Aroma Yang Sama

Waktu menunjukkan pukul lima sore, Bella belum selesai dengan pekerjaannya.

“Bell, aku duluan ya. Mau mampir ke toko buku soalnya,” pamit Sima.

“Iya hati-hati.”

“Kamu masih banyak?” tanya Sima mendekati Bella.

“Dikit lagi kok, udah sana duluan. Aku mah gampang pulangnya,” usir Bella. Sima mengangguk berlalu pergi. Satu persatu para staf pun beranjak keluar. Hingga waktu menunjukkan pukul setengah enam Bella baru menyelesaikan pekerjaannya. Ia segera membereskan mejanya. Setelahnya ia beranjak, bertepatan dengan itu pintu direktur terbuka. Sepertinya Arfa juga bersiap untuk pulang.

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin ia tanyakan. Namun, mengingat kejadian tadi siang, rasanya moodnya langsung buruk. Tak ingin berpapasan, Bella buru-buru beranjak dari tempatnya. Ia sedikit berlari menuju lift, ketika pintu lift terbuka Bella buru-buru melangkah masuk, dan bersiap menekan tombol close, karena ia pikir semua sudah aman. Arfa pasti akan menggunakan lift khusus direktur.

“Tunggu!” teriakan seseorang membuat Bella sontak menekan tombol open, hingga pintu lift gagal untuk tertutup.

Lagi-lagi ia terkejut ketika mendapati Arfa beserta asistennya yang bernama Yudi, dan Manager Agus masuk ke dalam lift.

“Terima kasih Bella,” kata Agus.

“Sama-sama Pak Agus,” jawab Bella dengan senyum canggung. Jantungnya berdegup kencang, ketika posisi dirinya kini berada di dekat Arfa, bahkan ia dapat menghirup aroma parfum lelaki itu. Aromanya masih sama seperti dulu. Selera Arfa ternyata tak berubah soal parfum. Namun, kenapa sifatnya berubah.

“Pulang sama siapa Bel?” tanya Agus lagi.

“Abang–”

Sontak Arfa menoleh ke arahnya, hingga membuat pundaknya hampir bergesekan dengan Bella. Beruntung perempuan itu sigap memundurkan tubuhnya.

“Biasa Abang ojol, Pak.”

“Maaf ya Bella, kami jadi menghambat kamu. Karena kebetulan lift khusus Direktur sedang diperbaiki,” ujar Yudi menjelaskan.

“Ohh tidak masalah. Perusahaan ini kan milik Pak Arfa, aku hanya pegawai biasa tidak punya hak wewenang apa-apa.”

Tidak lama kemudian pintu lift terbuka, Bella buru-buru keluar lebih dulu. “Maaf ya Pak. Ojek saya sudah menunggu di depan soalnya,” ujar Bella dengan langkah terburu-buru.

Keluar dari lift, Arfa menatap ke arah pandangan Agus, tampak lelaki itu tersenyum manis melambaikan tangannya ke arah Bella. Sementara Yudi berlalu mengambil mobilnya.

“Kenapa kamu menatapnya sampai seperti itu?” tanya Arfa.

Agus menggeleng. “Tidak apa-apa Pak. Hanya–”

“Kamu menyukainya?” tebak Arfa.

“Aduh jadi malu kan ketahuan,” ujar Agus salah tingkah. Wajah Arfa tetap terlihat datar, pandangannya juga lurus menatap Bella yang tengah memakai helm berwarna hijau, hingga kemudian duduk di jok belakang motor, sampai motornya melaju meninggalkan area kantor.

“Banyak lho Pak yang suka sama Bella. Karena anaknya itu ceria, suka menolong, cantik, baik, mudah berbaur. Tapi yaitu, susah sekali buat dapatin simpatinya. Saya saja sampai heran sebenarnya lelaki seperti apa yang ia cari,” sambung Agus.

Arfa hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Hingga mobil yang kemudikan Yudi tiba, lelaki itu berlalu masuk ke dalam.

Keluar dari area kantor, mobil berjalan dengan mulus. Hingga tiba di lampu merah mobil berhenti tak sadar ia menoleh ke arah samping, ia melihat Bella yang duduk menyamping. Pandangannya mengarah pada pakaian yang di gunakan oleh Bella, blezer berwarna biru, serta rok span berwarna hitam, membuat ia menghela nafasnya berat.

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

bingung juga sama sikap arfa

2024-04-21

0

Ulfa Monalisa

Ulfa Monalisa

Kelihatan ya Ar...😆😆😆😆😆

2024-03-10

0

Bernadet Wulandari

Bernadet Wulandari

arfa jaim kayanya mah.

2023-03-25

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 73 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!