Bab 2 "Ungkapan Rasa"

Waktu menunjukan pukul 5 pagi, Awan terbangun dan bergegas menuju Wc umum. Karena mayoritas warga disana tidak memiliki kamar mandi sendiri di dalam rumahnya. Wc umum yang memiliki 8 kamar mandi tersebut selalu di padati oleh warga, mulai dari jam 5 pagi sampai jam 9 pagi.

Jika Awan terlambat untuk bangun pagi, kemungkinan dirinya akan berangkat kesekolah tanpa mandi. Selesai mandi, biasanya Awan membeli sebungkus nasi untuk sarapan. Mengingat bila uang hasil mengamen kemarin telah di ambil paksa oleh Boni beserta teman-temannya, Awan pun hanya bisa menahan lapar dengan meminum banyak air minum isi ulang.

Kini Awan bersiap untuk berangkat menuju sekolahnya. Tidak lupa ia menggunakan earphone yang tersambung dengan mini mp3 pemberian Nala. Dengan semangat Awan melangkah dengan pasti menuju sekolahnya.

...🎼RAN - Selamat Pagi🎼...

...Kurasakan hangat indahnya sang mentari...

...membangunkanku dari tidur yang lelap ini...

...Sinarmu yang terang mulai memasuki mata...

...dan mengusirku dari alam mimpi...

...Dan kini kubergegas tuk segera siapkan diriku...

...tuk mulai menjalani hari ini...

...Tak sabar ku temui seluruh sahabat yang tersenyum menyambut datangnya pagi ini...

...Dan kukatakan......

...Selamat pagi!!...

...Embun membasahi dunia dan mulai mengawali hari ini...

...Dan kukatakan......

...Selamat pagi!!...

...Kicau burung bernyanyi dan kini ku siap tuk jalani hari ini. 🎶...

...****************...

Hal ini terulang lagi, hanya menatapnya dari jauh, namun sudah membuatku jatuh cinta lagi dan lagi. Entah kali keberapa aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Apapun akan kulakukan asalkan aku bisa menatapnya seperti ini.

Seperti biasa, aku hanya mampu menatapnya dan menunggu. Menunggu ia melihatku dan menyapaku terlebih dahulu. Setelah itu muncullah keberanianku untuk berjalan mendekatinya. Aku memang tipe laki-laki pengecut, penakut, bahkan pecundang. Aku sadar diri atas semua keterbatasan yang aku miliki.

kalo kata orang untuk mendekati seorang perempuan itu harus punya dua faktor. Pertama kekayaan, kedua ktampanan, atau minimal memiliki salah satunya. Mendengar statement tersebut aku hanya bisa tertawa, memertwai keadaan hidupku ini.

"Hey, Jawa..." ucap Nala menyapa.

"Hey..." jawabku sembil tersenyum semanis mungkin yang ku miliki, semoga saja Nala tidak muntah melihatku berusaha keras untuk terlihat manis.

...****************...

"Idih, lebar amat nyengrinya wa." ucap Nala sambil bergidig negri.

"Ya elah Nal, gue lagi senyum manis ini." ucap Awan sambil menggerutu.

"Hahahaha... Ia deh si paling manis." ucap Nala tertawa geli.

"Rese lo ya, jadi geli sendiri gue denger lo ngomong si paling manis hahahaha..."

"🔔🔔🔔"

Bel berbunyi, menandakan jam pelajaran pertama dimulai.

"Wa, gue masuk kelas dulu ya." ucap Nala sambil melambaikan tangan pada Awan.

Awan terus memandang Nala yang pergi menjauh kearah kelasnya, bahkan dia tidak beranjak dari tempatnya berdiri sampai Nala benar-benar menghilang dari pandangannya. Di sekolah Nala memiliki banyak teman dan sangat banyak yang menyukai dirinya. Berbeda dengan Awan, yang lebih pendiam dan lebih senang menyendiri mendengarkan mini mp3 yang selalu ia bawa.

Sepulang sekolah Awan dan Nala berjanji untuk saling bertemu di terminal seperti biasa. Nala telah sampai terminal terlebih dahulu. Dia melihat sekelilingnya mencari keberadaan Awan, karena tidak biasanya ia datang telat. Tiba-tiba timbul rasa khawatir Nala kepada Awan.

Nala pun mendatangi kediaman Awan. Sesampainya disana, apa yang telah Nala khawatirkan benar terjadi. Nala menemukan Awan yang tengah demam di rumahnya.

"Ya ampun, wa! Lo kenapa? Mana badan lo panas gini." tanya Nala khawatir.

Awan tidak menjawab pertanyaan Nala sepatah kata pun.

"Tungguin disini, gue cari makan dan obat buat lo." ucap Nala bergegas pergi kesebuah warung terdekat untuk membeli obat dan membeli nasi bungkus di warung nasi terdekat pula.

Sesampainya di kediaman Awan, Nala pun segera menyiapkan makanan yang telah ia beli sebelumnya. Dengan penuh perhatian dan kasih sayang, Nala menyuapi Awan yang tengah lemas akibat demam yang ia derita saat ini. Setelah 30menit setelah makan dan minum obat, akhirnya kondisi Awan pun membaik dan mulai tersadar dari tidurnya.

...****************...

Aku melihat sosok bidadari penyelamat dihadapanku. sampai-sampai aku tidak tahu, apakah ini di surga, atau aku masih berada di dunia. Serabut wajah manis tak ingin kulewatkan. Nala, aku tak ingin berharap lebih padamu. Tapi, mohon izinkan aku untuk selalu mengagumimu.

"Loh, wa... Lo kenapa senyum-senyum gitu? Udah baikan?" tanya Nala.

"Lo yang bikin gue jadi baik-baik aja Nal." jawab Awan dengan senyuman lemas.

Kali ini aku sangat menyukai caranya menatapku. Aku dapat merasakan dengan jelas, ada kelembutan dan ketulusan. Dirinyalah bentuk sebuah kesempurnaan bagiku.

...****************...

"Hari ini kita ga dapet duit Wa. Tapi ga papa, yang penting lo udah mendingan sekarang. Gue khawatir banget kalo sampe lo kenapa-napa Wa." ucap Nala yang tanpa sengaja meneteskan air mata.

Dengan lembut Awan menghapus air mata yang membuat jejak di pipi lembut milik Nala.

"Maafin gue udah bikin lo khawatir Nal. Gue janji ga akan bikin lo khawatir lagi. Gue sayang banget sama lo Nal." ucap Awan yang tanpa sengaja mengungkapkan isi hatinya pada Nala.

"Gue juga sayang banget sama lo Wa. Lo satu-satunya orang yang paling ngerti gue. Cuma li tempat ternyan gue Wa. Gue ga mau pisah sama lo Wa. Dan jangan pernah jauh dari gue ya?" Ucap Nala yang ternyata selama ini juga menyayangi Awan.

Akhirnya mereka mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain. Walaupun kini Awan mengetahui isi hati Nala pada dirinya, Awan tetap saja tidak berani untuk mengikat Nala dalam suatu hubungan. Mereka hanya saling mengetahui perasaan satu sama lain tanpa adanya sebuah hubungan khusus.

Awan sangat sadar diri akan status hidupnya. Itulah yang membuatnya terbelenggu dengan perasaannya sendiri. Walaupun mereka tidak memiliki hubungan khusus, namun hati mereka saling menjaga satu sama lain.

Semakin hari hubungan mereka semakin dekat, bahkan mereka beranggapan jika mereka sedang menjalin sebuah hubungan diantara mereka berdua.

...----------------...

~Satu tahun kemudian~

Tak terasa kini satu tahun mereka lewati bersama. Awan pun sering sekali mendatang rumah milik Nala, untuk sekedar bercengkerama dengan saudara dari Nala, maupun Ibu Nala. Semua keluarga Nala menerima Awan dengan baik, walaupun sering sekali para tetangga disekitar rumah Nala yang sering membicarakan hubungan antara Awan dan Nala.

"Bu, kok di biarin sih anaknya pacaran sama gembel kaya si Awan itu?" ucap salah satu tetangga Nala yang tengah membeli sayur di warung dekat rumah Nala.

"Ah, biar aja bu. Yang penting Awan anaknya baik dan sangat menghargai wanita, jadi aku ngerasa anakku aman bareng sama dia." jawab ibu dari Nala yang juga sedang memilih sayuran di warung tersebut.

"Bu Ratih, Nala itu cantik, pinter, baik. Pasti dia bisa punya pasangan hidup yang sukses, jangan sama Awan bu, dia kan tinggal di kolong jembatan sana. Mau di bawa kemana Nala kalo emang menikah nanti. Pikirin baik-baik masa depan Nala bu." saran dari tetangganya pada ibu Ratih.

Sekejap bu Ratih pun terdiam, dia memikirkan nasib anaknya yang akan dibawa kemana oleh Awan. Di sisi lain, ibu Ratih sangat menyukai sopan santun serta kelembutan hati dari seorang Awan. Hal ini sungguh menjadi dilema pada diri bu Ratih.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

@𝐀⃝🥀Arumi ❣️

@𝐀⃝🥀Arumi ❣️

waduh ibu nya Nala keknya terpengaruh tu sama omongan orang sampai dilema gitu

2023-01-01

0

@𝐀⃝🥀Arumi ❣️

@𝐀⃝🥀Arumi ❣️

Nala perhatian juga sama Awan, dia kuatir dengan keadaannya Awan, sampai bilang sayang sama Awan 🤗

2023-01-01

0

@𝐀⃝🥀Arumi ❣️

@𝐀⃝🥀Arumi ❣️

mencintai dalam diam, menatapnya aja sdh bikin bahagia 🤗

2023-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!