"Nara, Sayang, kenapa kamu bicara begitu?" Raditya meraih pundak wanita di depannya kemudian membawanya ke dalam pelukan.
"Kita sudah membicarakan ini sebelum kita menikah, Sayang. Apa kamu ingat?" Wanita yang dipanggil sayang itu menganggukkan kepala.
"Apa kamu tahu? Apa yang aku berikan sama kamu jauh lebih layak dari apa yang aku beri untuk Dara. Rumah, barang-barang mewah yang aku beli untukmu, aku bahkan tidak memberikannya pada Dara. Nafkah batin? Kamu sangat tahu pasti kalau aku lebih banyak memberikannya padamu. Jadi, untuk apa lagi kamu merasa cemburu?"
"Aku hanya kesal, karena kamu terus bersamanya."
"Iya, Sayang, maafkan aku. Sabar ya, suatu saat kita pasti akan bersama tanpa ada dia. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk meninggalkannya." Raditya mencoba membujuk Kinara. Mantan kekasih yang akhirnya ia jadikan istri kedua tanpa sepengetahuan Dara.
Raditya melepaskan pelukannya, kemudian pandangannya beralih pada batita yang digendong oleh baby sitter.
"Halo, jagoan papa." Raditya mengambil alih bayi berbadan montok itu dari sang pengasuh. Laki-laki itu menggendongnya kemudian menciumi seluruh wajah bocah kecil itu dengan gemas.
"Sudah, Mas. Ayo kita berangkat. Nanti siang kita makan di rumahku. Kamu bisa ketemu sama baby Noah sepuasnya. Kamu nggak ada jadwal ketemu klien 'kan, siang ini?"
Raditya mencoba mengingat jadwal meeting hari ini. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Ia kemudian memberikan batita itu pada sang pengasuh.
"Papa berangkat kerja dulu ya, Sayang." Raditya mengecup pipi gembul bocah itu.
"Beneran kamu nggak ada janji makan siang dengan siapapun 'kan, Mas?"
"Iya, Sayang, ngapain aku bohong coba." Raditya tersenyum sambil merangkul pundak Nara.
"Bagus deh! Kamu bisa makan siang di sini. Sekalian ...." Nara tidak melanjutkan ucapannya. Kedua matanya mengerling genit membuat Raditya tersenyum.
"Tentu, Sayang, nanti siang aku akan memuaskanmu sampai kamu memohon ampun padaku," bisik Raditya.
Mereka berdua tertawa sambil melangkah menuju mobil mereka. Raditya berangkat satu mobil dengan Nara. Mereka berangkat ke kantor bersama-sama.
Hanya saja, kantor Raditya dan Nara berbeda. Laki-laki itu mengantarkan wanita yang ia sebut sebagai istri keduanya itu ke tempat kerjanya, kemudian baru ke kantornya.
Untung saja, pagi-pagi sekali lelaki itu berangkat dari rumahnya. Kalau tidak, mungkin dia akan terlambat ke kantor karena harus mengantarkan Nara terlebih dahulu.
Raditya, suami yang sangat dicintai oleh Dara itu ternyata diam-diam menyimpan rahasia yang tidak pernah diketahui oleh istrinya.
Awalnya, pernikahannya dengan Dara baik-baik saja. Namun, pertemuannya dengan Nara, mantan kekasih yang dulu pernah meninggalkannya membuat benih-benih cinta di hati Raditya kembali bersemi.
Raditya yang merasa kembali jatuh cinta pada Kinara akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan dengan wanita itu di belakang Dara. Rasa cintanya pada Kinara membuat Raditya yakin, kalau selama ini, perasaannya terhadap Dara hanya perasaan sesaat karena Dara hadir di saat dirinya patah hati ditinggal Kinara.
Raditya tidak benar-benar mencintai Dara. Ia hanya menjadikan Dara sebagai penghibur lara hatinya saat Kinara pergi. Rasa dendam dan amarahnya pada Kinara, membuat Raditya akhirnya memutuskan menikah dengan Dara.
Pria itu ingin membuktikan kalau dirinya juga bisa bahagia tanpa Kinara. Namun, setahun setelah menikah dengan Dara sampai akhirnya bertemu kembali dengan sang mantan kekasih justru membuat perasaan cintanya yang belum usai kembali bersemi.
Apalagi, saat itu Kinara menerimanya. Perempuan itu bahkan rela menjadi istri kedua asalkan bisa bersama dengan Raditya.
Pernikahannya dengan Kinara sudah menginjak tiga tahun. Selama itu pula, Raditya dengan rapat menyembunyikannya dari Dara. Wanita yang dengan setia dan patuh selalu melayaninya dan menjadi istri yang baik buat Raditya.
Laki-laki itu belum bisa memutuskan untuk menceraikan Dara. Bukan karena cinta, hanya saja, ia merasa tidak tega.
Selama ini, wanita itu begitu patuh padanya. Dara juga rela berhenti dari pekerjaannya karena ia memang melarangnya. Raditya tidak punya alasan untuk menceraikan Dara karena wanita itu memang tidak punya cela di matanya.
Alhasil, dia hanya bisa menunggu dan tetap berpura-pura baik pada Dara agar wanita itu tidak mengetahui kebohongannya.
Dara yang malang!
"Suatu saat, aku pasti akan meninggalkannya, Sayang. Aku hanya menunggu waktu yang tepat." Kalimat andalan yang selalu Raditya janjikan setiap kali Kinara merajuk.
Akan tetapi, sesungguhnya dalam hati Raditya ia merasa bimbang. Bimbang karena tidak punya alasan yang tepat untuk meninggalkan Dara.
Raditya baru saja sampai ke kantornya. Sementara di rumah minimalis berlantai dua, Dara terlihat sangat serius dengan pekerjaannya. Kedua tangannya masih asyik menari di atas keyboard. Pandangan matanya juga tidak lepas dari layar datar di hadapannya.
Dara menghentikan pekerjaannya sejenak saat melihat ponselnya berdering. Sebuah nama yang hampir tidak pernah menghubunginya sama sekali tertera pada layar ponselnya.
"Halo, Dara. Coba kamu lihat video yang aku kirimkan padamu." Suara berat lelaki di ujung sana terdengar.
"Video apa?"
"Kamu lihat saja. Aku hanya memastikan apa yang aku lihat selama beberapa hari ini benar. Hubunganmu dengan suami kamu baik-baik saja bukan?"
"Apa maksudmu? Hubunganku dengan suamiku tentu saja baik-baik saja. Kamu nggak usah khawatir, aku bukan lagi anak kecil yang seringkali meminta bantuanmu!" Dara berucap dengan kesal.
Sudah lama tidak menghubungi, giliran menelepon bikin orang kesal!
"Syukurlah, kalau kamu dan dia baik-baik saja. Ingat, Dara. Jangan terlalu polos dan mempercayai lelaki itu seratus persen. Kamu sangat tahu, bukan, di dunia ini tidak ada orang yang mencintai kamu lebih besar dari cintaku padamu."
Dara berdecak kesal. "Kamu jangan lupa kalau aku sudah menikah, Davin. Suamiku juga mencintaiku bahkan lebih besar dari cintamu padaku," ucap Dara dengan penuh percaya diri.
"Apa kamu yakin?"
"Davin!"
Pria bernama Davin tertawa di ujung sana mendengar kekesalan Dara.
"Aku hanya ingin memastikan kalau aku tidak salah memilih mundur demi pria itu. Tapi, seandainya pria itu ternyata menyia-nyiakan kepercayaan yang aku berikan, kau harus ingat janjiku padamu, Dara."
"Davin–"
"Aku akan merebutmu kembali jika benar orang dalam video itu adalah suamimu!" Davin mengakhiri panggilan teleponnya secara sepihak. Rahangnya mengeras dengan kedua tangan yang mengepal erat.
'Dasar bodoh! Kamu bahkan tidak sadar kalau lelaki brengsek itu telah membohongimu selama bertahun-tahun. Mana Dara yang pintar yang pernah aku kenal dulu? Apa cinta benar-benar membuatmu buta Dara?'
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-03-05
0
Lina aja
yup jangan terlena dengan kenyamanan
2023-09-10
0
HenyNur
sepinter pinternya menyimpan bangke pasti akan tercium juga ...ada saatnya tinggal tunggu waktu saja
2023-04-08
0