jangan sampai mempermalukan Papa dan saudaramu dengan bertingkah buruk di depan semua orang. Kau hanya boleh bertingkah bodoh di dalam rumah. Tapi ingatlah bahwa Papa tidak akan mentoleransi sikap buruk mu di depan orang lain. Terutama saat pesta berlangsung nanti." Ucap Sang Papa penuh peringatan.

Jessica membuka matanya perlahan lantas menghela nafas dan menatap ke arah Sang Papa dengan perasaan yang begitu kesal.

"Apa yang akan Papa lakukan jika aku menolak? Apa Papa akan menikahkan aku dengan seseorang yang tidak aku sukai lagi?" Ucap Jessica. "Bukankah mau aku bersikap baik atau buruk, Papa tetap saja akan menikahkan aku dengan pria membosankan itu?" Lanjut Jessica semakin kesal.

"Kau bahkan tidak mengenal dia. Bagaimana kau bisa membencinya seperti itu?" Tanya Sang Papa.

"Faktanya aku memang tidak mengenal dia dengan sangat jelas, itulah kenapa aku seharusnya tidak menikah dengannya." Ucap Jessica.

"Jika kau menikah dengan Harry, kau akan berakhir menyedihkan bahkan sebelum satu tahun pernikahan kalian. Kau tidak tahu apapun tentang dirinya seperti yang kau pikirkan itu. Papa tahu kau berpikir bahwa dia akan membuatmu bahagia. Tapi kau salah, pernikahan itu lebih dari sebuah rasa cinta yang kau punya dan senang-senang saja." Ucap Sang Papa berusaha menasehati Jessica.

"Leo juga sepertinya tidak sesempurna seperti yang Papa banggakan itu." Ucap Jessica. "Dia juga pasti punya kekurangan." Lanjutnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JENGKEL SEKALI DGN SIKAP JESSI.. BLM MNGENAL LEO DGN BAIK, SUDH MENJUDGE.... BARU KNAL HARRY SBNTAR SDH MMUJI MUJI...

2023-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!