4.
Shalwa yang tadinya terus berteriak histeris, kini sudah terdiam namun raut wajahnya terlihat pucat pasih, karena sama terkejutnya dengan Andre karena mobil kekasihnya itu tak mau berhenti melaju.
"Kamu tenang ya, kita pasti akan baik-baik saja." ucap Andre yang melihat kekasihnya sudah pucat.
Andre tak berhenti membunyikan klaksonnya, hingga ia benar-benar sampai pada persimpangan lampu lalu lintas yang bertepatan di jalur yang dilalui Andre lampunya berwarna merah, sementara di jalur lainnya mobil tetap melaju.
"Andre.....!" teriak Shalwa, saat melihat sebuah mobil box yang melaju dari berlawanan.
Andre memutar kemudi menghindari mobil box itu, namun sayangnya kecelakaan tak bisa ia elakkan, mobil Andre menghantam pembatas jalan. Seketika jalanan menjadi padat karena kecelakaan tunggal itu.
Dengan sisa kesadarannya, Andre bergerak menyentuh kepala Shalwa yang sudah berlumuran darah.
"Ndre, kalau aku gak selamat, kamu mau kan janji sama aku, jagain adik aku ya, Ndre. Nikahin dia, jaga dan sayangi dia seperti kamu mencintai dan menyayangi aku. Aku sangat menyayangi adikku, Ndre." dengan suara yang parau, Shalwa berucap semampunya. Anggap saja ini adalah amanah jika ia benar-benar tak bisa diselamatkan.
"Enggak Shalwa, kamu jangan berbicara seperti itu. Kamu pasti akan baik-baik saja." Andre menitihkan air matanya.
"Namanya Nazhwa, fotonya ada didalam laci meja kerja ku." ucap Shalwa lagi yang membuat Andre menggelengkan kepalanya.
"Ndre..." Shalwa pun kehilangan kesadarannya yang membuat Andre berteriak histeris hingga ia pun juga tak sadarkan diri.
Dua bulan setelah kecelakaan itu, Andre menjadi pendiam dan sering menyendiri. Rasanya ia tak punya semangat hidup lagi. Sebelumnya ia sempat koma selama satu bulan, dan setelah sadar ia diterpa kenyataan pahit bahwa kekasih hatinya telah meninggal dunia sebelum dibawa ke rumah sakit.
#FLASHBACK OFF
Andre dengan cepat menyimpan kembali foto Shalwa kedalam laci meja kerjanya saat mendengar suara ketukan dipintu ruangannya, ia tahu pasti itu adalah istrinya, Nazhwa.
"Mas, maaf ya aku terlambat nganterin makan siangnya." ucap Nazhwa sembari melangkah masuk.
Andre tak menanggapinya, ia membuka laptopnya kembali dan terlihat fokus, padahal perutnya sangat keroncongan meminta diisi makanan. Namun, ia tak ingin terlihat lapar dihadapan Nazhwa.
"Mas, makan dulu ya, aku tahu Mas pasti udah lapar."
Nazhwa meletakkan kotak makanan yang dibawanya, diatas meja. Kemudian ia menghampiri suaminya itu.
"Kerjanya bisa nanti lagi kan, kasihan makanannya dianggurin. Aku udah capek-capek loh masakin dan nganterin buat Mas kesini."
"Aku kan gak pernah minta kamu buat nganterin makanan kesini, lagipula kalau kamu merasa direpotkan ya udah, gak usah dikerjain!"
Andre beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan kearah pintu.
"Mas, kamu mau kemana?"
"Mau makan diluar." jawab Andre dengan ketus.
"Tapi kan aku udah bawain makanan, Mas."
"Kamu makan aja sendiri, kalau perlu kasih aja ke orang lain."
Andre pun membuka pintu ruangannya, namun baru selangkah ia keluar, dengan cepat ia kembali masuk saat melihat mamanya yang berjalan ke arah ruangannya.
"Ya udah, cepetan kamu siapain makanan itu, aku udah lapar banget." ucap Andre kemudian duduk disofa.
"Loh, bukannya tadi Mas bilang mau makan diluar?" tanya Nazhwa, dengan senyum mengejek.
"Gak jadi. Kamu itu gak usah bawel bisa gak sih, aku tuh udah laper banget." ketus Andre.
Tanpa menjawab, Nazhwa dengan sigap menyiapkan makanan untuk suaminya itu.
Tak lama kemudian pintu ruangan Andre terbuka. Andre dan Nazhwa serentak menoleh ke arah pintu yang baru saja dilewati oleh wanita paruh baya yang tersenyum hangat menatap mereka berdua.
"Tuh kan bener dugaan Mama, kamu pasti ada disini." wanita paruh baya yang merupakan ibu mertua Nazhwa itu mengusap lembut puncak kepala menantunya yang terbalut hijab.
"Tadi temen Mama telepon, katanya dia lihat kamu dirumah sakit. Em, coba Mama tebak ya pasti kamu lagi periksa kandungannya kan?"
Nazhwa tercengang sementara Andre yang mendengar itu seketika menyemburkan makanan yang baru saja masuk kedalam mulutnya.
Uhuk... Uhuk... Uhuk...
Nazhwa yang tadinya tercengang langsung teralihkan pada Andre dan dengan cepat memberikan air minum pada suaminya itu.
"Hati-hati dong, Ndre makannya. Jangan sampai kamu mati keselek, kasihan dong anakku kamu belum sempat lahir tapi Bapaknya udah mati duluan." ucap mamanya Andre dengan asal.
"Mama ngomong apaan sih?" kesal Andre.
"Udah mendingan kamu diam dan cepat habiskan makananmu itu, Mama mau ngomong penting sama menantu Mama." ucap wanita paruh baya itu lalu menarik tangan Nazhwa menjauh dari Andre.
Dan sekarang dua wanita berbeda generasi itu duduk berdampingan disofa lain diruang kerja Andre itu.
"Nazhwa, emangnya beneran tadi kamu kerumah sakit, ngapain? Yang Mama bilang tadi bener kan, kamu...
Nazhwa menggeleng yang membuat Mama mertuanya itu membuang nafas. Sedikit kecewa karena dugaannya ternyata salah. Namun ia juga tidak bisa berharap lebih karena lagipula pernikahan anak menantunya itu baru memasuki bulan pertama.
" Tadi itu aku cuma lagi jengukin teman, Ma." ucap Nazhwa, dalam hati ia merasa bersalah karena sudah membohongi Mama mertuanya.
"Oh gitu, Mama kirain." Kekeh wanita paruh baya itu.
'Maafin Nazhwa, Ma, karena sudah bohong sama Mama. Aku juga sangat menginginkan hal itu tapi bagaimana bisa sedangkan putra Mama sendiri hingga saat ini belum pernah menyentuhku.' ucap Nazhwa dalam hati.
"Ya udah gak apa-apa, kala gitu Mama pamit pulang dulu ya. Kamu disini saja tungguin suami kamu, kalian pulangnya bareng aja."
Nazhwa mengangguk, kemudian ia mengantarkan Mama mertuanya itu hingga kedepan pintu ruangan. Nazhwa terus menatap langkah Mama mertuanya itu yang kian menjauh hingga ia merasakan tepukan di pundaknya membuatnya terkejut.
"Mama tadi ngomongin apa sama kamu?" tanya Andre yang tiba-tiba sudah berdiri disamping Nazhwa.
"Pertanyaan lumrah yang selalu dipertanyakan oleh orangtua disaat anaknya sudah berumah tangga." Jawab Nazhwa kemudian melewati Andre masuk kedalam ruangan.
Andre mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti apa yang dimaksud Nazhwa. Ia mengikuti istrinya itu yang kini sudah duduk disofa sambil memijit pelipisnya entah kenapa kepalanya tiba-tiba saja terasa berdenyut.
"Maksud kamu apa?" Tanya Andre lagi yang kini sudah duduk berhadapan dengan istrinya itu.
Nazhwa menghela nafasnya sembari membenarkan posisi duduknya. "Mama nanya aku udah hamil apa belum." jawab Nazhwa yang membuat Andre seketika mati kutu.
Yah kenapa ia tak pernah memikirkan hal itu sejak awal. Ia sendiri yang memutuskan menikahi Nazhwa karena demi untuk memenuhi amanahnya namun ia tidak pernah menyentuh istrinya itu. Dan lihat sekarang pertnyaan yang memang sering dipertanyakan pada sepasang suami-istri yang baru menikah akhirnya terlontar dari Mamanya sendiri.
"Oh, gitu. Terus kamu jawab apa? Kamu gak ngomong yang macam-macam kan sama Mama?" Tanyanya lagi memastikan.
"Aku masih punya akal sehat untuk tidak menyebarkan aib rumah tangga ku sendiri meskipun itu pada mamamu sendiri, Mas."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yani
Andre memamng sakit di tinggal sama orang yang di cintai tapi harus menerima dengan ikhlas apa lagi ada amanah
2022-12-18
2
Ilfa Yarni
Andre2 km ditinggal mati untuk yg kedua kali dr wanita yg mencintai km baru tau rasa
2022-12-02
1