MHL Bab 5

Dexter menyesap minumannya dengan kasar, sudah hampir tiga puluh menit lamanya dia menunggu calon kliennya di cafe ini, tapi sang calon klien tidak kunjung tiba.

Ekor matanya terus saja melirik ke arah jam tangan rolex berharga fantastis yang melingkar di pergelangan tangannya yang kekar.

Ini sudah cukup menyita waktunya, dia bukan tipe orang yang suka membuang waktu dan menunggu. Kalau saja Kenny tidak menyuruhnya dan meminta tolong, Dexter tidak akan sudi menunggu orang yang tidak profesional.

"Sialan! ini hanya membuang waktu-,"

"Sorry, aku terlambat."

Dexter yang baru saja hendak bangkit dari duduknya kembali terurung. Pria itu menoleh, kedua matanya menatap lekat pada orang yang baru saja mendudukkan diri dihadapannya.

"Maaf, tadi aku ada urusan sebentar yang tidak bisa di tunda. Sekali lagi aku minta maaf Tuan Peng-,"

"Dexter. Antonio Dexter, itu nama ku. Kau Nyonya Luciana Simon-,"

"Luciana Fharcot, bukan Simoncelli!" wanita itu menyela cepat, sedangkan Dexter hanya mengangguk sembari menahan senyumannya.

Pria itu berdehem, Dexter sedikit menegakan tubuhnya saat dia memulai pembicaraan dengan klien barunya. Pria itu menatap lekat pada wanita yang sedang berusaha duduk dengan nyaman di kursinya, satu alis Dexter terangkat- dahinya mengernyit kala melihat kliennya seperti tidak nyaman.

"Apa ada hal yang membuat mu tidak nyaman, Nyonya?" Dexter kembali bertanya, pria itu menelisik seluruh gerak gerik wanita berwajah cantik dan sempurna ini.

Ya, Dexter tidak dapat membohongi kedua mata bajingannya. Dia mengakui kalau wanita yang akan menjadi kliennya ini sangat cantik. Lalu kenapa suaminya malah berselingkuh? apakah pria itu sudah katarak? atau tidak bisa melihat dengan jelas wajah istrinya yang cantik bak dewi Yunani.

"Ma-maaf Tuan Dexter. A-aku hanya gugup, maaf kalau gerakan tubuh ku membuat mu tidak-,"

"It's oke, buat dirimu senyaman mungkin. Mari kita bahas apa yang ingin kau bagi dengan ku, agar aku bisa tahu penyebab dirimu ingin menggugat cerai suami mu itu," Dexter menopang dagu, kedua matanya menatap lekat pada wanita yang terlihat menghela napasnya sebelum bercerita.

Netra indah itu perlahan naik, menatap kedua manik mata Dexter yang juga tengah menatapnya tak berkedip. Bibir tipis nan semerah cherry itu mulai bergerak, suara halus dan terdengar tegas juga serius mulai mengalun di kedua telinga Dexter.

Pria itu menjadi pendengar yang baik ketika Luciana terus saja menceritakan hal yang membuatnya mengambil keputusan besar ini.

"Kau melihatnya secara langsung?" tanya Dexter, pria itu membuka laptopnya dan mulai mengetik poin penting yang Luciana ceritakan.

"Iya, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!" sahutnya yakin.

Dexter mengangkat wajahnya, kedua alisnya menukik mendengar ucapan Luciana. Pria itu terdiam sejenak, dia seperti tengah berpikir dan mengingat sesuatu.

"Harusnya kau merekamnya juga. Itu akan membuat mu dengan mudah mengugatnya, tapi tidak apa apa- aku berjanji akan melepaskan mu dari suami mu yang, ya menurutku tidak baik."

' Aku juga bukan pria baik, tapi aku tidak pernah berselingkuh apa lagi kalau sudah memiliki istri sebaik dia. Dimana mana pria itu menang bajingan, tidak peduli dia siapa.' lanjutnya dalam hati.

Luciana tidak menyahut, wanita itu hanya membasahi bibirnya yang sedikit kering. Apa yang dikatakan oleh pria yang bernama Dexter ini memang ada benarnya, kenapa dia tidak merekamnya sebelum pergi.

Dia terlalu shock waktu itu!

Luciana terus saja sibuk dengan pikirannya sendiri, wanita itu menghela napas kasar membuat dadanya naik turun. Bibir tipisnya sesekali dia gigit karena grogi, bukan hanya grogi tapi juga gemas karena tidak melakukan hal sepele itu.

Reaksi Luciana tidak lepas dari kedua mata Dexter, pria itu memperhatikan kliennya dalam diam. Netra nakalnya tertuju pada bibir dan gerakan leher Luciana yang sedari tadi cukup menggangu.

Dexter tidak sadar menelan salivanya sendiri. Terlebih saat bibir tipis itu terus saja digigit, bola mata Dexter bergulir- menelisik visual indah yang ada di depan matanya saat ini.

Tatapan Dexter semakin turun, hingga akhirnya pria itu berhenti di satu titik. Kedua mata jeli Dexter mengarah paha tulang selangka Luciana yang terlihat membiru.

"Apa yang sudah suami mu lakukan? ini- bekas ini bukan tanda sehabis bercinta. Suami menyiksamu, Nyonya Luciana?" Dexter tidak berbelit belit, bahkan dia tidak sungkan berkata frontal di depan kliennya.

Luciana yang tadinya masih sibuk dengan pikirannya sendiri tersentak hebat. Satu tangannya meraba lehernya yang memang terasa sakit, ternyata manipulasinya tidak berhasil padahal dirinya sudah memberikan banyak fondation diarea lebam itu.

"Katakan semuanya padaku, jangan pernah ada yang kau tutupi. Kau percaya ada pengacara mu ini kan, Luciana?" Dexter kembali mendesak, kali ini tidak ada kata Nyonya lagi dia sematkan saat memanggil kliennya.

Dexter akan berbicara dari hati kehati dengan Luciana setelah ini. Dia yakin kalau wanita ini akan sulit untuk menceritakan kehidupannya secara gamblang pada orang yang belum dikenalnya, mungkin kalau Kenny pria itu akan dengan mudah mengorek semua kehidupan Luciana. Tapi dirinya Dexter bukan Kenny, jadi bersiaplah untuk bersikap manis dan lucu kali ini.

DEXTER MODE WARAS

**DEXTER MODE SAWAN😂😂😂😂

SEE YOU MUUUAAACHH😘😘😘**

Terpopuler

Comments

𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥

𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥

𝐛𝐫𝐩 𝐫𝐨𝐧𝐝𝐞 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐧𝐠?


𝐡𝐚𝐝𝐞𝐡 𝐡𝐚𝐫𝐞𝐮𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐢𝐡


𝐩𝐚𝐤 𝐬𝐮 𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐚𝐤 𝐬𝐮😭😭😭

2024-07-28

0

Teralis

Teralis

sy maulah berkasus klau kliennya modelan begini 😍🥹

2023-12-12

0

Abie Mas

Abie Mas

dexter sang penyelamat luci

2023-11-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!