Suara itu bergema dan terdengar dalam, cukup membuat seseorang yang bukan kultivator bergidik. Namun jika diperhatikan lagi, ranah kultivasi mereka masih pada tahap penempaan tubuh karena tidak menggunakan energi qi, namun Yan Xu tetap waspada apalagi dia sedang bersama orang lain.
"Aku tidak akan mengulangi untuk yang ketiga kalinya, tunjukan dirimu."
"Aku akan keluar, kamu tetap di sini," ucap Yan Xu.
Miao'er hendak mengikuti namun Yan Xu menatapnya seolah berkata, 'Percayalah kepadaku.'
Melihat itu, Miao'er mengangguk dan berkata, "Hati-hati."
Tanpa menjawab, Yan Xu berjalan ke tempat yang tidak terlindungi oleh batu besar itu. Ekspresi ketiga kultivator berubah dengan cepat menjadi lebih waspada. Salah satu di antara mereka memiliki keberanian yang tinggi, dia berdiri di depan kedua orang itu sambil menilai basis kultivasi Yan Xu namun ia tidak bisa melihatnya.
Keenam mata itu terus memperhatikan gerak gerik Yan Xu, seolah-olah siap menerkam kapan saja.
Orang yang ada di depan tidak lain adalah Zhuo Hu, tuan muda dari pulau Mosheng!
Tepat ketika dia maju beberapa langkah dari rekannya, dia berhenti.
Yan Xu masih tetap tenang dan siaga. Dia tahu dalam adu mentalitas kali ini siapa yang bergetar duluan, dialah penggertaknya!
Dimanapun dalam dunia Xuanyuan, penggertak hanyalah seorang pecundang sementara penyerang adalah serigala yang sebenarnya.
Zhuo Hu adalah orang yang pertama bicara. "Saudaraku, apakah kamu memiliki keperluan di sini?" dia menangkupkan lengan di depan dadanya.
Kedua orang di belakangnya terkejut melihat itu, mereka tidak menyangka tuan muda yang biasanya sombong saat ini mau merendahkan diri.
Namun Yan Xu tidak mempedulikannya, "Tanah ini bukan milik nenek moyangmu, aku di sini ataupun tidak, bukan urusanmu," katanya acuh tak acuh.
Zhuo Hu mengernyit heran darimana asal orang yang sombong ini, namun dia masih menahan amarahnya takut menyinggung seseorang yang tidak boleh disinggung, lagipula ucapan pria itu ada benarnya.
"Kalau begitu, kami pamit undur diri dulu, jaga dirimu," Zhuo Hu sekali lagi menangkupkan kedua tangannya dan memberikan isyarat kepada rekannya untuk segera pergi.
Namun suara dalam milik Yan Xu menghentikan mereka, "Tunggu."
Zhuo Hu berbalik dan berkata, "Apa ada yang salah, Saudara?"
Yan Xu menodongkan lengannya ke arah Zhuo Hu, "Berikan esensi darah ular giok itu."
Salah satu rekan Zhuo Hu, Sa Dansheng melirik Yan Xu. Dia agak kesal karena pihak lain tidak bermaksud membiarkan mereka pergi, "Saudara, jangan terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri. Walaupun kamu kuat, tetap saja kamu sendiri dan kami masih bertiga. Walaupun di matamu kami hanyalah semut, tapi semut juga bisa menjadi kuat dengan bekerjasama."
" .... " Zhuo Hu terdiam karena ucapan Sa Dansheng, dalam hati dia agak menyesal karena tidak segera menutup mulut kasar rekannya itu.
Sementara Zhuo Hu dan Sa Dansheng sudah berbicara, rekan mereka yang satunya lagi hanya diam namun dapat terlihat dari postur tubuhnya, dia sedang mengawasi seluruh gerak gerik Yan Xu.
Posisi lengan Yan Xu tetap namun ketika dia maju selangkah ....
"Mundur!" seru Zhuo Hu, mereka bergegas mundur beberapa langkah.
Tekanan yang diberikan oleh Yan Xu cukup berat walaupun tanpa energi, ini jelas bukan sesuatu yang hanya bisa didapatkan dalam semalam, begitulah pikir Zhuo Hu.
Yan Xu tidak berbicara namun memandang mereka dengan tenang sambil mempertahankan posisi lengannya.
'Hm? Ada apa dengan mereka? Padahal aku cuma minta secara baik-baik.'
Namun yang sebenarnya terjadi adalah, Yan Xu sudah pasrah seperti pengemis meminta uang di jalanan. Dia mengandalkan keberuntungan seperti jika mereka memberikan esensinya berarti Yan Xu beruntung, tapi jika mereka menolak paling dia hanya mati lagipula ia bisa hidup kembali jadi tidak masalah.
Pada saat itu, orang terakhir yang belum bicara, Wei Si, angkat suara, "Saudaraku, kami mendapatkannya dengan usaha sendiri, bagaimana bisa kamu ingin merebutnya? Bukankah tindakanmu sama dengan perampokan di siang bolong?"
"Aku memiliki penilaian sendiri, apakah itu perampokan atau bukan, benar atau salah. Bahkan jika kalian yang berusaha mati-matian mendapatkan esensi itu, tetap saja itu bukan hak kalian untuk memilikinya," ucap Yan Xu samar-samar.
Setelah mendengar itu, ketiga orang itu mengernyitkan keningnya.
"Ha! Lidahmu benar-benar fasih. Pada saat aku memukul wajahmu, mari kita lihat apakah kamu masih bisa bicara dengan santai!" Wei Si yang pendiam ternyata lebih emosional dibandingkan Sa Dansheng yang meledak lebih dahulu.
Wei Si berlari ke arah Yan Xu dan mengarahkan tinjunya tepat pada bagian wajah.
Yan Xu menghela napas dan saat tinju itu dua langkah lagi dari wajahnya, dia berjalan ke samping dan meletakkan kakinya di bawah.
Gedebuk!
Wei Si yang menyerang seperti banteng gila tidak dapat menghentikan langkahnya dan berakhir tersandung ke tanah dengan sangat menyedihkan.
Yan Xu melirik ke bawah dengan ekspresi, 'Apa cuma segitu kemampuanmu?'
Wei Si yang melihat itu menggenggam segumpal tanah dan melemparnya ke wajah Yan Xu. Dia segera menyerang saat tanah itu mengarah ke wajah lawan, tapi di luar perkiraannya bahwa Yan Xu menerima tanah itu tanpa menutupi wajahnya!
Tinjunya sudah mengarah ke perut Yan Xu, tapi sekali lagi Yan Xu mengambil posisi ke samping dan menyandungnya lagi hingga dia jatuh tersungkur ke tanah untuk kedua kalinya!
'Bukankah seharusnya dia menutupi wajahnya?! Kenapa dia tidak takut penampilannya akan dikotori tanah?!' Wei Si tidak mengira bahwa Yan Xu yang terlihat seperti seorang tuan muda manja, ternyata tidak mempedulikan wajah tampannya, terlebih lagi dia tidak peduli dengan tanah yang masuk ke dalam mata.
Tanpa memperhatikan Wei Si yang sudah jatuh di tanah, Yan Xu menatap keduanya sambil menggelengkan kepala dan berkata, "Jika aku jadi kamu, aku akan memilih jalan menuju surga dibandingkan ke neraka."
Walaupun tanpa dijelaskan, sudah sangat dipahami bahwa yang dimaksud Yan Xu adalah lebih baik menyerahkan esensi ular giok daripada memberikan nyawa mereka karena melawan!
Di bawah pengawasan Yan Xu, Zhuo Hu sedikit gentar namun dia segera memperbaiki postur tubuhnya dan menarik napas panjang lalu berkata, "Maaf, tapi kami memerlukan esensi ini. Kamu bisa meminta yang lain, tapi tidak untuk yang satu ini." Zhuo Hu yang terlihat seperti selalu ingin menghindari masalah, mau tidak mau harus menetapkan niatnya kepada pihak lain.
Meskipun dengan tekanan Zhuo Hu, Yan Xu tetap bersikeras menginginkan esensi tersebut seperti batu yang tidak akan pernah mengalah terhadap ombak apapun yang menerjang.
Melihat sikap pihak lain yang sekeras batu, Zhuo Hu harus bergerak terlepas dari apakah dia bisa menang atau tidak.
Zhuo Hu mengambil posisi pembukaan, otot tubuhnya mengencang dan sangat jelas terlihat.
"Ini adalah keterampilan bela diri pada ranah penempaan tubuh pulau Mosheng, bahkan seorang penempaan tubuh tahap akhir harus bekerja keras untuk menahannya." Mata kedua rekannya berapi-api saat melihat Zhuo Hu mulai bertindak.
Dia maju ke arah Yan Xu dengan kecepatan penuh seorang kultivator dengan ranah penempaan tubuh tahap kedua!
'Mari kita lihat apakah dia masih bisa sombong seperti sebelumnya.'
'Tuan muda Zhuo adalah orang yang selalu ingin menghindari konflik karena saat dia bergerak, musuhnya pasti akan kalah!'
Begitulah yang ada di pikiran Sa Dansheng dan Wei Si, sementara Miao'er yang ada di balik batu besar masih memperhatikan perkelahian mereka sambil memegang sebuah batu giok berwarna biru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
will
terlalu pendek thor
2023-01-07
3