2.
Nazhwa bertekad untuk bisa sembuh, setidaknya bisa bertahan hidup sampai bisa meluluhkan hati suaminya. Namun jika tidak bisa, tak ada pula yang bisa ia lakukan selain memasrahkan semua jalan hidup nya pada Allah semata. Termasuk penyakit yang dideritanya saat ini.
Penyakit ginjal yang dideritanya hanya dokter pribadinya yang tahu. Bahkan kedua orangtuanya pun tidak ada yang mengetahui tentang penyakitnya itu.
Setelah memasukkan berkas catatan medis nya kedalam tas, Nazhwa pun bergegas keluar dari kamar. Saking terburu-buru nya, ia tak melihat keberadaan suaminya yang bersandar pada dinding kamar.
Sementara Andre sendiri, hanya bisa menatap nanar langkah Nazhwa yang kini sudah hilang dibalik tembok pembatas ruangan, tanpa berniat untuk mengejar atau sekedar bertanya kemana istrinya itu akan pergi.
_____________
"Nazhwa, penyakit ginjal yang kamu derita saat ini sudah terbilang cukup parah. Namun, pemantauan dan pengobatan yang cermat dapat membantu memperlambat perkembangan gagal ginjal. Pada saat yang sama, diperlukan kesiapan untuk melakukan transplantasi ginjal atau melakukan dialisis jika terjadi gagal ginjal. Lakukan konsultasi secara teratur untuk memantau kondisi secara rutin."
Nazhwa menatap seorang dokter wanita dihadapannya yang ia perkirakan seumuran dengan almarhumah kakaknya, dengan lekat. Semantara sang dokter sibuk menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya dan apa saja yang perlu dilakukannya sebagai upaya pencegahan agar penyakitnya itu tidak semakin parah.
"Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar penyakit ginjal tidak semakin parah. Yang pertama diet, tapi hal ini harus dikonsultasikan dulu pada ahli gizi untuk menentukan diet yang cocok bagi pasien penderita ginjal. Yang kedua, merubah pola hidup seperti berolahraga sekitar 30 menit sehari, setidaknya 5 hari dalam seminggu. Minum semua obat yang diresepkan oleh dokter sesuai dengan petunjuk. Rajin konsultasi dengan dokter untuk melaporkan jika ada keluhan baru yang terjadi."
Nazhwa hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. Namun, ia sendiri tidak tahu apakah ia bisa menjalaninya atau tidak, karena suasana hatinya yang kini sedang tidak baik-baik saja.
Tatapannya masih menatap dokter pribadinya itu yang sudah menanganinya selama tiga tahun terakhir. Dokter wanita yang bernama Heni Asmiati itu sudah seperti saudara bagi Nazhwa, karena hanya pada dokter Heni tempat ia mencurahkan keluh kesah tentang penyakitnya selain kepada Allah.
Usai menjelaskan pada Nazhwa, dokter Heni pun terdiam, ia juga menatap wajah Nazhwa yang terlihat sedikit pucat, dengan lekat.
"Kalau boleh tau, kenapa sebulan ini kamu tidak pernah datang berkonsultasi lagi. Apa ada masalah?" tanya dokter Heni kemudian.
Nazhwa menggeleng sambil tersenyum. "Tidak ada masalah, Dok. Alhamdulillah semuanya baik-baik saja." jawab Nazhwa dengan masih tersenyum.
"Sebenarnya sebulan lalu aku sudah menikah, tapi maaf aku tidak mengundang Dokter Heni... " sambungnya kemudian menundukkan kepalanya.
Dokter Heni menghela nafasnya sambil mengangkat sebelah alisnya. "Yah, aku mengerti. Karena kamu tidak ingin keluarga kamu tahu kalau aku adalah Dokter pribadimu." ucap dokter Heni.
Nazhwa mengangguk pelan sebagai jawabannya.
"Tapi sampai kapan kamu akan menyembunyikan penyakit kamu? Cepat atau lambat mereka pasti akan tahu, dan jangan membuat keluargamu menyesal karena terlambat mengetahuinya, apalagi sekarang kamu sudah punya suami." ujar dokter Heni.
"Nazhwa, penyakit ginjal yang kamu derita sudah stadium 4, dan tahapan ini sudah lumayan parah. Wajah kamu juga terlihat pucat." ucapnya lagi memperingati.
Nazhwa dengan cepat membuka tas nya kemudian mengambil cermin kecil dan melihat wajahnya. Benar saja, wajahnya memang terlihat sedikit pucat.
"Dok, kalau aku melakukan pengobatan yang rutin. Aku bisa sembuh kan?" tanya Nazhwa dengan masih menatap wajahnya di pantulan cermin.
"Atas izin Allah, In Sya Allah kamu bisa sembuh dengan menjalani pengobatan yang teratur. Tapi alangkah lebih baik jika kamu beritahukan keluarga kamu, aku yakin mereka pasti akan menyemangati kamu. Dan dengan begitu, itu bisa menjadi motivasi kamu untuk bisa lebih semangat berjuang untuk sembuh." jawab dokter Heni, yang berujung saran.
Nazhwa hanya bisa menghela nafasnya, rasanya belum siap untuk memberitahu pada keluarganya tentang penyakit ginjal yang dideritanya ini. Sejak awal ia memang tidak ingin keluarganya tahu dan menjadi beban pikiran keluarga. Nazhwa bertekad untuk tetap merahasiakan penyakitnya sampai waktunya nanti ia bisa sembuh atau tidak.
Setelah mendapatkan resep obatnya, Nazhwa pun berpamitan pada dokter Heni untuk pulang.
Sementara itu, Andre yang saat ini masih berada dirumah. Kini bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Namun, hari ini terasa berbeda karena tidak ada Nazhwa yang terus mengekor dibelakangnya, memperingatinya ini dan itu.
'Mas, bekalnya sudah aku siapkan, jangan lupa dibawa. Nanti saat waktu nya makan siang, Mas harus makan jangan sampai telat. Sebelum berangkat jangan lupa berdoa, terus bawa mobilnya jangan ngebut.'
Sejenak Andre menatap dirinya di pantulan cermin sambil kedua tangannya memasangkan dasi dikerah kemejanya.
"Ya Allah, aku tahu apa yang aku lakukan ini salah. Tidak seharusnya aku mengatakan hal itu pada Nazhwa, seharusnya aku diam saja. Pasti saat ini dia benar-benar terluka, tapi apa yang harus aku lakukan, aku sama sekali tidak mencintainya. Hanya ada satu wanita yang hingga saat ini masih bertahta di hatiku, namun dia sudah lebih dulu menghadap mu dan meninggalkan sebuah amanah yang sangat sulit bagiku." gumamnya.
Setelah selesai memasang dasi, Andre berbalik kemudian melangkah ke arah sofa di mana tas kerjanya nya berada. Sekali lagi ia termangu karena biasanya disamping tas kerjanya itu terdapat bekal yang selalu disiapkan oleh Nazhwa sebelum ia berangkat ke kantor. Namun, hari ini ia tak mendapati ada kotak makannya itu.
"Ya sudahlah, biar nanti aku pesan makan diluar saja." ucapnya sedikit mendesah, kemudian meraih tas kerjanya lalu segera keluar dari kamar.
Meski hari ini ia sempat bersitegang dengan Nazhwa, namun ia tetap melakukan apa yang selalu diperingati oleh istrinya itu.
Di saat kendaraan yang lain saling berlomba untuk mencapai tempat tujuan mereka, Andre justru melajukan mobilnya dengan pelan seperti apa yang selalu dikatakan oleh Nazhwa.
Sesampainya di kantor, Andre langsung menemui sekretarisnya dan memintanya untuk memesan makanan untuk makan siangnya nanti.
"Nanti tolong pesankan makan siang untukku." perintah Andre pada sekertaris nya.
"Tapi maaf, Pak. Tadi Bu Nazhwa telepon, katanya untuk makan siang Pak Andre nanti Bu Nazhwa yang akan bawakan." ucap sekertaris wanita muda yang bernama Nanda itu.
"Huh, apa? Kapan dia menelpon?" tanya Andre dengan ekpresi terkejut, ia pikir hari ini tak akan memakan masakan Nazhwa setelah apa yang terjadi tadi pagi.
"Baru sekitar lima belas menit yang lalu, Pak." jawab sekertaris Nanda.
Andre menanggapinya dengan senyuman kecut, kemudian ia bergegas masuk kedalam ruangannya dengan perasaan yang gamang. Ada perasaan bersalah terhadap istrinya itu, namun itu ia lakukan agar Nazhwa tak terus menuntut lebih padanya.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Note Author:
Jangan mengeluh. Nikmati lelahmu dengan banyak bersyukur meski hati meminta untuk menyerah, karena sesuatu yang indah itu hadir karena adanya perjuangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Maya Ratnasari
ginjal itu sifatnya irreversible alias tidak dapat kembali seperti semula. bila sudah rusak, ya sudah. tidak dapat disembuhkan kecuali diganti yg baru
2024-08-03
1
Yani
Semoga Nazwa bisa sembuh dari sakitnya
2022-12-18
1
Ilfa Yarni
lanjut thor
2022-12-01
1