Lebih Egois Dari Orang Biasa
Rully melirik ke arah pintu sebentar, karena kemunculan pria itu sedikit mengalihkan atensinya.
“Simpan ini, suatu saat aku akan datang untuk mengambilnya lagi!” kata Rully sambil menyelipkan kalung itu langsung di telapak tangan Bimbim.
“Ini ...” gumam anak itu, sambil melihat benda di telapak tangannya.
“Ya, kau tahu kan, aku menyukai kalung itu, makanya ... Suatu saat aku pasti datang untuk mengambilnya lagi!” Rully berkata sambil tersenyum. Bimbim pun mengangguk, sambil memasukkan kalung itu ke dalam saku celananya.
Ruli berpamitan dengan Sita, sambil membungkuk dan mengucapkan terima kasih karena sudah diperkenankan untuk singgah. Namun, matanya sempat beradu tatap untuk sekilas dengan Nakha yang berdiri tak jauh dari mereka. Dia merasakan tatapan Nakha begitu tajam ke arahnya.
Jarak antara rumah dan pintu gerbang sedikit jauh, membuat Rully berjalan lebih cepat dari biasanya, hari sudah hampir sore di tambah lagi mendung bergelayut di atas kepala hingga wanita itu semakin terburu-buru.
“Butuh tumpangan?” kata seorang pria dari jendela mobil yang terbuka.
Rully melihat ke sumber suara, si pemilik kendaraan mewah yang berjalan pelan di sampingnya.
“Tidak, terima kasih, Tuan!” jawabnya, lalu, kembali melihat ke depan.
Laki-laki itu menekan klakson mobilnya kuat-kuat membuat Rully terkejut dan menoleh kesal.
“Naiklah!” kata Nakha saat Rully melihat padanya.
Seketika Rully bisa menyimpulkan jika pria yang berada di dalam mobilnya adalah orang dengan tipe temperamen dan kasar. Dia diajarkan bersikap tenang dalam berbagai kondisi, apalagi marah dan membalas perbuatan orang lain dengan cara yang sama sangat tidak dianjurkan bagi asisten terapis dan pengobat seperti dirinya.
“Saya tahu Anda orang baik, pasti tidak akan memaksa orang lain bukan? Apalagi kita tidak saling mengenal wajar kalau saya menolak!” kata Rully dengan sopan dan tenang, bahkan dia sedikit membungkuk, untuk menunjukkan rasa hormat kepada Nakha sebab orang yang mempunyai kedudukan dan banyak kekayaan, cenderung lebih egois dari orang biasa.
Mendengar ucapan Rully, Nakha menghentikan mobil, sambil mengulurkan satu tangan kanannya ke arah gadis itu dan menyebutkan namanya, sambil tersenyum tipis.
“Namaku Nakha Safero Hau, panggil saja Nakha!”
Rully melihatnya dengan rekening yang berkerut mau tidak mau dia menerima uluran tangan itu dan menyebutkan namanya juga.
“Rully Datau! Aku biasa dipanggil Ruli!”
“Nah, sekarang kita sudah berkenalan dan kita teman, naiklah!”
Rully berjalan memutar, membuka pintu mobilnya sendiri dan kemudian duduk di kursi penumpang depan, di samping Nakha. Pria itu melirik Rully sekilas. Dalam otaknya memikirkan gadis yang sama dengan orang yang dilihatnya saat melintas di jalanan, berulang kali dia menyamakan wajahnya pada gambar dalam ponsel, bedanya, wanita itu tidak mengenakan kalung warisan keluarga Hau.
Dia melihat Rully merupakan gadis sempurna seperti idamannya, baik bentuk tubuh yang tinggi kulit yang eksotis dan rambutnya yang bergelombang, sangat pas dengan wajahnya. Mirip sekali dengan gadis yang pernah hadir dalam mimpinya beberapa bulan yang lalu, hanya saja gadis itu lebih cantik.
Namun belum sempat pria itu menjalankan kendaraannya kembali, sebuah mobil lain menghadang dan berhenti tepat di depannya.
Dua orang pria keluar dengan wajah serius cenderung gelap karena kesal. Dia adalah Deni—kakak tiri Nakha dan July—asisten pribadi keluarganya. Sementara Nakha, hanya melongokkan kepalanya ke luar jendela lalu, menyeringai dan mengusap ujung hidung dengan punggung tangan.
“Minggirlah! Kalian menghalangi jalanku!” teriak Nakha.
“Kau mau pergi ke mana? Bukankah sudah kubilang untuk menungguku?” kata Deni, dia pria berkulit coklat dan tubuhnya sedikit kurus, rambutnya lurus, memiliki fitur wajah yang tegas tapi cukup menarik.
Berdiri di sampingnya, seorang pria bertubuh tinggi besar dan berambut cepak, terlihat sangat cerdas dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya. Dia adalah July, pria yang tidak disukai oleh Nakha, tapi sangat setia pada keluarga Hau. Kulitnya kuning Langsat, kalau bukan karena luka melintang di pipinya, wajah pria itu pasti sangat tampan.
“Kau lama sekali, aku sudah menunggu di rumah itu lebih dari satu jam lamanya, tahu?” sahut Nakha kesal.
“Sekarang aku sudah datang ... Kembalilah! Kita perlu bicara dan kali ini kau tidak bisa lagi menuduhku soal kecelakaan pesawat itu! Aku punya buktinya!”
“Aku akan pulang nanti malam, aku akan mengantar dia pulang dulu!” kata Nakha sambil melirik Rully.
“Keluar kataku!” Deni terlihat tidak sabar dan dia membuka pintu mobil secara paksa. Sedangkan July tetap berdiri di depan moncong mobil untuk mencegah Nakha kabur lagi dari mereka.
Deni dan July sudah kesal dengan ulah Nakha yang sulit sekali di atur dan selalu menuduh jika kecelakaan yang menimpanya adalah perbuatan mereka.
Sementara Rully yang merasa tidak berhak ikut campur dan tidak mengenal siapa mereka, merasa tidak enak. Dia berinisiatif turun dan keluar dari mobil termasuk dari masalah yang melibatkan tiga laki-laki itu.
“Kau mau ke mana?” tanya Naka ketika Rully membuka pintu.
Rully menoleh dan menjawab, “Aku akan pulang sendiri, sepertinya aku hanya mengganggu urusan kalian saja, apalagi aku bukan siapa-siapa Jadi untuk apa aku tetap ada di sini?”
“Bukan kamu yang harus mengalah, tapi mereka!” kata Nakha sambil menggenggam pergelangan tangan Rully mencegahnya untuk pergi.
Rully merasakan sesuatu yang berbeda pada tangan Nakha, sebab ada aliran energi negatif yang mengalir pada genggaman tangannya yang membuat pria itu sedikit gemetar. Bahkan dia merasakan denyut nadi yang tidak teratur. Dia kemudian membalikkan badannya dan menepuk punggung tangan Nakha dengan lembut, berusaha untuk menenangkannya. Dia terbiasa menenangkan pasien yang diterapi dan gelisah seperti ini.
“Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Cepat selesaikan masalahmu lebih dulu dengan mereka ... setelah itu baru pikirkan aku, oke?” kata Rully dengan lembut suaranya begitu merdu di telinga Nakha.
❤️❤️❤️
terima kasih sudah membaca, jangan lupa like dan dukung dengan subscribe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Noviana Lestari𖣤᭄
nakha emang trauma ap y
2022-12-05
8
Yuni Mardini
apakah rully wanita buruk rupa yang menolong nakha thor
2022-12-02
8
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
so, ruli bertubuh proporsional sebagai seorang wanita, hanya wajahnya kurang cantik?
bukankah cantik itu relatif?
2022-12-02
14