Pertolongan datang!

Satu hal yang dilupakan oleh Maura, Malik tak cukup pandai untuk menyembunyikan semua kejahatannya, dia berada di fase yang tak biasa.

"Bisa, aku akan lebih cepat dari biasanya, kau tunggu saja. Selama aku masih menelpon, berikan laporan jika kau mengalami hal yang tidak mengenakkan, aku pastikan orang itu mendapatkan hukumannya, kau adalah adik angkat ku di tempat pelatihan. Jangan sungkan meminta tolong!" ucap Faruk.

Keduanya bicara banyak sekali, hingga si Faruk mendapatkan info dari anak buahnya.

Di saat sang kakak menelpon, ada laporan dari anak buah bahwa di dalam rumah yang terbakar terlihat satu petunjuk, sebuah jam tangan milik orang yang telah menghancurkan dan membakar rumah Xena.

"Tuan, apa anak buah mu akan segera melakukan penangkapan terhadap tersangka?" imbuh Maura.

"Aku tak bisa memastikan kapan akan menangkap tersangka itu, hanya saja menurut laporan ada banyak petunjuk, ya apa yang aku katakan tadi. Jam tangan, petunjuk utamanya."

Faruk hanya mengulang informasi yang ada, Maura merasa tidak tenang, dia tak bisa menyembunyikan siapa tersangka itu.

"Malik, pemilik jam tangan itu adalah Malik, adikku," ucap Maura menahan air matanya.

"Kau tidak bilang sejak awal? jangan sampai pihak kepolisian menganggap kau melindungi tersangka! kau tenanglah, anak buahku on the way ke jalan F."

"Baik tuan Faruk."

Panggilan telepon berakhir, Maura merasa sedih untuk adiknya.

"Hiks, Maaf adikku. Ini semua demi kebaikanmu!"

..

Di dalam rumah kosong itu, Malik menelepon beberapa orang yang akan menyelamatkan dirinya, dia meminta bos rentenir untuk membantunya menjual semua aset yang dia miliki dengan segera, sebab apa yang dia punya sudah tak sempat untuk di sembunyikan lagi.

"Banyak bos, aku ingin uang 200 Milyar!" pinta Malik

"Ha? terlalu banyak, semua perusahaan yang ada tak ada harganya bagiku, aku akan mendapatkan banyak masalah setelah ini. Kau bisa kabur, tapi aku? hm, aku kira 100 Milyar cukup!"

"Hah, aku pelit sekali. Ini sertifikat tanah dan perusahaan, ada banyak emas dan permata, apa kau tidak bisa menghargai dengan nilai yang pantas?"

"Haha, apa yang kau katakan? kau terlalu baik, kau seperti kakakmu!"

"Jangan sebut dia, dia sudah tiada. Pada intinya beri aku uang itu, aku akan mengambilnya setelah ini."

"Kau datanglah ke rumahku, ada banyak uang di sini. Kau mau?"

"Aku tidak bisa, temanku yang akan datang menemui kau," ungkap Malik.

Pria itu berada dalam dilema sebenarnya ketika tahu jam tangannya terlepas, dia merasa akan segera tertangkap oleh anggota kepolisian.

Sehingga segera mungkin berpindah tempat, dia meminta sang teman menemuinya di rumahnya yang berada tak jauh dari rumah kosong itu.

Setelah panggilan telepon dengan bos rentenir usai, dia segera meminta sang teman pergi, sedangkan dia keluar dari sana lewat pintu belakang.

Namun sayang seribu sayang, anggota kepolisian sudah berada di sana, mengepung rumah itu.

Teman Malik mengatakan," Bawa semu surat ini pergi dari sini, aku tahu kau sangat butuh, aku adalah temanmu, saatnya membalas budi. Aku akan memancing mereka agar menjauh dari tempat ini, dalam satu menit kau harus segera pergi, kau paham kan?" cetus sang teman memberikan aba-aba.

"Aku tidak akan melupakan jasamu, adikmu adalah tanggung jawabku!"

Malik segera keluar dari tempat itu, sang sahabat merasa senang dengan semua ini.

.

.

.

"Jangan bergerak!" teriak anggota kepolisian.

Di sana ada Maura dan anggota berwajib.

Maura terkejut saat melihat Edwin di sana.

"Kau?" ucap Maura tak menyangka jika Edwin juga terlibat.

"Oh, jadi kau yang telah melaporkan adikmu sendiri? oh, aku baru tahu jika Maura yang aku kenal tak baik seperti kelihatannya, dia begitu munafik!"

"Jangan banyak bicara, tetaplah berada dalam posisimu!"

Pria itu dilumpuhkan dengan segera, anggota kepolisian lain segera masuk ke dalam rumah kosong itu.

Di sana tidak ada apapun, hanya saja ada pintu belakang yang terbuka.

Beberapa anggota kepolisian melihat ada satu hal yang ganjil, yaitu jejak basah yang masih baru.

"Pasti dia kabur lewat sini," ujar anggota 1.

"Iya, ayo kita kejar!" jawab anggota 2.

Sedangkan Malik sudah berada di atas pohon, dia melihat wajah Xena yang penuh amarah.

"Cih, apa semudah itu menangkap aku?" batin sang pria.

Dia menatap wajah Xena," Kau sangat cantik ketika marah, aku paham jika sebentar lagi kita akan menikah, menjalani hari-hari bahagia, serta satu hal yang membahagiakan. Semua anggota keluargamu sudah tiada!"

Si pria begitu menyebalkan, membuat si gadis harus mengomel, meski tertutup lakban mulutnya.

"Haha, apa yang akan kau katakan? semuanya sudah berakhir, kau telah kalah dariku!"

Semua anggota kepolisian tak menyadari jika Malik dan Xena ada di atas pohon, mereka tak bisa turun dengan mudah sebab pohon itu berada di tempat yang cukup tersembunyi.

Para polisi tidak habis akal, mereka melakukan satu hal yang sangat unik, mereka tetap di sana dan berjaga-jaga, membuat Malik harus ekstra sabar.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!