Satu persatu peserta yang ingin melakukan interview berkurang, tidak banyak yang keluar dengan keadaan menangis membuat Alesia semakin gugup. Dan sekarang adalah gilirannya untuk melakukan interview, masih banyak orang di tempat menunggu dan menatapnya remeh namun di abaikan oleh Alesia.
Alesia masuk ke dalam ruangan interview dengan gugup, aura mencengkam saat ia masuk dan melihat sang direktur yang duduk dengan di temani oleh gadis yang sempat memberikannya semangat saat di luar tadi.
"Pagi! " Sapa Alesia dengan ramah.
"Duduk! " Perintah sang direktur.
Alesia menurut lalu ia duduk di hadapan sang direktur dengan gugup, ia memberikan berkas yang ia bawa ke hadapan sang direktur yang langsung di baca oleh direktur itu dengan wajah datar namun terlihat sangat tampan.
Alesia melihat gadis yang ada di samping sang direktur memberikan semangat lewat isyarat, dan Alesia membalas dengan senyum manisnya. Direktur sudah selesai membaca semua laporan di berkas yang di bawa Alesia, ia menatap Alesia dengan tajam dan datar membuat Alesia ketakutan.
"Alesia Dallas! Baru menyelesaikan sekolah dan ingin mendaftar menjadi sekertaris? Dapat keberanian dari mana kau?! " Tanya sang direktur dingin namun menusuk.
"Tentu saja karena ada peluang pekerjaan dan juga tidak mungkin setelah saya menyelesaikan sekolah tidak bekerja dan hanya menjadi beban keluarga saja? Selagi ada kesempatan saya akan mencobanya, " Jawab Alesia dengan yakin.
Direktur yang mendengar itu tersenyum miring meremehkan, baru pertama kali ada orang yang berani mengatakan hal itu. Alesia yang senang akan jawabannya sendiri dan juga di berikan acungan jempol oleh gadis yang berada di samping direktur membuatnya semakin percaya diri.
"Cih! Aku sudah banyak bertemu dengan wanita seperti mu! Apa kau yakin hanya ingin pekerjaan ini? Bukankah wanita sepertimu rela naik ke atas ranjangku secara cuma-cuma? " Pertanyaan dari sang direktur yang malah membuat Alesia tidak menyukai direktur itu.
"Saya bukan wanita seperti itu! Jika anda tidak menerima saya anda tidak perlu berkata seperti itu! Kalau tidak ada apa-apa lagi sebaiknya saya pergi! " Ucap Alesia datar dan mengambil berkasnya setelah itu ia berdiri dan hendak meninggalkan ruangan itu dengan kesal namun ucapan selanjutnya dari sang direktur membuatnya berbalik dengan tidak percaya.
"Hehe, baiklah kau ku terima! Jawaban yang bagus Alesia, " Ujar direktur dengan di sertai senyum yang sulit di artikan.
"Apa? Tunggu aku di terima? Apa kau serius tuan? " Tanya Alesia masih tidak percaya.
"Cih! Jika bukan karena adikku menyukai mu, aku juga tidak akan mempekerjakan wanita seperti mu! " Jawab direktur dengan ketus.
"Baiklah terimakasih atas hinaannya, jadi kapan saya bisa mulai bekerja? " Tanya Alesia mengalihkan pembicaraan.
"Aku tidak menghina mu! Tapi itu kenyataan, besok pagi kau sudah bisa bekerja jangan sampai telat jika tidak aku tidak segan-segan memecat mu! " Jelas direktur.
"Baiklah aku paham, jika tidak ada lagi saya pamit, " Ucap Alesia dan membungkukkan badan lalu mulai melangkah meninggalkan ruangan.
Baru beberapa langkah, Alesia sudah kembali di panggil membuatnya mau tidak mau kembali memutar balik dan menatap direktur yang sangat menyebalkan menurutnya. Dengan senyum paksa Alesia bertanya.
"Tunggu! " Panggil sang direktur.
"Ada apa lagi tuan? " Tanya Alesia.
"Namaku Josephton Matilda, ingat namaku itu! Dan juga selama kau bekerja di sini kau harus melayani ku! " Ucap sang direktur.
Alesia mengangguk, namun ada satu kata yang membuatnya kebingungan. Karena kalimat 'melayani' yang di ucapkan oleh sang direktur sedikit ambigu, karena tidak mau salah paham Alesia memilih untuk bertanya.
"Baiklah aku paham, namun melayani seperti apa? " Tanya Alesia gugup.
"Cih, tentu saja membuatkan kopi dan lain-lain kau pikir apa? Lagi pula aku tidak tertarik dengan tubuh biasamu itu! " Ujar Josep dengan tajam dan meremehkan.
"Aku hanya bertanya! Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu sampai jumpa, " Sahut Alesia dan cepat-ceoat pergi dari ruangan itu.
"Menarik! " Gumam Josep setelah Alesia tidak terlihat lagi.
Sekarang hanya tinggal Josep dan adik perempuan nya, adik perempuan nya itu yang bernama Arsyla Matilda yang baru saja berusia 18 tahun, tersenyum puas karena kakanya mau menerima Alesia sebagai sekertaris nya. Arsyla menyukai Alesia yang apa adanya makan dari itu ia menyuruh sang kakak untuk menerimanya.
"Daniel! Usir semua yang masih ada di depan! Bilang pada mereka jika aku sudah mendapatkan sekertaris, " Ucap Josep kepada bodyguard yang ada di sana.
"Baik tuan! " Jawab bodyguard yang bernama Daniel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments