Dara memutuskan mandi untuk mendinginkan kepalanya yang terasa berdenyut. Semua rekaman video yang dikirimkan oleh Davin kembali berputar.
Dara sungguh tidak menyangka kalau Raditya telah menipunya selama ini. Perlakuannya yang begitu manis dan penuh cinta membuat Dara begitu mempercayainya. Sehingga dia tidak pernah berpikir kalau suaminya ternyata mempunyai wanita idaman lain di belakangnya.
Air matanya kembali luruh. Seandainya ia tidak berjanji pada Davin untuk ikut dengan lelaki itu untuk menangkap basah suaminya, rasanya Dara lebih memilih untuk menyendiri dan menangisi perbuatan yang telah dilakukan oleh suaminya.
Namun, apa yang dikatakan oleh Davin memang benar. Cinta boleh, bodoh jangan. Dara memang mencintai Raditya. Selama ini dirinya begitu patuh karena menyangka kalau pria itu memang benar-benar mencintainya.
Dara melakukan apapun demi baktinya pada sang suami. Termasuk membersihkan rumah yang jelas-jelas tidak pernah ia lakukan sebelum ia menikah dengan Raditya.
Sedari kecil, Dara terlahir dari keluarga yang bergelimang harta. Jangankan memasak atau membersihkan rumah, mandi pun jika mau, ada asisten yang akan memandikannya.
Namun, demi menikah dengan Raditya, Dara rela meninggalkan semua kemewahannya. Raditya yang berasal dari kalangan biasa dan saat itu hanya sebagai karyawan biasa di perusahaannya, membuat Dara yang memang sedari awal menutupi jati dirinya kemudian memilih berpura-pura sebagai orang biasa.
Dara memang bekerja di kantor miliknya sendiri. Namun, dia lebih suka bekerja di belakang layar. Dara justru bekerja sebagai karyawan biasa tetapi, jabatannya lebih tinggi di kantor dibandingkan dengan Raditya.
Dara menyuruh orang kepercayaannya yang duduk di kursi kebesaran yang seharusnya menjadi miliknya, sementara dirinya bekerja sebagai karyawan perusahaan.
Saat menikah dengan Raditya, Dara menyuruh kedua orang tuanya untuk berpura-pura menjadi orang biasa. Meskipun awalnya menolak, akan tetapi, demi sang putri tercinta, kedua orang tua Dara akhirnya menuruti sang putri.
Awalnya memang mereka tidak setuju Dara menikahi orang biasa seperti Raditya. Menurut mereka, Dara putrinya sangat pantas bersanding dengan orang yang jauh lebih baik dari Raditya. Paling tidak, mereka sudah mempunyai pilihan untuk menikahkan Dara dengan putra dari para kolega bisnisnya yang tentu saja sederajat dengan mereka.
Akan tetapi, melihat rasa cintanya sang putri yang begitu besar terhadap Raditya, kedua orang itu tidak mau bersikap egois yang akhirnya akan menghancurkan kebahagiaan sang putri. Bagi mereka, kebahagiaan Dara adalah yang terpenting. Mereka sudah banyak harta, jadi, kebahagiaan Dara lebih penting dari seberapa banyak harta yang dimiliki oleh Raditya.
Dara mengembuskan napas panjang. Rasa sesak di dadanya semakin terasa saat mengingat bagaimana kekecewaan kedua orang tuanya saat mengetahui kalau menantu yang selama ini diperjuangkan oleh putrinya ternyata tak lebih hanya seorang pengkhianat.
Pria yang selama ini dipercaya oleh putrinya akan membahagiakannya ternyata justru memberikan kesakitan luar biasa.
"Maafkan aku, Ma, Pa." Dara kembali terisak. Wanita itu menangis di bawah guyuran air yang membasahi seluruh tubuhnya.
Beberapa saat kemudian, Dara menyelesaikan mandinya. Gara-gara kesedihannya, ia hampir lupa kalau saat ini Davin sedang menunggunya.
Dering ponsel di atas ranjang membuat Dara bergegas meraih benda pipih itu. Namun, panggilan itu ternyata bukan dari Davin, melainkan dari Raditya.
Tangan Dara bergetar seiring emosi yang sedari tadi ia tahan. Namun, dirinya tidak boleh gegabah. Ia tidak mungkin menanyakan pada Raditya tentang video kiriman Davin, karena Dara yakin, lelaki itu pasti akan menyangkal.
Dara memencet tombol hijau pada layar ponselnya.
"Halo, Sayang ...." Belum sempat Dara menyapa, suara lembut sang suami terdengar.
"Iya, Mas. Ada apa?"
"Sayang, hari ini aku mungkin pulang telat. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor. Jangan menungguku untuk makan malam." Suara Raditya kembali terdengar.
Kalau dulu, Dara langsung mempercayai ucapan suaminya, dan bodohnya Dara, ia tidak pernah mencari tahu kebenarannya. Di kantornya memang selalu ada saat beberapa karyawan melakukan lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Oleh karena itu, Dara sangat percaya saat sang suami selalu menggunakan alasan lembur, padahal, ia bisa saja menyuruh orang kepercayaannya untuk memantau Raditya.
Namun, lagi-lagi kepercayaan penuh pada lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu membuat Dara tidak pernah mencurigai Raditya sedikitpun.
"Sayang–"
"Iya, Mas. Nanti aku akan makan malam duluan. Kamu jangan khawatir."
"Maaf ya, Sayang. Aku akan pulang segera setelah urusan kantor selesai."
"Iya, Mas." Bibir Dara bergetar. Kedua tangannya mengepal erat.
"Hati-hati di rumah. Aku mencintaimu." Ucapan Raditya kembali terdengar. Namun, kali ini ungkapan cintanya membuat Dara muak. Biasanya, Dara akan berbunga-bunga kemudian membalas ungkapan cinta itu dengan manja. Akan tetapi, tidak untuk kali ini. Perempuan cantik itu langsung menutup panggilannya secara sepihak.
Dara bahkan tidak memedulikan lagi saat ponselnya kembali berdering dan memperlihatkan nama Raditya pada ponselnya.
"Kenapa Mas? Kamu kaget karena aku menutup panggilan teleponmu tanpa menjawab ungkapan cintamu?" Dara mencibir. Ya! Memang seperti itulah Raditya selama ini. Begitu sempurnanya dia menutupi sandiwaranya.
Lelaki itu akan marah hanya karena dirinya tidak membalas ungkapan cintanya. Masalah kecil yang terkadang membuat Dara berbunga-bunga dan melayang tinggi karena merasa sangat dicintai oleh pria itu.
Brengsek!
Kedua tangan Dara mengepal seiring rasa sakit di hatinya. Panggilan Raditya berhenti setelah lima kali panggilan, Dara mengabaikannya.
Ponselnya kembali berdering, kali ini bukan dari Raditya melainkan dari Davin. Pria itu sangat kesal karena sudah lebih dari satu jam ia menunggu Dara tetapi wanita itu tidak terlihat batang hidungnya.
Sementara itu, di tempat lain, Raditya memandangi layar ponselnya. Merasa heran pada sang istri yang tidak biasanya mengabaikan ungkapan cinta darinya. Laki-laki itu bahkan merasa heran karena Dara juga tidak mengangkat panggilan teleponnya meski dirinya sudah berkali-kali meneleponnya.
Sedangkan di sebelahnya, wanita cantik itu tersenyum.
"Dara ternyata sangat bodoh ya, Mas. Gampang banget dibohongi sama kamu."
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
untuk saat ini dan lalu Dara memang bodoh tapi selepas ini Dara akan pandai sebab kebusukan dan pengkhianatan kalian akan terbongkar......
2024-02-11
0
mama ELA
ceritanya mirip banget dengan kisah ku...aku dari keluarga berada mantan suami ku dari keluarga sederhana...rmh ortu nya aja ngontrak²..trs dia sama papa ku dikasih kepercayaan utk mengelola toko spertpart..sdh berhasil malah punya istri siri di belakangku tanpa sepengetahuan ku..
2023-07-29
0
Tri Soen
Woalaaaah Raditya ternyata aslinya hanya orang biasa to ...hempaskan aja dari pekerjaan nya ...
2023-04-05
0