Setelah kepergian bodyguard kepercayaan Josep. Arsyla berjalan mendekati Josep dan memeluk laki-laki itu dari belakang dan mengucapkan terimakasih karena sudah menerima Alesia menjadi sekertaris nya.
"Apa kau puas? " Tanya Josep lembut.
"Ya aku sangat puas, terimakasih kakak, " Ucap Arsyla dengan senang.
"Ya sudah kalau begitu sebaiknya kau pulang! Aku masih ada kerjaan, " Ujar Josep dan bangun dari duduknya.
"Baiklah! Sampai jumpa kak, " Sahut Arsyla dan pergi dari hadapan kakanya sebelum laki-laki itu marah.
Josepthon Matilda, laki-laki berusia 27 tahun yang sudah menjabat sebagai direktur perusahaan milik keluarganya. Anak sulung dari 2 bersaudara, josepthon terkenal dengan sikap dingin nan angkuhnya. Meski begitu banyak wanita yang mengejar-ngejarnya bahkan rela kehilangan masa depannya hanya untuk bisa bersama josepthon meski hanya satu malam. Bahkan sampai sekarang josepthon masih saja sendiri karena tidak mau memiliki hubungan dengan wanita yang hanya menginginkan uangnya dan tubuhnya saja.
Laki-laki itu sangat tampan dan berwibawa, gurat rahang yang tegas saat berbicara membuat wanita manapun akan jatuh hati padanya. Namun hanya satu wanita yang tidak terpikat dengan ketampanannya yaitu Alesia sekertaris barunya.
Sedangkan Alesia yang baru saja keluar di tatap remeh oleh orang yang tadi menghinanya, namun Alesia tidak peduli dan memilih untuk melanjutkan jalan namun baru beberapa langkah saja ia sudah di hadang oleh 3 orang yang menghinanya.
"Ada apa? Jangan menghalangi jalanku, " Tanya Alesia malas.
"Hey! Bagaimana tadi? Kasihan di tolak ya? Makanya kalau jadi manusia jangan terlalu berharap! " Ucap salah satu dari mereka dengan ketus.
"Kata siapa? Jangan menghakimi orang ya tanpa tahu kebenarannya, " Balas Alesia dengan tersenyum.
Wanita yang tadi berucap kesal, ia ingin membalas ucapan Alesia namun terhenti karena ada seorang bodyguard yang Alesia tahu bodyguard itu menjaga di dalam. Namun untuk apa laki-laki itu keluar? Dan menghampiri mereka semua.
"Dengarkan! Kalian boleh pulang direktur sudah menemukan sekertaris baru, " Ujar bodyguard itu dengan tegas.
"Apa tidak mungkin! Siapa dia? " Tanya wanita yang ada di hadapan Alesia tidak terima.
Bodyguard itu menatap datar ke arah wanita yang protes tadi. Lalu is menunjuk ke arah Alesia membuat semua orang melihat ke arahnya, sedangkan Alesia hanya tersenyum saja. Semua orang tidak percaya terlebih wanita yang ada di hadapan Alesia.
Karena kesal wanita itu menunjuk Alesia dan mengancam Alesia untuk segera mengundurkan diri, namun Alesia tidak peduli dan memilih meninggalkan ruangan itu tanpa berkata-kata lagi. Alesia pergi dari perusahaan dengan hati senang karena ia bisa mendapatkan pekerjaan yang nyaman namun ia tidak tahu bahaya yang sedang mengintainya.
"Aku harus beri tahu ibu dan adik! Pasti mereka akan sangat senang, " Gumam Alesia dan segera menuju halte bus yang tadi pagi is turun.
Selama menunggu bus, Alesia memainkan handphone dan menyalakan musik tidak lupa ia juga memakai earphone. Selama menunggu sesekali Alesia bernyanyi mengikuti lagu yang ia dengar dan tidak lama dari itu bus yang ia tunggu datang lalu ia masuk ke dalam bus.
Hari yang masih siang membuat jalanan masih terlihat senggang karena tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang untuk menjemput atau mengantar sekolah dan berangkat kerja. Membuat perjalanan Alesia menuju rumah sangat cepat.
Tidak lama kemudian bus berhenti di sebuah halte, Alesia turun karena itu halte pemberhentian nya dan ada beberapa yang turun dan yang naik bus. Setelah membayar bus tadi Alesia segera berjalan untuk langsung menuju rumah namun karena rumahnya melewati toko buah Alesia memilih untuk mampir dan membeli beberapa buah untuk orang rumah.
Setelah selesai membeli buah apel dan jeruk, Alesia kembali melanjutkan jalannya untuk menuju sampai di rumah. Tanpa Alesia sadari dari tadi ada seseorang yang terus mengikutinya namun bukan dengan niat jahat hanya berniat mencari tahu, tapi entah siapa itu hingga tidak membuat Alesia menyadari kehadiran mereka.
"Adik pasti senang karena aku belikan buah kesukaannya, " Gumam Alesia dan masuk ke dalam rumah kecil namun nyaman untuk di tempati.
Alesia masuk dengan senang dan langsung di sambut oleh adik laki-laki nya yang baru berusia 16 tahun. Alesia memeluk adiknya dengan erat dan memberikan buah yang baru saja ia belikan kepada laki-laki imut itu.
"Kaka, apa kau memiliki uang lebih hingga bisa membelikan aku buah? " Tanya Henry dengan dengan ragu, karena ia ragu kakanya memiliki uang lebih terlebih ia belum bekerja.
"Iya, aku sedang sangat senang maka dari itu membelikan buah kesukaan mu, " Jawab Alesia dan membawa Henry masuk untuk menemui sang ibu.
Alesia berjalan menuju dapur di temani oleh Henry yang sudah tidak sabar untuk memakan buah kesukaannya. Alesia menyuruh Henry untuk duduk sedangkan ia akan membantu sang ibu memasak membuat ibu sangat terkejut akan kepulangan Alesia yang tiba-tiba.
"Astaga, kau mengagetkan ku saja... Bagaimana dengan hasil interview hari ini? " Tanya ibu kepada putri sulungnya.
Alesia tersenyum menatap sang Ibu, lalu tanpa aba-ana Alesia memeluk ibu dengan erat membuat ibu terkejut dengan tingkah Alesia dan tidak mengerti maksud dari senyum lebar Alesia dan tingkah senang gadis itu.
"Ada apa? Katakan aku jadi penasaran, " Tanya ibu dengan raut bingung dan senang lalu melepaskan pelukan Alesia yang sangat erat hingga membuat sesak napas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments