Kehidupan Franda di sekolah, sama saja dengan teman-teman seumurannya, hanya saja dia sedikit bandel.
Gayanya sangat tomboy.
Seorang Hang justru tergila-gila pada Franda karena hal ini, perasaannya begitu terbuka membuat pria manapun ingin dekat dengan-nya.
Namun, Franda tak memberikan kesempatan pada siapapun untuk dekat dengan sosoknya.
Dia memang anti seorang pria.
Kehidupan sekolah, priadi, kegiatannya bersama teman-teman, begitu kompleks dan dia jalani dengan apa adanya.
Hang memang selalu mengejarnya, tapi dia sikapi dengan baik.
Sudah hampir hilang sabarnya, tapi dia masih bisa menahan.
Hingga satu peristiwa, membuat Franda harus menerima Hang menjadi kekasihnya.
Dia sangat ingin mengerjai si culun.
Seperti peristiwa hari ini, Hang mengajaknya bernyanyi di depan kelas, dia mengiyakannya.
Setelah itu, semua murid bersorak.
Hari ini adalah hari dimana dia sangat tidak beruntung.
...
Waktu pulang sekolah ...
Bel tanda berakhirnya kegiatan belajar dan mengajar telah berbunyi, kini saatnya semua murid pulang.
Franda terlihat keluar terlebih dahulu, Fito yang ada di belakang, kemudian ingin memanggil Franda, hanya saja ada Hang yang berada di posisi lebih depan darinya.
Fito hanya memantau.
Hang agak ragu, tapi dia terus berjalan mengikuti Franda yang terlihat berjalan menuju tempat parkir.
.
.
.
Tempat parkir ...
Sesampainya di tempat parkir, Hang berhenti lalu memandang Franda yang sedang menghidupkan mesin motornya, tiba-tiba saja Hang mencegahnya.
"Fran, aku ikut kau ya?" tanya Hang agak gemetaran.
"Ha? ikut kemana?" jawab Franda bingung.
"Ke rumahmu, kemana lagi?" cetus Hang dengan percaya diri.
Franda sebenarnya malas, tapi dia ingin sekali mengerjai Hang.
Gadis itu menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Namun, satu, dia tak mau dibonceng oleh Hang, rasanya tidak maskulin sama sekali jika harus bersama pria.
Dia sudah terlalu mandiri sebagai seorang gadis sebab, dia luar sekolahan, tanpa sepengetahuan ibu dan ayahnya, Franda merupakan seorang ketua geng.
Fito masih memantau, dia mengirim pesan singkat pada Franda.
"Jadian ya?"
Franda merasa ponsel miliknya bergetar, segera saja ia raih ponsel yang ada di saku celananya.
Setelah membuka kunci pola ponsel itu, dia melihat Fito mengirim pesan.
"Sialan!" batin Franda.
Matanya berpendar dan mencari sosok Fito, ternyata tetangganya itu berada di area parkir, dia sedang memantau Franda.
Franda lantas membalas pesan singkat itu.
"Datang ke markas, kerjai si culun! ajak yang lain!"
Franda tersenyum smirk lalu meminta Hang untuk segera pergi bersamanya.
Fito mengikuti dari belakang.
.
.
.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Franda, Hang berada di samping Franda.
Motor keduanya berdampingan.
Franda sangat risih dengan ini, hanya saja dia tak bisa melakukan apapun selain menerima saja.
Dia tak suka senyum Hang padanya.
Hingga Franda berbelok arah, gadis itu membawa Hang menuju markas miliknya bersama beberapa anak laki-laki yang pro dengannya.
Hang tidak menyadari jika dia akan dikerjai, hingga pada akhirnya, beberapa menit kemudian motor Hang dan Franda berada di markas itu.
..
Markas anak nakal ....
Hang dan Franda turun dari motor.
Franda mendekati teman-temannya dan Hang hanya berdiri di luar markas, markas itu seperti sebuah pos ronda yang sengaja di buat untuk kepentingan geng, di sana hanya Franda yang berkuasa.
Meski kebanyakan anak laki-laki, tapi mereka tak berani menyentuh Franda.
Hang gemetaran, bahkan dia hampir kebelet, baru pertama kalinya bertemu dengan beberapa orang yang sangat garang, di sana ada Franda lagi, sungguh tekanan batin.
"Masuk kau! perkenalkan dirimu!" pinta Franda.
"I-ya, F ... Frand!"
Semua orang tertawa melihat seorang Hang yang cupu dan tak memiliki apapun itu, meski orang kaya, gayanya tak mencerminkan kekayaan.
Hang terlalu sederhana.
Hingga ada satu kesempatan, beberapa orang yang merupakan murid dari kelas lain tiba-tiba saja menyerang markas Franda.
Mereka benar-benar berani.
"Mana bosmu!" teriak anak laki-laki yang datang dengan membawa api permusuhan.
"Aku, ada apa?" jawab Franda.
Dia menatap wajah si pria yang sangat tidak asing, Valen, anak laki-laki yang kalah dengannya dua hari lalu, ada jahitan di kepala, itu adalah oleh-oleh dari Franda karena Valen terlalu mengesalkan.
Valen menantang geng itu berkelahi sebab tak terima kekalahan.
Pertarungan tidak terelakkan lagi, kedua kubu saling serang, Hang yang tak paham semua ini bersembunyi di balik pos penjagaan, dia langsung menelpon polisi.
Beberapa menit berlalu ...
Polisi datang dan mengamankan.
Franda dan Valen di paksa masuk ke dalam mobil, Fito dan yang lain bisa kabur, hanya beberapa anggota Valen yang tertangkap.
Hang merasa bersalah, dia ikut bersama dengan mobil itu sebagai saksi.
.
.
.
Kantor kepolisian ...
Valen, Hang dan Franda duduk berjejer dengan pak polisi di depannya.
Satu persatu anak di cecar pertanyaan.
Valen mengatakan dia adalah orang yang teraniaya sebab Franda mengalahkannya, padahal dia adalah anak laki-laki masa kalah dengan anak perempuan.
Lalu Franda ingin menghajar Valen.
"Hentikan! heh, kau ini gadis, kenapa bar-bar sekali!" teriak pak polisi.
Keributan bisa di redam, pak polisi tidak menahan tiga orang itu karena ada pihak yang pengaruh mau menjamin ketiganya dan tidak akan di perpanjang lagi masalahnya, mereka boleh pulang ke rumah masing-masing.
Ketiganya beranjak dari tempat duduk, pak polisi terlihat bersalaman dengan tiga orang itu.
Valen, Franda, mendapatkan telepon dari orang tua mereka dan beberapa menit kemudian, jemputan datang.
Setelah dua orang pergi, datanglah ayah Hang.
Dia turun dari mobil dan menghampiri Hang.
"Kau baik-baik saja nak?" tanya Hang.
"Iya, aku baik-baik saja, terima kasih ayah."
Hang memeluk ayahnya yang ternyata seorang bos besar perusahaan ternama.
Dia juga mantan anggota kepolisian jadi mudah untuknya bernegosiasi untuk kasus ringan yang tidak terlalu berat.
Ayah Hang tak bisa menjadi polisi lagi karena ada peristiwa yang membuatnya benar-benar harus berhenti dan memulihkan kondisinya.
Lalu ayah Hang memilih menjadi seorang pengusaha.
"Oke, kalau bukan karena gadis itu, kau tidak akan panik seperti ini kan?" goda ayah Hang.
"Apa lah ayah ini, aku melakukan semuanya dengan tulus, aku tidak suka dia di penjara," jawab Hang.
"Cie ... ayo kita pulang."
"Ya ayah."
Dua orang itu masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah dengan segera.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments