Mini MP3 kesayangan milik Awan pun harus terjatuh dan pecah, dikarenakan Angga yang telah menariknya dengan paksa. Melihat hal itu Awan pun mendorong Angga yang masih memegang pundaknya. Awan mengumpulkan serpihan Mini MP3 miliknya yang telah jatuh dan pecah.
"Kenapa? KENAPA LO SEMUA SELALU GANGGU HIDUP GUE BANGSAT!!!" ucap Awan dengan nada tinggi.
Awan yang kesal, kemudian memukul Angga tepat diwajahnya hingga Angga mengeluarkan darah segar dari hidungnya.
"BANGSAT kau Wa... Boni, bantu gue pegangan ni anak." ucap Angga sambil memegang hidungnya yang terus mengembangkan darah.
Boni pun segera memegangi Awan hingga ia tidak mampu bergerak lagi. Dengan rasa dendam karena telah di pukul oleh awan tepat di hidungnya, Angga pun memukuli Awan dengan membabi buta. Dari mulai pukulan di perut, di wajah, sampai terakhir ia memukul wajah Awan menggunakan gitar milik Awan sendiri, hingga gitar itu pun hancur berkeping-keping.
Setelah Awan tidak lagi berdaya, mereka pun meninggalkan Awan dengan mengambil semua uang yang ada di saku milik Awan. Perlahan kesadaran Awan pun menghilang.
...****************...
Pagi harinya~
Aku mendengar suara yang tidak asing baginku. Ya, itu adalah suara Nala yang sedang bernyanyi. Tapi di mana?
Semua terasa gelap bagiku, tubuhku sangat sulit untuk aku gerakan. Suara itu terdengar lagi, aku ingat itu suara Nala ketika tengah bernayi bersama di sebuah bus kota kemarin.
Sangat susah, namun aku coba membuka mata sekuatku. Saat kubuka kedua mataku, semua terlihat begitu asing. Dimana aku berada sekarang? Aku ingat, terakhir aku di pukul oleh Angga, setelah itu aku tidak mengingat apa-apa lagi.
Aku memandangi setiap sudut ruangan yang memang aku tidak tau, kamar siapa ini. Kamar yang rapih, harum, dan sedikit luas dibandingkan gubuk derita milikku. Lagi, aku mendengar lagi suara Nala yang sedang bernyanyi. Aku mencoba untuk bangun dan duduk, serta mencari tau sumber suara rekaman Nala yang tengah bernyanyi.
Tubuhku terasa hancur, terutama pada bagian tulang rusukku ini. Aku berdiri dan mencoba berjalan, aku melihat sebuah cermin dan aku pun menghampirinya. Terlihat bila ada perban yang melilit di kepalaku, dan ada bekas darahnya. Banyak terdapat luka lebam pada wajahku.
Aku membuka pintu dan mencoba keluar dari kamar tempatku berbaring sebelumnya. Aku lihat ruang tamu yang sederhana, namun sangat rapih dan bersih. Di sofa ada seseorang yang duduk membelakangiku. Tidak lama kemudian orang yang tadi membelakangiku kini menoleh kepadaku.
"Bang, abang udah sadar? Abang jangan bangun dulu bang, istirahat aja dulu." ucap gadis yang mungkin seumuran dengan adik dari Nala yang masih Smp.
Sejujurnya aku tidak pernah melihat dia, dan aku sama sekali tidak mengenal dia.
"Ini dimana? Ko aku bisa disini?" tanyaku sambil memegang dadaku yang masih terasa sangat sakit.
"Sebentar bang, aku mau ambil minum dulu buat abang." ucap gadis itu dan kemudian pergi, sepertinya pergi ke arah dapur.
Namun, ada yang berbeda dari gadis itu ketika berjalan. Aku coba melihat kearah kakinya, ternyata benar, gadis itu memakai kaki palsu di sebelah kiriny.
"Nih, diminum dulu bang."
"Makasih banyak" ucap ku dengan senyuman di wajah yang penuh lebam.
Aku pun segera meminum air putih hangat yang ia bawakan untukku.
"Oh ia, aku mau nanya, ini dimana ya? Kenapa bisa aku disini?"
"Abang sekarang ada di kampung Mangga. Di belakang terminal bang, bapa nemuin abang ingusan di gang sempit samping terminal sepulang bapa kerja bang, hampir tengah malem. Terus bapa bawa abang kesini. Oia, bapa juga bilang kalo bapa sering liat abang kalo lagi ngamen di bus kota."
"Oh gitu, sekarang bapa kamu dimana?"
"Bapa udah berangkat kerja tadi jam 11 siang."
Kemudian aku memandang jam dinding, ternyata sekarang sudah pukul 13.00, cukup lama aku tertidur. Jujur kali ini aku tak tau apa yang harus kulakukan selanjutnya.
"bang, tadi aku bikin bubur. Aku ambilin dulu ya, abang blom makan dari pagi."
Aku hanya menganggukkan kepala. Aku mencoba mengingat apa saja yang terjadi semalam. Ya, aku mengingat semuanya, Mini MP3 pemberian Nala telah hancur, bahkan gitar untukku mengamen pun hancur.
"Ini kak makan dulu, udah aku panasin."
"makasih banyak emm..."
"Mayang bang, namaku mayang." Mayang pun tersenyum manis.
"Ok, makasih banyak Mayang."
Mayang kembali duduk di sofanya dan kembali mengoprasikan smartphone miliknya.
..."Waktu pertama kali...
...Kulihat dirimu hadir...
...Rasa hati ini inginkan dirimu...
...Hati tenang mendengar...
...Suara indah menyapa...
...Geloranya hati ini tak ku sangka"...
Kembali suara Nala kudengar, tarnyata itu berasal dari handphone milik Mayang.
"May, mayang... Si..siapa itu yang nyanyi? Uhuk... Uhuk...." Aku bertanya pada mayang dengan keadaan mulutku yang penuh terisi bubur buatan Mayang, sehingga itu membuatku tersedak.
"Ya, ampun bang, minum dulu tuh."
"Emmh... Itu, anu, di hp kamu itu tadi siapa yang nyanyi?" tananyaku sambil mengatur nafas setelah tersedak.
"Oh ini, pengamen cantik bang suaranya bagus banget. Terus yang bikin ga nyangka lagi, yang postingan ini Nicolas Jeremy penyanyi yang ganteng banget itu loh."
"Pengamen? Coba liat may..."
Maya memberikan smartphone miliknya padaku. Ternyata benar suara itu adalah Nala, aku pun terus tersenyum enapat video pendek tersebut. Nala memang selalu terlihat manis.
"Idih, kok malah nyengir-nyengir sendiri gitu."
"May, dia itu Nala. Wanita paling sempurna dihidupku May."
"Hahahah... Abang baik-baik aja kan?"
"Yee... Ga percaya, kalo bapa kamu sering liat aku, pasti sering liat cewek itu juga, Dia itu Nala ya bisa dibilang pacar tapi kita belum pernah jadian gitu hehehe..."
"Ih, seriusan bang? Kalo emang bener beruntung banget Abang, Mayang yakin bentar lagi temen abang itu bakal terkenal. Soalnya yang postingan ini, selain penyanyi, dia juga banyak nerbitin penyanyi baru sampe pada terkenal kak. Punya perusahaan musik gitu."
"Wow... Kalo emang beneran, berarti cita-cita Nala bakal jadi kenyataan May, dia pengen banget jadi penyanyi profesional."
Mendengar penuturan dari Maya, aku merasa sangat senang. Aku pun selalu berharap, bila Nala akan menjadi bintang yang bersinar terang suatu hari nanti.
...****************...
Sementara itu~
Disekolah Nala terlihat sangat murung, karena dia tidak mendapati Awan tidak masuk sekolah.
"Oi, Nala!!! Parah, parah, parah..." Ucap salah satu teman sekelas Nala menghampirinya dirinya dengan tergesa-gesa.
"Apaan sih, nyonya Yanti." ucap Nala menanggapi temannya yang berteriak tidak jelas.
"liat ini, liat, liat, liat... Gilaaaaa! Lo bakal terkenal Nal" ucap Yanti sambil menunjukan sebuah postingan di instagram.
"Itu kan gue, pas ngamen bareng Jawa" ucap Nala.
"Ia Nal, gue tau. Dan lo tau ga siapa yang postingan video lo? Nicolas Jeremy dong." ucap Yanti penuh antusias.
"Hah? Nicolas Jeremy penyanyi yang lagunya sering viral itu? Seriusan ini?" ucap Nala yang kini wajahnya bersemi kemerahan.
"Ia bener Nal, dan yang nonton video lo ini udah tembus 1juta penonton dalam semalem. Terus gue iseng DM aku nya Nico. Gue bilang kalo cwew yang ada di video itu Nala, temen sekelas gue. Eh, ternyata di respon, bahkan nanyain dimana sekolahnya. Dan katanya, jam pulang sekolah dia bakal dateng ke sekolah ini. Oh my god!!! Ada artis bakal ke sekolah kita." ucap Yanti.
"Hah? Serius, gila lo!!! Kalo dateng beneran gimana ini? Gue malu banget." ucap Nala yang semakin gugup mendengar ucapan dari Yanti.
Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh yang berasal dari lapangan sekolah mereka.
"Nah kan, kayanya Nicolas udah dateng noh. Ayu cepet kita kesana Nal." ucap Yanti, kemudian menarik tangan Nala.
"Pelan-pelan dong Yan."
Yanti dan Nala pun menuju kelapangan sekolah yang telah dipadati para siswa, terdapat sebuah mobil mini cooper merah yang terparkir dan dikelilingi oleh para siswa.
Disna terdapat Nico bersama satu orang kameramen yang keluar dari mini cooper tersebut. Segera Nico meminta timnya untuk mengaktifkan kamera untuk live di instagram milik Nico.
"Halo guys, mengenai insta story yang yang aku post semalam, banyak yang minta aku buat samperin orangnya langsung. Nah, ternyata aku dapat info kalo pengamen cantik itu sekolah disini ni guys. Langsung aja kita cari tau, bener gak sih dia sekolah disini. Dan kebetulan juga jam pelajaran sekolah baru aja selesai nih guys. Semoga orangnya blom pulang ya." ucap Nico menyapa para fansnya dalam siaran live instagram miliknya.
......................
Dirumah mayang~
"Bang... Abang, liat ini. Nicolas lagi live, dan dia ngedatengin sekolah temen abng buat nemuin temen abang itu." ucap mayang menunjukan video live pada akun instagram milik Nico.
"Wah, yang bener, coba liat." ucap Awan senang dan tersenyum.
Awan pun melihat live tersebut bersama dengan Mayang. Namun tiba-tiba, senyum di wajah Awan pun perlahan menghilang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
hmmm sad ya,,, d saat penting Nala, awan gk ada😌
2023-01-05
46
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
waaah 😱 semoga nala gak melupakan awan 😌
2023-01-05
46
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
lah emang d video gak ada awan ya😳
2023-01-05
46