04

Selamat membaca 😊

Batu bisa saja berlubang karena terkikis oleh air yang menetes terus menerus begitupun manusia mereka akan luluh jika kita memnerikan ketulusan dalam perbuatan kita tanpa meminta imbalan apapun ,hanya benar-benar ada ketulusan.

Dale melangkahkan kakinya dengan tegas keluar dari apartemennya di ikuti Ando yang selalu setia menemani kemanapun dan kapanpun itu,hingga gedung yang mereka tempati pun sama dengan bosnya yang sudah dia anggap keluarga.

Sejak ayah bosnya itu di tangkap tidak ada yang tahu kabar pastinya kecuali dirinya dan juga bos dinginnya ,bahkan Dale sendiru tidak perduli dan tidak pernah sudi untuk kembali kerumah itu ,rumah utama yang banyak kenangan buruk dan juga kenangan indah meski kenangan buruk lebih mendominasi .

Di dalam mobil ke adaan hening tidak ada pembicraan keduanya,Dale melihat ke arah luar kaca mobil tanpa sengaja dia melihat seorang perempuan yang berhijab memberikan bungkusan makanan ke beberapa orang di jalan .Dale tersenyum tanpa sadar membuat Ando yang tanpa sengaja melirik kearah bosnya terdiam ,untuk pertama kalinya sejak kejadian itu senyum yang dulu ada kini terlihat meski hanya sebentar .

''Fokus lah !aku tidak mau mati sebelum menikah ''celetuk Dale dia sedari tadi sudah sadar atas lirikan yang di layangkan Andon .

''Eh..hah ..baik bos ''ke adaan kembali hening ,Ando kembali fokus pada kemudinya menyetir dengan pelan hatinya sungguh senang meski hanya sedikit tidak masalah bukankah ada istilah sedikit demi sedkit lama-lama akan menjadi bukit?sebenarnya tidak nyambung tapi di sambungkan oleh Ando yang sudah frustasi menghadapi Dale .

''Bisakah lebih cepat !jangan seperti siput''ucap Dale ,tanpa menjawab menambahkan kecepatan nya dia tidak berani membantah apalagi sudah melihat raut wajah Dale berubah dalam sekejap.

Turun dari mobil Dale dengan wajah dinginnya tanpa perduli dengan sapaan para karyawannya ,mereka semua menunduk tidak ada yang berani mendongakkan wajahnya takut pasti padahal orang-orang di sana berjenis kelamin sama tapi tetap saja nyawa mereka se akan berada di ujung tanduk setiap kali bosnya lewat .

Banyak sapaan yang sama sekali tidak di perdulikan oleh Dale ,dia terus saja melangkahkan kakinya memasuki lift khusus CEO dan orang yang sudah mendapat izin langsung sebelumnya .

Setelah berada di ruangannya Dale duduk dwngan tenang sambil membuka beberapa berkas yang kemarin dia tinggalkan sedangkan Ando membacakan semua kegiatan hari ini .seperti biasa Dale hanya acuh tak acuh saja hingga dia menyela ucapan Ando.

''Kosongkan jadwal setelah makan siang selama 1 jam aku ada urusan ''tanpa menjawab maupun protes Ando hanya menganggukkan kepala meski dalam hati menggerutu.

''Mau apa si dingin ini ''batin Ando dia beranjak kembali ke ruangannya sendiri karena pekerjaannya juga sudah menumpuk melebihi tukang bersih-bersih apalagi semua harus di periksa sebelum dia berikan pada CEO.

Waktu makan siang pun tiba Dale menyetir sendiri menuju restoran dan membeli beberapa makanan niatnya ingin makan di taman dengan suasana iya sedikit dia rindukan sekaligus menenangkan diri setelah sampai dia melihat tempat duduk yang kosong dia mendudukinya .

Beruntung taman tidak terlalu ramai apalagi dia mengingat kembali kejadian yang membuatnya membenci semua perempuan mungkin karena jam makan siang jadi dia tidak terlalu khawatir .

Menikmati makanan yang berada di sampingnya dengan semilir angin yang sangat jarang dia rasakan sesekali dia memejamkan matanya tidak tidur sebenarnya hingga sebuah suara yang lembut menyapa indra pendengarannya .

Dale membuka matanya untung makannya sudah selesai hanya menyisakan bungkusnya saja yang sudah dia rapikan .

''Assalamu'alaikum ''perempuan itu mengucapkan salam.

''Wa'alaikum salam '' sambil melirik ke arah asal suara yang terdengar.

''Boleh kah saya duduk di sini?''tanya perempuan itu lagi dengan suara lembutnya.

''Apa tidak ada tempat duduk lain?''tanya Dale dengan sedikit wajah yang masam tentu saja wajahnya juga datar membuat siapapun pasti tidak akan tahu wekpresi yang tidak menentu itu.

''Anda bisa melihatnya tuan ''jawab perempuan itu yang masih setia dengan nada lembut serta senyumnya .

''Silahkan ''ucap Dale dingin tanpa membalas senyuman yang di berikan perempuan itu .ada perasaan aneh yang tidak bisa Dale jelaskan dan dia tidak tahu apa itu ,untuk pertama kalinya dia mentolerir seorang perempuan .

''Terimakasih ''Zahra kemudian duduk di ujung kursi panjang itu .

Dale berdiri melangkahkan kakinya menjauh sedangkan Zahra yang melihat Dale pergi malah tersenyum tulus tidak ada raut wajah kesal .kenapa Zahra berada di taman?tentu saja bukan di sengaja tapi pada saat tadi saat dia sedang membagikan bungkusan makanan tanpa sengaja dia melihat bos dari sahabatnya. bagaimana dia tahu wajah Dale?tentu saja dari sahabat bar-barnya meski di dalam foto terlihat sedikit blur tetap saja Zahra mengenalinya sekali lihat .bos sahabatnya itu sedang duduk di kursi panjang menikmati makanan yang dia bawa .

Menurut rumor dan juga informasi yang dia dengar dari sahabat bar-barnya sungguh sangat tidak mengenakkan di dengar,seolah ingin membuktikan apakah benar atau tidak Zahra mencoba untuk mendekat dan meminta izin dengan sopan untuk berbagi tempat duduk tapi setelah mendengar jawaban bos sahabatnya itu Zahra yakin bahwa dia adalah pria yang baik ,mungkin karena suatu hal hingga membuat nya berubah itu sangat terlihat jelas di mata Zahra .

''Pria yang baik!benar kita tidak boleh hanya mendengar perkataan orang lain sebelum kita benar-benar tahu dan mendengarnya sendiri'' guman nya pelan dia beranjak dari kursinya dan segera kembali ke kantor karena sudah beberapa jam dia tinggalkan .

Dale sudah sampai di kantor nya kembali ,langsung masuk kedalam ruangan nya serta langsung mengerjakan pekerjaan yang tertunda dengan fokus dia terus membolak-balik kan berkas kemudian membubuhi dengan tanda tangan namun tiba- tiba suara lembut itu terdengar di telinga Dale sehingga membuat pergerakan tangannya terhenti menoleh ke arah pintu serta menelisik segala arah setiap sudut pun tidak luput tapi anehnya tidak ada siapapun di ruangan itu selain dirinya .

''apa aku sudah gila ?''tanya nya pada diri sendiri .

''kenapa suara lembut itu terus berdengung di telingaku ?''tanya nya lagi mungkin jika orang lain yang mendengar pasti sudah bisa di katakan orang gila dan beruntung tidak ada yang mendengar kecuali dirinya sendiri .

mencoba fokus kembali pada pekerjaannya namun pada akhirnya tetap sama suara lembut itu masih terngiang dengan kasar Dale meletakkan bolpoin di atas meja menyandarkan punggungnya di kursi serta berulang kali menghela nafas dengan pelan sambil memejamkan matanya untuk mengusir suara itu dan tanpa dia sadari Dale tertidur mungkin karena lelah atau dia banyak pikkran .

______

terimakasih dukungannya 🙏😀

Like

Komen

Vote

Rating ⭐ 5

Share

See you next time ✌

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!