Miyu Kara Santana menatap sosok pria dihadapannya dengan tatapan kaget tak percaya.
"Pak Arya?"
"Boleh saya masuk?"
"Eh silahkan Pak." Miyu mempersilahkan tamunya itu untuk masuk ke dalam ruang tamunya kemudian memintanya untuk duduk.
"Terimakasih." jawab Arya dengan wajah tenangnya. Pria itu memandang sekeliling ruang tamu itu seolah mencari sesuatu.
Apa mungkin Pak Arya mau nagih pengembalian uang tiketnya yang kemarin aku pinjam ya? ujarnya membatin.
Karena tamunya itu tidak menyampaikan maksud kedatangannya, Miyu pun ikut duduk seraya merogoh handphone yang ada di dalam saku celananya.
Ia mulai membuka layar handphonenya dan memperlihatkan sebuah bukti transfer uang pada rekening pria itu. Arya meraih handphone itu tetapi tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Maaf Pak. Ini aku lupa mengirim bukti transferan utang tiket yang aku pinjam pada bapak." ujar Miyu seraya tersenyum.
Arya tidak menjawab tetapi malah meremas handphone itu dengan wajah berubah warna. Miyu tersentak. Ia yakin sekali kalau tamu di hadapannya ini pasti sedang berada dalam masalah besar.
"Pak Arya, apa anda ada masalah?" Miyu dengan suara takut-takut menatap pria itu.
"Iya. Saya ada masalah. Dan kamu bersedia 'kan membantuku?"
"Eh iya Pak. Katakan saja." Arya Bimo Lee memandang sekilas foto keluarga di ruang tamu rumah itu kemudian berucap,
"Saya ingin menikah denganmu." Miyu merasakan pendengarannya seperti sedang kemasukan benda asing. Ia pun mulai mengarahkan tangannya ke arah kuping kiri dan kanannya untuk memastikan kalau ia tidak salah dengar.
"Apa anda baik-baik saja Pak?" tanya gadis itu lagi dengan ekspresi yang masih sama, yaitu kaget.
"Yah. Aku ingin menikahimu secepatnya." jawab Arya dengan wajah datar.
"Tapi kita belum saling mengenal Pak? kita bahkan baru ketemu kemarin."
"Tidak jadi masalah buatku."
"Tapi aku yang masalah Pak. Aku tidak mengenal anda dan anda pastinya tidak mencintaiku pada pandangan pertama 'kan?" Arya langsung menatap tajam pada gadis berhijab itu.
"Heh, bukankah kamu mengatakan akan melakukan apa saja kalau saya membantumu. Kamu tidak hilang ingatan 'kan?" Miyu langsung merasakan tenggorokannya bagaikan keselek biji kedondong.
Gadis itu tak menyangka kata-katanya yang kemarin sedang digaris bawahi oleh CEO aneh ini.
Miyu menatap diam-diam pria itu kemudian berujar dalam hati, Untungnya tampan dan kaya🙄.
"Bagaimana?" tanya pria tampan itu setelah lama terdiam.
"Eh?" Miyu tidak tahu harus menjawab apa. Ia terdiam sejenak kemudian menjawab.
"Apa tidak ada perempuan lain yang lebih cocok untuk bapak?' Arya kini balas menatapnya dengan seringaian diwajahnya.
"Ada. Tetapi belum waktunya."
"Hah?"
"Jangan dipikirkan. Saya hanya mau kamu menepati janjimu, itu saja." ujar Arya dengan wajah tegas.
Miyu kemudian kembali berpikir. Ia mengingat bagaimana kacaunya dirinya saat ketinggalan pesawat dan pria inilah yang jadi penolongnya. Tetapi entah kenapa ia merasakan sesuatu yang aneh disini dan ia berusaha untuk berpikir positif.
"Baiklah Pak. Datanglah melamar dengan resmi kepada keluargaku." jawab Miyu dengan hati berdebar-debar. Ia berharap kalau keputusan ini benar adanya.
Arya Bimo Lee pun pergi begitu saja setelah Miyu menerima permintaannya.
"Aneh."
Miyu Kara Santana memandang mobil pria itu yang semakin jauh meninggalkan rumahnya. Ia berharap tidak salah dalam mengambil keputusan.
Ia pun kembali masuk ke dalam rumahnya diiringi oleh tatapan sendu seorang perempuan cantik yang kebetulan sedang berada di beranda lantai 2 Rumah itu.
🍀
"Kamu tega ya," ujar Kemal Sanjaya dengan wajah yang tampak sangat kecewa pada gadis cantik yang sedang berpakaian kebaya pengantin itu.
"Kamu bilang masih belum mau menikah dan mau belajar dulu. Tapi sekarang apa?" Miyu Kara Santana tidak menjawab.
Ia hanya bisa menunduk seraya menjalin jari-jarinya. Ia jadi merasa sangat bersalah pada pria yang sudah pernah melamarnya itu.
"Maafkan aku Mal. Ini susah untuk dijelaskan." jawab Miyu dengan wajah tak nyaman. Ia benar-benar tidak tahu harus bilang apa. Karena semuanya serba mendadak.
"Kamu tidak sedang hamil 'kan?" tanya pria itu dengan tatapan mencemooh.
"Astagfirullah. Kamu sadar dengan yang kamu katakan Mal?" Kemal Sanjaya tidak menjawab. Tetapi ekspresinya menunjukkan kalau ia benar-benar kecewa dengan pernikahan Miyu Kara Santana yang sangat dadakan ini.
Pria itu langsung melengos pergi dari depan pasangan pengantin yang baru saja disahkan oleh negara dan agama itu.
Miyu hanya bisa menarik nafas dalam-dalam dengan keadaan yang sedang menimpanya ini karena ia juga merasa sangat bingung dengan apa yang terjadi.
Sedangkan pria disampingnya seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi. Mata dan pikirannya hanya tertuju pada Sherina Majid yang sedang sibuk mengurusi para tamu.
Setelah acara resepsi selesai. Kedua pasangan itu duduk di depan seluruh anggota keluarga mereka.
"Arya, sekarang Miyu adalah milikmu dan ayah percayakan hidupnya padamu. Kamu akan bertanggung jawab padanya lahir dan batin." ujar Kara Santana dengan suara jelas dan tegas.
Pria paruh baya itu mencium kening putrinya kemudian melanjutkan,
"Putriku ini masih sangat muda dan mungkin belum bisa mengurusmu dengan baik. Ayah harap kamu bisa membimbingnya disaat kalian hanya tinggal berdua saja."
"Tidak Ayah, kami berdua tidak akan kemana-mana. Karena aku dan Miyu akan tinggal di Rumah ini bersama kalian." timpal Arya Bimo Lee dengan cepat.
Pernikahan ini ia rencanakan agar ia bisa hidup seatap dengan perempuan yang sangat ia cintai yaitu Sherina Majid. Dan dengan itu ia sangat yakin akan membawa pergi perempuan itu ke dalam pelukannya kembali.
Semua orang saling bertatapan dengan keputusan Arya Bimo Lee sang menantu baru. Biasanya anak gadis setelah menikah akan ikut suaminya tetapi beda dengan pria yang dikenal sebagai CEO Perusahaan besar di Indonesia itu. Ia malah mengikuti istrinya.
"Baiklah kalau begitu. Ayah hanya berharap kamu bisa beradaptasi dengan keadaan rumah kami yang tentunya tidak sebanding dengan keadaan Rumahmu yang mewah." ujar Kara Santana dengan bijaksana.
"Jangan berkata seperti itu Ayah. Saya percaya dan yakin kalau Rumah ini memiliki permata yang sangat indah dan istimewa." Arya melirik sosok Sherina Majid yang sedang bergelayut manja di lengan suaminya dengan hati mendidih.
"Dan saya berharap bisa merasakan dan membawa permata itu." lanjutnya seraya menyugar rambutnya ke belakang.
"Yah kamu betul sekali. Permata itu sekarang sudah menjadi milikmu. Putri tersayang kami Miyu Kara Santana. Dan ayah yakin hidupmu akan berkilau dengan permata kami ini." Kara Santana meraih tangan putrinya itu kemudian menyerahkannya pada Arya Bimo Lee.
"Jaga permata ini dengan baik. Jangan sampai ia retak ataupun pecah. Karena keindahannya tidak akan lagi bisa sama jika hal itu terjadi." Arya Bimo Lee tersenyum kemudian mengangguk tetapi pandangan tetap tertuju pada istri Miko Kara Santana.
Baginya, permata yang sebenarnya adalah Sherina Majid sang kekasih hati.
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor, jangan lupa like dan komentar ya 😍 supaya aku semangat updatenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
beb... 30 bunga 🌺🌻🌹🌷 untukmu
2022-12-23
1
Isss
kasihan Miyu. hmmm
2022-12-02
2
penggemar novel onlen
pesan ayah yang sangat menyentuh
2022-12-02
3