Udara terasa begitu mencekat, lebih erat daripada merasakan ketakutan akan kehidupan. Ketahuan menjalin hubungan sesama sahabat, benarlah memalukan bagi pria bermata sipit itu
" Iya. Kami memang sedang menjalin hubungan percintaan" akhirnya Connor memilih mengalah, membiarkan senyum kepuasan tercipta di bibir menggoda Anna
" Lantas? Kau tidak berencana untuk menikahinya?" jangan lupa! Gadis bernama belakang Madison itu sangat pandai dalam beradu kata. Dia cantik tapi juga terkenal pedas dalam pengucapan. Jika pisau bisa membelah benda, maka kata-kata tajam Anna bisa meruntuhkan harga diri yang terpasang dengan gagah
Cindy Yotashi melirik diam-diam pada pria yang sudah memikat hati. Dia tidak menyangka akan ketahuan hanya karena sebuah kalimat tanya. Anna luar biasa pandai menilai orang
" Tentu saja aku punya rencana itu. Aku sedang mempersiapkan diri untuk melamarnya bulan depan tapi kamu mengacaukan apa yang seharusnya jadi kejutan" walau terdengar benar tapi tidak bagi Anna yang menampilkan senyum sinisnya. Dia benci pada pria yang suka mempermainkan perempuan
" Really?? Kau tidak terlihat seperti ingin serius dengan cindy"
" Siapa bilang aku tidak serius? Aku bahkan sedang menyiapkan tabungan untuk masa depan kami berdua" begitu cepat kata itu terucap. Connor tidak ingin salah dipandang. Dia benar mencintai Cindy dan jujur ingin mengikat diri dengan sang pujaan hati. Tangannya bergerak mengeluarkan dompet, memperlihatkan tabungan yang sudah tersimpan. Dia benar-benar yakin dengan pilihannya sekarang
Semua yang melihat tindakan itu mengulum senyum dalam jiwa. Kata-kata provokatif Anna berhasil merubah sifat pecundang dalam diri Connor
" Wuah Anna! You really amazing! Kau bisa membuat si pengecut ini jadi pria pemberani" suara cempreng yang tadi terdiam kembali terdengar. Bara menatap takjub pada sosok Anna yang tersenyum santai. Dia berhasil menggelabui si pria China hanya dengan kata-kata
" Itu keahlianku" nada congkak itu terhatur jumawa. Anna meraih gelas berisi Vodka yang tersaji diatas meja. Lalu meneguknya dengan begitu elegan
" Eh! Kenapa tadi Bara mengenalkan Anna dengan Daniel. Bukankah mereka saling kenal? Apalagi kudengar mereka pernah menjalin hubungan" Sheila, si paling polos bertanya tiba-tiba. Sheila tahu apa yang menimpa Anna dari cerita yang mengalir dari bibir si pria blonde, Barbara. Pria jangkung itu memanglah terlalu bocor untuk ukuran mulut seorang pria
" Hahaha...Ah...i..itu...mari kita bersulang saja" begitu cepat Cindy bergerak, menggapai gelas mengajak bersulang. Cindy berusaha mengalihkan pertanyaan dadakan yang terlalu menjurus yang dilayang oleh Sheila Hormasa
" Apa maksudmu aku dan Anna saling mengenal, bahkan pernah menjalin kasih? Apa yang terjadi?" kebingungan memenuhi diri si penguasa kelam. Cetusan pertanyaan Sheila memantik rasa penasarannya. Bagaimana dia mengenal Anna sebelumnya ketika ini pertemuan pertama mereka
" Sheila hanya salah kenal, dulu aku mempunyai kekasih yang namanya mirip denganmu, tapi karena suatu hal kami berpisah. Sampai sekarang aku tidak pernah melihatnya, namun beberapa jam yang lalu aku melihatnya lagi dalam jarak yang dekat, dia masih sangat tampan dan berkharisma sama seperti dulu, jantungku berdetak jika melihatnya, ah entahlah mungkin karena kebanyakan minum jadi berdebar” lupakan tentang tatapan yang kini terpaku pada si wanita yang menjabarkan kalimat panjang. Makna dibalik kata-kata itu lebihlah membuat diri penasaran. Masa lalu seperti apa yang sudah dirinya lupakan?
Anna kembali menenggak minuman ditangan setelah berucap datar kalimat bermakna. Dia membuang tatapan dari pakuan netra si pemangsa kelam. Tidak ingin kembali merasa debaran yang semakin membuncah dari tiap detik tatapan itu menghujam
" Eum..aku mengerti! Sepertinya kamu masih mencintainya?" apa pedulinya dengan masa lalu. Walau dirinya mengerti siapa yang Anna maksud, tapi Daniel tidak bisa kembali ke masa lalu. Baik raga dan ingatannya. Dia sudah melangkah sejauh ini dalam kehidupan, menjadi pria yang namanya ditakuti dalam dunia kegelapan. Kalau wanita bernama Anna madison itu berkata benar. Maka Daniel akan mendapatkannya dengan caranya, bukan dengan bahasan masa lalu yang jelas tidak diingatnya
" Iya, kau benar. Aku memang masih sangat mencintainya" semua mata menatap pada gadis itu dengan tatapan bertanya. Gadis itu terlihat kuat laksana karang yang tak pernah goyah diterpa ombak, tapi empat insan yang kini terpaku padanya sangatlah mengerti apa yang terjadi. Gadis itu rapuh didalam walau terlihat tegar diluar
" Sepertinya aku sakit hati" Daniel bermain dalam keadaan. Perlahan-lahan dia mengerti satu hal walau keraguan masih menyelimuti. Irama candaan dia dengungkan untuk mencairkan suasana yang canggung.
Empat yang lainnya saling memandang tidak enak dengan suasana yang tercipta. Mereka mengetahui tapi berusaha menutupi. Takdir yang akan bermain dalam kisah dua insan yang saling mencintai
🍀🍀🍀
Udara malam terasa begitu dingin menusuk kulit. Tapi entahlah! Apa jam tiga pagi bisa dikatakan malam lagi. Mata tajam laksana elang penguasa itu menatap pada si gadis incaran yang sudah berada dalam dua dunia. Sadar dan tidak sadar
Daniel memutuskan mengantar Anna setelah memastikan gadis itu tidak lagi dapat untuk menyetir. Menyuruh pengawalnya agar tidak mengikuti langkahnya untuk mendekati wanita yang terlibat hati dengannya
" Kau tinggal sendiri?" hanya basa-basi dengan wanita yang tidak lagi fokus akan keadaan. Anna mabuk, tubuhnya masih tidak dapat menahan alkohol sekuat Vodka
" Apa kau berharap aku tinggal dengan seseorang" lihatlah gadis itu! Dia mabuk tapi lisannya tetaplah dapat terkontrol dengan tajam
" Mungkin kau tinggal dengan kekasihmu!"
" Akan kupikirkan cara untuk membawanya tinggal bersama"
" Kau punya kekasih?" jawaban Anna membuat Daniel mampu berpaling pada gadis itu. Apa maksud Anna akan membawa kekasihnya untuk tinggal bersama
" Tentu saja aku punya, tapi itu di masa lalu..." jawaban itu melegakan hati yang sempat dibuat terkejut dengan fakta. Anna terpejam setelah mengatakan lokasi apartemennya
Memacu mobil membelah jalan raya. Hantaman udara dingin sama sekali tidak lagi terasa hingga kendaraan roda empat itu sampai didepan apartemen yang disebutkan
Lupakan tentang rasa yang membuncah di dada dan juga mata yang menatap mendamba pada wanita yang masih terpejam nyaman. Senyuman tersungging dari bibir yang begitu menggoda sembari tangan bergerak menyentuh pipi yang tidak lagi terasa asing
Karena sentuhan lembut itu membuat mata yang semula terpejam kini terbuka dengan suguhan wajah tampan pria pelukis luka masa lalu
" Sudah sampai" singkat, kata itu terujar. Daniel membantu Anna naik lift kelantai lima, dimana apartemennya berada.
“ Terima kasih sudah mengantarkanku pulang. Eum.. kau tidak mampir dulu!” tawaran wanita yang sedang mabuk memanglah menggoda tapi Daniel belum ingin menerima resikonya
“ Bolehkah?” sebelah alisnya naik dalam pertanyaan ambigu
“ Boleh apa?” bukan jawaban tapi pertanyaan yang kembali melayang dari bibir mungil si gadis penikmat Vodka. Daniel tersenyum lalu bergerak menghimpit tubuh Anna ke tembok dekat pintu apartement milik Anna. Jangan tanyakan apa alasannya melakukan itu? Karena jawabannya tetaplah sebatas hanya nantinya
“ Apa aku boleh untuk masuk ke apartement seorang wanita pada jam sepagi ini?” kalimat tanya itu kembali terumbar dari wajah yang kini tersenyum dalam jarak dekat
“ Memangnya ini jam berapa?” gadis yang dalam pengaruh alkohol itu bertanya polos pada si pria penatap handal akan kelembutan. Sang mafia kegelapan itu tersenyum lalu melihat pada pergelangannya dimana jam tangannya tersemat sebagai penunjuk waktu yang dilewatinya.
“ Ini sudah jam 3 pagi"
“ Kalau begitu kau pulang saja, ini sudah malam sekali. Ku kira kau orang yang sangat sibuk dengan urusan kantor dan urusan pribadimu" lantunan itu terucap indah melewati retina menuju gendang tempat pendengaran. Anna memalingkan pandangannya kekanan saat melihat wajah Daniel semakin dekat dengan wajahnya.
“ Entah mengapa aku merasa seperti sudah mengenalmu sebelum ini” bisikan itu terdengar jelas dari bibir pria pembuat luka. Anna seketika menatap pada wajah si pria. Hatinya penuh dengan harapan kalau sang pria akan mengingatnya
“ Apa kau benar-benar merasa pernah mengenalku?”
" Hemm, dan setiap aku melihatmu, jantungku berdetak sangat cepat” ujaran itu begitu lembut melambai, kembali mengenai hati yang memang tidak pernah terlupa akan rasa yang masih bertahan. Anna mencoba menahan air matanya yang siap akan meluncur.
“ Aku masuk dulu.” cara terbaik untuk pengalihan sekarang adalah menjauh dari Daniel dan karena itulah Anna bersegera ingin masuk kedalam apartemennya. Namun, baru saja gerakannya terjadi untuk melepaskan diri dari kungkungan Daniel yang menghimpitnya, sang pria kembali menariknya lalu mencium bibir Anna yang sudah menggoda sedari tadi
Anna Madison, wanita itu tidak bisa menolak semua yang Daniel lakukan padanya, dia mencintai lelaki ini, lelaki yang pernah singgah dihatinya dan membuat luka itu ada. Walau rasanya tidaklah pernah berubah sampai sekarang
.
.
.
Kritik dan saran diharapkan🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Nene
kereeenn.. lanjuuut akak👍👍
2022-12-03
1
Melisa Bee
Bagus kk...tetap semangat💪
2022-12-02
1
yuna v
lanjut kk far
semngat💪👍😇😘
2022-12-02
2