Miko Kara Santana tersentak kaget oleh tepukan pelan dilengannya. Ia pun berbalik dan mendapati adiknya ada di sana dengan senyumnya yang selalu tampak manis itu.
"Kak Miko belum tidur?"
"Ah iya, aku sedang mencari Mbak Sherin. Tidak biasanya ia terlalu lama dibawah seperti ini." jawab Miko balas tersenyum.
"Dan kamu? kok belum tidur juga, dan malah berkeliaran di sini." Miyu tersenyum kemudian mengangkat botol air minumnya yang kosong.
"Aku ingin ke dapur Kak. Takutnya tengah malam kehausan, hehehe." jawab Miyu tertawa cengengesan.
"Ah iya pengantin baru biasanya tuh haus malam-malam. Sana cepetan jangan sampai suamimu mencarimu kalau terlalu lama di luar." Miyu hanya tersenyum karena ia tahu Arya sendiri sedang tidak berada di kamarnya saat ini. Dan alasannya mencari air minum hanyalah pura-pura semata.
"Oke kak. Kalau aku ketemu Mbak Sherin di dapur pasti aku kasih tahu kalau kak Miko udah rindu, hihihi." ujar Miyu dengan tawa lucunya. Miko sampai ikut tertawa dibuatnya.
Pria itu memang rindu pada istrinya. Rindu untuk pertama kalinya yang ia rasakan setelah lebih sebulan pernikahan mereka.
Miko pun meninggalkan ruangan itu dan mencoba mencari sosok istrinya yang entah ada dimana.
Sementara itu di dalam kamar yang ditempati dua orang mantan kekasih itu. Sherina akhirnya berhasil melepaskan dirinya dari kungkungan Arya sang adik ipar.
Ia segera keluar dari kamar itu dengan dada berdebar kencang. Perasaannya campur aduk dan tak ia kenali.
Sedangkan Arya tersenyum miring. Ia sekarang yakin kalau ia bisa meraih Sherina kembali ke dalam pelukannya dan pastinya akan menjadi miliknya.
Ia yakin sekali kalau Sherina Majid belum berhasil disentuh oleh suaminya mengingat bagaimana gugupnya perempuan cantik itu ketika ia berusaha menyentuhnya. Tampak sekali kalau ia masih sangat polos dan murni.
"Akan aku dapatkan kembali milikku Miko Kara Santana!" geramnya dengan wajah mengeras. Ia pun keluar dari kamar itu setelah tidak mendengar apa-apa lagi di luar sana.
"Mas Arya?" ia tersentak kaget karena suara Miyu tiba-tiba menahan langkahnya yang baru saja menutup pelan pintu kamar kosong di rumah itu.
"Miyu? kamu di sini?" tanyanya berusaha menghalau rasa kagetnya.
"Dan kamu juga disini?" mereka berdua saling menatap dengan pikiran masing-masing.
"Ayo kita tidur. Aku sudah sangat mengantuk." ucap Arya sembari melangkah terlebih dahulu di depan istrinya. Miyu hanya mengikut dengan bahu terangkat.
Gadis itu tidak tahu apa urusannya suaminya berada di dalam kamar kosong itu padahal ini adalah hari pertamanya tinggal di rumah ini.
Sesampainya di dalam kamar yang masih menampakkan suasana kamar pengantin itu, Arya langsung naik ke ranjang dan memeluk bantal gulingnya tanpa berbasa-basi sedikitpun pada istrinya.
Miyu Kara Santana hanya menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia tak menyangka kalau pernikahan kilat ini akan seperti ini kejadiannya.
Suaminya masih sangat aneh dan asing baginya. Sosok yang ia kenal karena sebuah kebetulan semata dan berakhir pada sebuah pernikahan kilat yang ia sendiri tidak tahu apa latar belakangnya.
Gadis itu pun membuka hijabnya kemudian menyisir rambutnya yang panjang sebahu. Ia menatap dirinya di dalam cermin dan mulai berpikir macam-macam.
Apakah aku tidak menarik?
Sampai suamiku sendiri tidak pernah memandangku sedikitpun. ujarnya membatin seraya menyentuh wajahnya yang tampak putih dan mulus.
Ia pun melirik ke arah tempat tidur di mana suaminya sedang tertidur dengan pulas di sana. Dengkuran halusnya sampai kedengaran di dalam kamar pengantin yang sepi itu.
Aku tidak tahu untuk apa ia menikahiku tetapi aku hanya berharap pernikahan ini baik-baik saja. harapnya dalam hati.
Gadis cantik itu pun perlahan naik ke tempat tidur. Ia membaringkan dirinya di samping suaminya dengan perasaan campur aduk.
Untuk pertama kalinya ia tidur dengan seorang laki-laki dan itu adalah suaminya.
Tetapi rasanya tidak ada bedanya saat ia masih sendiri maupun sudah menikah. Laki-laki di sampingnya itu hampir tak bergerak samasekali dan fungsinya tak lebih hanya sebagai bantal guling saja.
Miyu menarik nafas panjang kemudian membaca doa sebelum tidur. Ia berharap saat bangun tidur nanti semuanya akan lebih baik.
Berbeda halnya dengan pasangan suami istri lainnya di dalam rumah itu.
Miko menatap istrinya yang baru masuk ke kamar itu dengan tatapan penuh kerinduan. Baru kali ini ia menyesali sikap cueknya pada perempuan cantik yang sudah ia nikahi itu.
Perjodohan yang ternyata sudah diatur oleh kedua orangtua mereka berdua membuatnya harus menikahi Sherina Majid padahal ia sudah mempunyai seorang kekasih.
Ia ingin menolak tetapi saat itu orangtua Sherina sedang kritis di Rumah Sakit dan memintanya untuk menikahi putrinya agar mereka berdua merasa tenang.
Dan selama lebih dari sebulan ini mereka berdua berlakon sebagai suami istri yang bahagia di depan orang tua tetapi tidak jika berada di dalam kamar.
Ia sangat cuek pada istrinya itu meskipun Sherina selalu menunjukkan perilaku yang sangat baik padanya.
Entah kenapa saat melihat istrinya itu sangat cantik pada pesta pernikahan adiknya, ia baru menyadari kalau sudah melakukan sebuah kesalahan besar karena telah menyia-nyiakan perempuan cantik itu.
"Aku mencarimu tadi Sherin. Kamu dari mana saja?" tanyanya saat istrinya itu sudah mengganti pakaiannya dengan sebuah pakaian tidur yang amat terbuka menurutnya.
Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh istrinya selama ini. Dan ternyata itu sangat cantik dan membuatnya menelan salivanya kasar.
Sherina tersenyum kemudian menyisir rambutnya dengan jari-jarinya. Ia balas menatap suaminya itu dengan tatapan menggoda.
Ia ingin membuktikan kata-kata Arya tadi. Apakah suaminya bisa membahagiakannya atau tidak.
"Aku ada dibawah Mas. Seperti biasa. Mengecek keadaan pekerjaan Asisten Rumah Tangga sebelum tidur." jawabnya seraya mendekati posisi suaminya yang sedang duduk di atas ranjang.
"Kamu gak capek ya, setiap malam melakukan pekerjaan itu sendiri padahal kan ada ART di rumah ini?" tanya Miko dengan tatapan lurus ke arah mata bening sang istri.
"Capek sih Mas, tapi aku kan tidak suka kalau aku tidur tanpa mengecek semuanya." jawab Sherina seraya berpura-pura meregangkan otot-ototnya supaya nampak benar-benar lelah dan capek.
"Sini deh kamu duduk di sini biar aku pijitin. Tangan aku bisa lho membuat tubuhmu kembali segar." Miko menarik tangan istrinya dan mendudukkannya di sampingnya.
Sherina Majid tersenyum. Ia harap rencananya untuk mendapatkan kebahagiaan bersama dengan suaminya akan terjadi malam ini. Karena ia takut akan tergoda dengan rayuan dari adik iparnya. Ia ingin merasakan malam pertama yang diberkahi dengan suaminya sendiri.
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Normah Basir
Serina kamu hrs mempertahankan rumah tanggamu
2024-09-29
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
Yang Polossss....
hihihi
bergetar dak dik duk
2022-12-29
2
penggemar novel onlen
Sherina istri yang baik. Yang kacau itu si Bimo lele
2022-12-02
5