Kesedihan Silva

Dave berada di atas awan, sedangkan Silva berada di titik terendahnya.

Kedua orang tua Silva lebih percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dave daripada anak kandungnya sendiri, ini begitu menyedihkan.

Perasaan Silva seperti tidak ada harganya.

Di dalam kamarnya dia meratapi semua kesedihan ini sendirian.

Dua puluh menit berlalu, tiba-tiba terdengar suara seorang membuka kunci.

Klek!

Pintu sudah terbuka.

"Kau keluarlah! Dave sudah pulang, setelah ini, kau tidak boleh banyak tingkah. Ayah harus memberikan hukuman padamu. Kau tetap berada di kamar sebelum hari pernikahanmu!"

"Ayah sungguh tega, dia telah melakukan hal buruk padaku ayah, lima hari lalu di hotel!"

Sang gadis menangis, dia teringat akan kejadian itu.

"Aku tak percaya apapun, kau itu pandai berbohong. Gadis yang tidak pernah tahu cara berterima kasih. Ayah akan pastikan, kau membayar semua tuduhan itu. Hari ini membuktikan bahwa kau pura-pura patuh!"

Sang ayah memang sangat percaya pada seorang Dave, bahkan anaknya sungguh tak ada harganya di depan Tuan Nuel.

"Ayah sangat tega padaku, bagaimana bisa mengatakan hal buruk? aku ini anak ayah!"

"Jika kau anak ayah, pastinya harus menuruti apa yang ayah katakan!"

"Aku hanya tak mau menjalankan pernikahan ini, aku tak suka Dave, dia telah menodai kesucian aku!"

Akhirnya, rasa sesak itu berhasil lepas.

Sang putri merasa lega sekaligus sakit hati.

"Cih, aku tak percaya kau! Dave bukan pria seperti itu, dia baik!"

"Ayah! dia itu tak sebaik yang ayah kira, awalnya aku merasa dia sopan, tapi nyatanya dia tak seperti itu ayah! percaya padaku!"

"Mana buktinya?"

Sang ayah meminta bukti pada seorang Silva, namun gadis itu tak mampu memberikan apapun.

"Dia terlalu cerdik, aku tak bisa memberikan satu pun bukti pada ayah, beri aku kesempatan untuk mencarinya!"

Sang ayah masa bodoh, dia terlihat tak menggubris apapun yang di katakan oleh putrinya, yang terpenting di dalam kehidupannya adalah Dave anak baik dan harus menikah dengan Silva.

Silva bersimpuh, dia merasa lemas tak berdaya.

Ibu dan ayah, sama sekali tak memikirkan perasaannya.

Silva menjadi gadis paling sedih di seluruh dunia.

Hingga panggilan telepon dari Dave membuat nya makin kesal.

Berulangkali Silva menutup panggilan itu, tapi nyatanya Dave tidak menyerah.

Sang gadis memblokir nomor Dave.

Lalu suara panggilan telepon dari dari telepon rumah yang ada di kamarnya, terdengar berdering.

Silva malas menjawab panggilan itu, hanya saja suaranya sangat nyaring. Silva tak tahan dan langsung menjawab panggilan itu.

Dia segera beranjak dan menghampiri telepon rumah yang ada di atas nakas.

Silva meraih gagang telepon dan menempelkannya di telinga.

"Halo, siapa?"

"Kau tidak akan lepas dariku, setelah sekian lama aku meminta cinta darimu, bahkan aku sudah mencicipi tubuhmu yang harum itu. Kau masih keras kepala, padahal aku ingin bertanggung jawab."

Silva langsung menutup panggilan telepon itu, rasanya sangat tidak menyenangkan.

Semuanya hanya Dave dan Dave.

Dia tak memiliki tempat di manapun.

"Tuhan, apakah nasibku memang harus seperti ini?" batinnya tersentak.

Tak paham dengan rencana Tuhan, dia tak berdaya sama sekali.

Dia ingin kabur tapi teringat akan kata-kata Dave yang tak hanya ingin tubuhnya saja, tapi juga semua harta, dia ingin balas dendam.

"Dave! meski nantinya kita akan menikah, aku pastikan ayah tahu siapa kau sebenarnya!"

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!