Rencana jitu Pram

Di saat Anjana mandi, Pram berada dalam kesulitan besar sebab perusahaannya mendapatkan banyak tekanan dari media.

Dia harus segera bertindak.

Apalagi kedua orang tuanya menelpon dan marah-marah.

"Pram! apa ini!" ucap ibunya, bernama nyonya Tasik.

"Iya ibu, ada apa?" jawab Pram santai.

"Kau telah membuat perusahaan merugi dengan kelakuanmu itu! ibu sudah bilang, jangan bermain dengan para gadis, ibu sangat benci hal itu, kenapa kau sangat senang melihat ibu jantungan, hey?"

Nyonya Tasik begitu kesal, dia mengumpat.

Rasanya ingin sekali memakan putra satu-satunya namun sangat senang mempermalukan keluarga.

"Ibu, kau tidak perlu merasa pusing. Aku akan menyelesaikan permasalahan ini dengan segera. Kau harus melihat jurus yang akan Pram tunjukan. Dalam sekejap, perusahaan akan pulih lagi," cetus Pram dengan kepedean tingkat dewa.

Dia merasa bisa melakukan segalanya tanpa resiko, padahal sejatinya pekerjaannya penuh dengan resiko.

Jika salah mengambil keputusan, sang pria akan mendapatkan banyak masalah.

Hingga satu kalimat mampu membungkam Nyonya Tasik.

"Aku akan datang pada ibu dan meminta restu menikahi Anjana."

"Apa? apa kau tidak waras?"

"Memang aku tidak waras, ini tindakan paling benar agar semuanya menjadi milikku lagi. Bersiaplah, aku datang dengan Anjana."

"Pram! tunggu, ibu belum selesai bicara!"

Tut ... Tut ... Tut ....

Pram malas sekali menjawab panggilan telepon itu, sehingga dia merasa bahwa hidupnya memiliki kontrol atas dirinya sendiri, tanpa ada hal lain yang mengekangnya.

Pram akan bertindak sesuai dengan kata hatinya yang selalu benar menurutnya.

Saat dia meletakkan ponsel di atas nakas, dia melihat ada seorang gadis dengan rambut tergerai.

Handuk yang melilit di dada, serta wajah cantik yang makin terpancar.

Anjana terlihat sangat cantik.

"Wow! kau cantik juga, aku rasa kita cocok."

"Hm, aku tak suka apa yang kau katakan! mana bajuku," ucap sang gadis menagih.

"Aku sudah siapkan, kau masuk ke kamar dulu, tunggu anak buahku datang."

"Kau terlalu banyak bicara!"

"Haha ... aku memang seperti ini, jadi kau tidak perlu menjadi orang yang banyak bicara. Ikuti saja sesuai semua perintahku."

"Ya, pria tidak punya otak!"

"Kau tahu itu kan? ikuti saja apa yang aku katakan!"

"Cih!"

Anjana hanya perlu masuk ke dalam kamar, dia segera melakukan apa yang bos perusahaan itu lakukan.

Hingga bel itu berbunyi, sang pria membuka pintu apartemen, di sana ada seorang anak buah yang siap untuk memberikan baju pesanan sang bos.

Setelah pesanan itu ada di tangan, dia meminta anak buah menyiapkan gedung pernikahan, hari ini dia akan menikah.

Namun sebelumnya meminta restu kedua orang tuanya serta kedua orang tua Anjana.

Pram berjalan menuju kamarnya yang kini di tempati sementara oleh Anjana.

Dia mengetuk pintu.

"Heh! gadis cantik! buka pintunya. Bajumu sudah siap!"

Klek!

Anjana membuka pintu lalu segera menarik baju itu.

Setelahnya menutup pintu itu kembali.

"Huh! gadis yang ganas, dia boleh juga."

Pram masih teringat akan salah satu kekasihnya yang ganas, wajahnya sangat cantik, entah dimana dia berada.

Beberapa hari setelah tidur bersama, mereka putus karena Pram tak kuasa menahan rasa sakit akibat gigitan seorang Tania.

"Huft, apakah dia akan mengigit juga?" batin Pram merasa ngilu ketika mengingat momen yang membuat tubuhnya menjadi merah karena begitu ganasnya sang mantan kekasih.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!