3.
Sebelumnya...
Sepulangnya dari rumah sakit, Nazhwa merasa bersalah saat mendapati suaminya sudah tak berada dirumah. Yah saat ini Andre pasti sudah berangkat ke kantor dan ia tidak membuatkan suaminya itu bekal makan siang.
"Seharusnya aku pergi kerumah sakit setelah Mas Andre berangkat ke kantor. Lihat sekarang, aku absen satu hari akan tugasku sebagai istri." ucapnya lemah kemudian berjalan menuju dapur.
Nazhwa dengan cekatan memasak untuk makan siang Andre, dan sebelumnya ia sudah menelpon sekertaris Nanda, memberitahunya kalau ia akan mengantarkan makan siang untuk suaminya.
Setelah semua masakannya telah siap, Nazhwa bergegas berangkat ke kantor Andre menggunakan mobil pemberian suaminya itu sehari setelah pernikahan.
______________
Setelah memarkirkan mobilnya di pelataran kantor, Nazhwa bergegas turun dari mobilnya dan melangkah memasuki bangunan perusahaan milik suaminya itu. Dan seperti biasa selama satu bulan ini sekertaris Nanda akan menunggunya di lobi setiap kali ia mengatakan akan datang ke kantor.
"Selamat siang, Bu Nazhwa. Mari saya antar ke ruangan Pak Andre, kebetulan pak Andre baru saja kembali ke ruangannya sehabis meeting." ucap sekertaris Nanda seraya mengembangkan senyum tipis di bibirnya.
Nazhwa pun mengangguk serta membalas senyuman gadis muda yang berprofesi sebagai sekertaris suaminya,
meski begitu tak pernah membuat Nazhwa merasa khawatir karena sekertaris Nanda terbilang gadis yang sopan dan selalu menjaga penampilannya. Yah seperti yang selalu Nazhwa lihat selama satu bulan menjadi istri Andre, sekertaris Nanda selalu bersikap sopan dan berpakaian tertutup meski tak mengenakan hijab.
Saat berada di dalam lift, ponsel sekertaris Nanda berdering. Ia pun segera mengangkat panggilan itu serta mengaktifkan speaker nya.
"Nanda, kamu dimana? Ini sudah hampir lewat jam makan siang. Sepertinya istri saya tidak akan datang, jadi tolong kamu pesankan makan siang untuk saya." ucap Andre diujung telepon.
Sekertaris Nanda hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan bosnya itu, kemudian menyodorkan ponselnya pada Nazhwa.
"Silahkan, Bu Nazhwa saja yang jawab." ucap sekertaris Nanda setengah berbisik.
Nazhwa pun mengangguk, lalu mencondongkan sedikit kepalanya kemudian berkata.
"Tunggu sebentar lagi, makan siang akan segera datang." ucap Nazhwa kemudian langsung mematikan sambungan telepon itu.
Sementara Andre di ruangannya merasa bingung sambil menatap layar ponselnya, karena yang ia dengar adalah suara Nazhwa bukannya suara sekertaris Nanda.
"Aneh, apa karena aku merasa bersalah sehingga di mana-mana aku mendengar suara Nazhwa. Ah enggak, apa yang aku katakan tadi pagi itu gak salah, memang sudah seharusnya aku jujur kalau aku tidak mencintainya." gumamnya kemudian meletakkan ponsel dimeja lalu mengusap wajahnya.
"Tapi entah sampai kapan aku akan menyembunyikan kebenaran bahwa aku menikahi Nazhwa karena amanah dari almarhumah kakaknya sendiri." sambungnya dalam hati.
"Ah sudahlah, jika waktunya sudah tepat, aku akan mengatakan yang sejujurnya pada Nazhwa. Dan jika dia tidak terima dengan alasanku menikahinya, terserah asalkan dia tidak meminta cerai. Karena hal itu sangat berat ku lakukan. Sama beratnya saat aku menikahinya seperti yang diamanahkan oleh Shalwa." gumamnya kemudian membenarkan posisi duduknya lalu membuka laci meja kerjanya mengeluarkan foto almarhumah kekasihnya dari dalam sana.
Dengan lembut ia mengusap wajah Shalwa dengan ibu jarinya. Matanya berkaca-kaca, serta ingatannya menerawang jauh pada 6 bulan lalu di mana saat sebelum Shalwa menghembuskan nafas terakhir nya.
#FLASHBACK ON
"Andre, kalau hari ini adalah hari terakhir kita. Apa yang bakal kamu lakuin?" tanya Shalwa
Andre yang tengah fokus pada jalanan di depannya menoleh menatap kekasihnya itu yang juga sedang menatapnya dengan tersenyum jahil.
"Maksudnya?" Andre balik bertanya.
"Maksudnya, kalau seandainya hari ini kita bakalan mati, hal terkahir apa yang bakal kamu lakukan atau kamu inginkan?" ujar Shalwa mengulang pertanyaan.
"Em, yang bakal aku lakukan adalah menikahi kamu hari ini juga." jawab Andre sekenanya.
"Yah tapi gimana caranya aku nikahin kamu? Sampai hari ini pun kamu belum mau bawa aku bertemu orangtua kamu. Padahal aku serius mau nikahin kamu." sambung Andre.
Shalwa tersenyum getir kemudian mengalihkan tatapannya pada jalanan didepannya.
"Ndre, kamu mau tau gak apa yang aku minta jika hari ini adalah hari terakhir aku."
"Kamu mau minta apa memang nya? Em, pasti sama kan kayak aku? Kita menikah hari ini juga." terka Andre.
Shalwa menggeleng pelan sembari terkekeh. "Mana tau kita, Ndre, kalau mau mati hari ini. Nikah juga gak bisa asal aja gitu. Tapi kalau hari ini beneran hari terakhir aku, aku mau minta satu hal dari kamu." ujarnya sambil melirik Andre sekilas.
"Yang aku minta, kamu tetap jadi bagian keluarga aku walaupun aku udah gak ada." sambungnya yang membuat Andre mengernyit bingung, namun beberapa saat kemudian ia terkekeh.
"Ada-ada aja kamu, Sha. Gimana bisa aku tetap jadi bagian keluarga kamu kalau kamunya udah gak ada." kekeh Andre.
"Bisalah, aku kan punya adik, kamu bisa nikahin dia kalau aku udah gak ada." tukas Shalwa, dan Andre pun seketika menghentikan laju mobilnya.
"Tuh kan, kamu itu beneran serius gak sih sama aku? Kamu gak pernah mau bawa aku bertemu keluarga kamu, dan sekarang kamu juga baru bilang kalau kamu itu punya adik. Why, Sha? Dan apa yang kamu bilang tadi, please Shalwa jangan ngada-ngada kalau ngomong, kalau itu jadi kenyataan gimana coba?" kesal Andre.
"Udah ah gak usah kaget gitu. Nanti kalau udah waktunya kamu juga bakalan ketemu sama mereka, ayo gih jalan lagi entar telat loh sampai kantor nya." ucap Shalwa. "Dan yang tadi aku cuma bercanda aja kok."
Dengan perasaan sedikit kesal, Andre pun kembali melajukan mobilnya dengan kecepetan penuh yang membuat Shalwa berteriak histeris. Namun, Andre tak memperdulikan nya.
Andre terus melajukan mobilnya dengan kencang hingga tak memperhatikan keadaan sekitar, padahal jalanan begitu padat, namun Andre dengan lihainya menyalip kendaraan di depannya.
"Ndre, udah stop kamu bisa bikin aku mati jantungan." teriak Shalwa, namun Andre seolah tak mendengar nya.
Teriakan Shalwa yang sangat nyaring tak mampu menghentikan Andre yang terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Hingga saat mendekati lampu lalu lintas Andre mengerem mobilnya, namun sayangnya mobilnya tak berhenti yang membuat Andre terkejut, mau tidak mau ia membunyikan klaksonnya agar pengendara didepannya memberinya jalan.
Namun usaha Andre yang terus membunyikan klaksonnya tak membuahkan hasil, malah membuat pengendara lainnya marah.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Note Author:
Berfikir sebelum berucap, itulah yang biasa dilakukan oleh orang yang bijaksana. Yang sejatinya akan berkata "hati-hati dengan kata-kata, karena perkataan adalah doa". Hal ini tampaknya hampir disadari oleh semua orang, meski kenyataannya banyak yang hanya sekedar tahu dan tidak menerapkannya. Kita sudah sering mendengar kata bahwa jangan berkata sembarangan, apa pun itu keadaannya. Mau bercanda atau serius, Tuhan Maha Mendengar setiap ucapan. Diyakini, setiap perkataan adalah doa. Oleh sebab itu berkatalah yang baik-baik agar selalu datang kebaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yani
Bener ucapan addlah doa
2022-12-18
3
Ilfa Yarni
lanjut Thor setia menunggu tp jgn lama2
2022-12-07
1
Ilfa Yarni
maacih Thor udah up mlm2 gini up lg Thor kepo mih
2022-12-02
1