Satu bulan Mala bekerja di rumah Nyonya Ani menjadi asisten rumah tangga. Tetapi ia belum juga bertemu dengan ke-empat pemuda yang telah menghabisi nyawa calon suaminya.
Justru ia terus saja bertemu dengan pemuda yang waktu itu di temui dirinya mengajak pulang empat pemuda itu.
Dengan memberanikan diri, Mala bertanya pada Nyonya Ani.
"Nyonya Besar, kok rumah ini terasa sepi sekali sejak saya datang kemari ya? apakah memang yang tinggal di sini cuma Nyonya Besar dan Den Radit saja?" tanya Mala menyelidik.
"Tidak Mala, yang tinggal di sini itu banyak. Saya dan ketiga anak saya serta istri siri suami saya dengan dua anaknya. Hanya saat ini mereka sedang tidak ada di rumah sedang pergi ke luar kota semuanya," ucap Nyonya Ani.
Baru saja dibicarakan tiba-tiba datanglah keluarga besar, Nyonya Ani.
"Mah, bagaimana kondisi mamah? sayang sekali mamah tak ikut ke luar kota," tanya suaminya yakni Papah Rasyid.
"Mah, itu siapa cantik sekali?" tanya Angga menatap genit kepada Mala.
"Iya, mah. Kok tiba-tiba ada bidadari dari surga turun ke rumah ini?" ucap Anggit menimpali.
"Hey, gadis cantik. Sekiranya kalau belum punya pacar mendingan sama salah satu anakku saja," istri siri Tuan Rasyid yakni Ana ikut berbicara.
Kedua anak dari Nyonya Ana juga sedari tadi menatap ke arah Mala. Mereka adalah Ratno dan Roso.
"Sudah ayok masuk, dia ini asisten rumah tangga yang baru di rumah ini," ucap Nyonya Ani.
Semua tak percaya masa iya gadis cantik sekali, mau menjadi seorang asisten rumah tangga? mata ke empat pemuda itu terus saja menatap ke arah Mala.
"Dasar mata keranjang semuanya, hanya anak sulungnya saja yang dingin padaku. Siapa dulu yang mendekati aku, itulah yang akan aku mangsa," batin Mala.
Mala membantu membawakan koper milik salah satu anak dari Tuan Rasyid. Dan ternyata koper yang di bawakan oleh Mala adalah milik Angga.
"Terima kasih ya cantik, siapa namamu?" goda Angga genit menatap Mala dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Nama saya Mala, Den Angga."
"Hem, cantik sekali namamu itu secantik orangnya. Apakah kamu sudah punya pacar cantik?" goda Angga kembali.
"Mana ada yang mau dengan saya yang hanya asisten rumah tangga ini, Den," ucap Mala merendah.
"Mangsa pertamaku adalah dia," batin Mala.
"Saya permisi ya, Den."
Saat itu juga Mala keluar dari kamar Angga dan berpapasan dengan Radit. Mereka tak sengaja saling berpandangan satu sama lain bahkan tanpa berkedip.
"Hello, Ka Radit. Sudah dong menatapnya, dia itu gadisku," tegur Angga.
"Sejak kapan? baru aja ketemu main mengaku-ngaku aja dia itu gadismu. Berapa gadis yang sudah kamu pacari? mau sampai kapan kamu menjadi playboy seperti ini?" tegur Radit.
"Secara adikmu ini kan ganteng, makanya banyak gadis yang mau menjadi pacarku. Memangnya Kak Radit yang tak normal sama sekali tak pernah melirik gadis manapun," ejek Angga terkekeh.
"Sialan kamu, mengatakan kakakmu sendiri ini tidak normal. Awas saja kalau kamu minta jatah uang tidak akan aku beri sepeserpun," ancam Radit.
Hingga di tengah malam tiba ada satu ketukan di pintu kamar, Angga.
tok tok tok tok tok
"Siapa sih malam-malam mengganggu waktu tidurku saja," gumam Angga namun matanya tetap terpejam.
tok tok tok tok
kembali lagi pintu kamar terdengar di ketuk seseorang tapi tak terdengar suaranya.
"Sialan, mengganggu saja!"
Angga pun bangkit dari pembaringan dengan mengucek matanya yang masih ngantuk.
Dengan langkah gontay, ia berjalan ke arah pintu kamarnya dan membukanya.
"Sasa?" Anggap mengucek matanya lagi.
"Iya, sayang."
"Bukannya kamu ada di luar negeri?"
"Hust... jangan berisik nanti keluargamu bangun. Aku sengaja ingin memberikan surprise padamu. Yuk ikut aku...
Sasa menarik paksa Angga keluar dari kamarnya dan mengajaknya pergi dari rumah itu.
"Sasa, kamu ingin mengajak aku kemana?" tanya Angga dengan mata ngantuknya.
"Aku akan ajak dirimu bersenang-senang, apakah kamu masih mau menolakku?" goda Sasa dengan mengedipkan matanya genit.
"Aku suka dengan tingkah nakalmu ini cantik, apa lagi jika sedang di ranjang...oooh...tidak...aku jadi sudah tak sabar," ucap Angga mengusap paha mulus Sasa.
"Dasar pria hidung belang. Tamatlah riwayatmu sekarang juga! silahkan membayangkan sesuatu yang indah terlebih dahulu sebelum kamu menjemput ajalmu!" batin Sasa yang ternyata adalah jelmaan Mala.
"Sasa, kok kita jauh sekali? ini kan arah hutan, sayang?" tanya Angga muldi curiga pada saat mobil meluncur ke arah hutan.
"Memang ini arah hutan, lantas kenapa?" tanya Sasa nada bicaranya sudah berubah dingin.
"Heee... sekarang aku tahu dech. Kamu ingin kita bercinta dalam suasana yang berbeda ya kan?" ucap Angga dengan sangat yakin.
Sejenak Sasa menghentikan laju mobilnya karena sudah sampai di perbatasan hutan.
"Sa, kok diam sih?" tanya Angga menyibakkan rambut Sasa yang menutupi sebagian wajahnya sehingga tak terlihat jelas wajah Sasa.
Sasa menoleh ke arah Angga, dan Angga terhenyak kaget.
"Kamu?"
"Ya, ini aku. Kenapa kamu kaget seperti itu? bukannya tadi kamu akan mengajakku bercinta di hutan ini?" ucap Sasa yang telah berubah wujud menjadi Ruhi.
"Tidak, kamu ini bukan manusia tapi ular!" Angga mencoba keluar dari mobil tapi tidak bisa.
"Sayang, katanya kamu ingin mengajakku bercinta. Bukannya dulu kamu juga akan memaksa aku kan? sampai kamu dan ketiga saudaramu menembak mati calon suamiku!"
"Kamu tahu, aku datang kembali untuk membalas atas kematian calon suamiku oleh kalian berempat!"
Ssssstt..... terdengar suara desis ular, dan terlihat sekali kini Ruhi sudah berubah wujud menjadi ular.
"Kenapa kamu tak melihat wajahku? ayolah sayang." Ruhi memalingkan wajah Angga sehingga menghadap ke arahnya.
"To-to-long....le-pas-kan...aku ..aku minta maaf atas perbuatanku tempo dulu..
to.... long..." Angga ketakutan dan ia pun menangkupkan kedua tangannya di dada.
"Apa kamu lupa? pada saat itu aku pun meminta hal yang sama pada kalian? supaya melepaskanku, tetapi apa? kalian malah semakin menjadi-jadi bukan?"
"T O K !!"
Ruhi mematuk kening Angga.
"Aaahhh......"
Seketika itu juga Angga meninggal di tempat dan Ruhi keluar dari mobil itu.
Dia membuat mobil itu seolah alami kecelakaan dan masuk ke dalam jurang.
"Vikri..aku baru membalaskan dendammu pada satu orang."
"Tetapi aku pastikan, tiga yang lainnya akan alami hal yang sama! kamu jangan khawatir sayang, rohmu pasti akan tenang jika dendammu sudah aku balaskan!"
Saat itu juga Ruhi berlalu pergi dari hutan tersebut. Ia kembali ke rumah mewah milik Nyonya Ani dengan wujud Mala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
PinkyOwl
target balas dendam udah ada
2023-01-14
0