Berontak!

Rumah kosong, tempat persembunyian ...

Xena menatap nanar wajah teman Malik, dia tak menyangka tiba-tiba berada di tempat kumuh itu.

"Kau siapa?" tanya Xena dengan tubuh yang penuh dengan luka.

"Aku temannya Malik, kau tidak bisa keluar dari sini, sebab semua hartamu sudah menjadi milik kami, setelah ini kau juga akan menikah dengan Malik!"

Gadis itu merasa terkejut sebab apa yang dikatakan oleh pria itu sama sekali tidak masuk akal.

"Ha? apa maksudmu? apa kau sedang menggertak ku?" ungkap Xena.

Dia mencoba untuk lepas dari ikatan tali yang melingkar di pergelangan tangan dan kakinya.

Namun sayang sekali, kekuatan tali itu begitu erat dan tak bisa di lepas begitu saja.

Teman Malik lalu tertawa melihat semua ini," Haha ... aku tak pernah menyangka, menjadikan orang sepertimu miskin sangatlah mudah. Kau terlalu mudah di tipu! sekarang semuanya telah hancur! jabatan, kekuatan. Semuanya tak ada di sisimu lagi."

Xena tidak memahami apa yang dikatakan oleh pria itu, sehingga kini dia masih baik-baik saja.

"Aku tak suka kau melakukan semua ini padaku, tapi aku tak percaya dengan apapun yang kau katakan! semua kekayaanku, tak mungkin hilang begitu saja, semuanya masih bersamaku!"

Xena memberontak, dia mencoba lepas lagi dari tali itu, tapi tak semudah kelihatannya.

Lalu, teman Malik memberikan satu potret mengenai rumah Xena yang kini sudah luluh lantak tak tersisa, bahkan jasad berada dimana-mana, dimakan oleh api.

"Apa? apa salahku! apa yang kau inginkan?" teriak Xena dengan tatapan nanar.

Dia sudah memahami pasti bahwa di depannya adalah hal yang nyata.

Namun, pada kenyataannya semua itu tak bisa diselamatkan olehnya.

Dia benar-benar hancur, tak ada satupun yang tersisa lagi.

Hingga suara motor itu terdengar jelas berhenti di depan rumah kosong yang dijadikan tempat persembunyian seorang Malik.

Tap ... tap ... tap ....

Langkah kaki seorang Malik memecah keresahan Xena, sebab dia menyangka bahwa akan ada dewa penolong yang akan membawanya pergi dari sana.

Namun ketika pintu terbuka, raut wajahnya berubah dengan kebencian.

"Malik! kau!"

Sang gadis begitu marah.

Dia menyadari apa yang dikatakan teman Malik ada benarnya.

"Haha, aku sudah menghabisi semua anggota keluargamu, semua berkas telah menjadi milikku. Kau lihat meja itu? ada setumpuk harta di sana. Sertifikat dan segala hal yang membuatmu miskin! Haha, aku tak menyangka kau berada dalam fase seperti ini. Sebuah kehancuran," ungkap si pria kurang ajar.

Malik mendekat ke arah sang gadis lalu berjongkok, dia menarik dagu Xena dengan jarinya.

"Aku tahu kau sangat cantik, hanya saja terlalu banyak tingkah. Tidak ada orang yang suka denganmu, semua sikap sombong, hanya akan membuat kerusakan di dalam kehidupanmu! kau paham kan?"

Malik benar-benar puas dengan semua ini, dia tak pernah menyangka akan mendapatkan momen dimana semua yang dia harapkan menjadi kenyataan.

Cuh!

Tiba-tiba cairan ludah menempel di pipi si pria, ini begitu merendahkan harga diri.

Hingga Malik memaki Xena.

Umpatan semua lepas tanpa terkendali.

Hingga mulut itu harus ditutup dengan lakban sebab terlalu berbahaya jika terbuka.

"Itu adalah balasan untukmu yang telah membuat hidupku menjadi penuh dendam, aku tak pernah menyangka jika di dalam kehidupan ini, sangatlah tidak mudah. Akan tetapi, dalam menghancurkan dirimu sangatlah mudah!

Malik menatap dengan mata menyala, di sana tidak ada cinta, yang ada hanya dendam yang ingin segera di tuntaskan.

Sang asisten pribadi berada dalam satu titik yang memberatkan Xena.

Gadis itu bisa habis kapan saja.

Namun, ada satu hal yang dilupakan oleh seorang Malik, Maura masih hidup dan dia ada disekitar rumah kosong itu.

"Huft! akhirnya aku bisa membututi Malik," batin Maura.

Dia menatap sebuah rumah dengan bangunan yang sudah rapuh.

Maura berusaha untuk masuk ke dalam, tetapi belum ada keberanian, dia masih berada di fase sedang mencari satu alasan untuk melaporkan adik tercinta.

Hingga terdengar satu tembakan, Maura buru-buru bersembunyi di balik semak yang ada di tempat itu.

"Tak ada alasan untukku diam, aku harus memberitahu pihak kepolisian. Jika tidak, dia pasti akan membuat suasana menjadi makin runyam!" ucap Maura.

Dia meraih ponsel yang ada di saku celananya.

Maura menelpon pihak berwajib.

"Tuan Faruk, aku ingin melaporkan ada tindak penculikan, aku berada di sebuah bangunan yang berada di jalan F. Tolong kau datang, penculik itu sangat menyeramkan!" ungkap Maura.

Kaki, tangan serta mulutnya gemetaran. Dia sudah berhasil membuat satu laporan yang akan menghancurkan sang adik.

Dia tega, karena Malik juga jahat.

"Baik nona, kami akan segera datang. Kau tetap di sana, berhati-hatilah. Kami akan segera datang satu jam lagi!" jawab anggota kepolisian.

"Tidak bisa lebih cepat lagi pak?" pinta Maura.

Terlihat ketakutan di wajah kakak Malik itu.

Namun, pada dasarnya tak ada yang perlu di takutkan, sebab Maura dalam jalan yang benar.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!