Naomi terjingkat saat mendengar suara dari suaminya itu, dia langsung berbalik arah menatap suaminya itu, dengan sedikit gugup dia menjawab pertanyaan suami nya.
"Tidak ada hanya memasukkan baju kotor ku dalam keranjang saja!"
"Cepat turun putra dan mertua mu sudah menunggu mu!"
"Ah iya aku akan turun, ayo kita makan dulu"
"Turun lah lebih dulu, aku masih ada sesuatu yang harus aku kerjakan!"
"Ya sudah aku akan turun lebih dulu!"
Naomi langsung pergi begitu saja saat suaminya itu tidak menjawab ucapan nya, dia turun dari tangga dengan pikiran tertuju pada siapa kalung itu akan di berikan.
Apa mungkin kalung itu akan di berikan pada wanita yang tadi sempat melabrak nya saat berada di depan salon kecantikan, ya mungkin saja memang dia.
Tapi dia tidak bisa menuduh seseorang jika tidak ada bukti akurat atau setidaknya dia melihat nya langsung.
Kini mereka sudah berada di meja makan hanya tinggal menunggu Henry saja yang belum turun, saat Naomi ingin kembali ke atas untuk memanggil suaminya itu, ternyata dia sudah ada di ujung tangga sana bersiap untuk turun.
Semua orang sudah ada di sana, sudah menjadi kebiasaan mungkin saat makan tidak ada yang berani bersuara yang ada hanya suara pelan yang berasal dari dentingan sendok dan garpu.
Satu jam berlalu makan malam itu selesai dan mereka kembali ke kamar tanpa ada pembicaraan khusus seperti sebelumnya.
Naomi naik ke lantai atas setelah memberikan jadwal esok hari untuk para pelayan yang ada di sana, karena dia adalah menantu dari anak pertama jadi urusan rumah dia yang menghandle nya.
Ibu mertua nya sama sekali tidak ingin ikut campur dalam urusan rumah, dia berkata bahwa tugas nya merawat mereka semua sudah selesai.
Dan kini tugas itu di limpahkan pada menantu perempuan nya, istri dari pewaris tahta perusahaan milik keluarga mereka.
Bukan hal yang mudah bagi Naomi yang bisa di bilang masih berusia dua puluh tahunan itu memegang semua tanggung jawab itu tapi untung nya dia mempunyai ibu mertua yang sangat baik hingga dia bisa bertanya apa pun yang tidak dia fahami.
Di awal pernikahan memang cukup kesulitan untuk nya beradaptasi dengan semuanya, tapi seiring berjalannya waktu dia mulai terbiasa dan faham dengan semua tugasnya.
Termasuk setiap bulan nya dia harus mengunjungi banyak panti yang berada dalam naungan ibu mertua nya itu.
Kini dia sudah ada di lantai atas telat nya di depan pintu kamar milik putra sulungnya, senyum di bibirnya terbit saat mendapati putra nya itu sudah tertidur pulas.
Dia masuk tanpa menutup pintunya di hampiri putranya itu lalu dia mencium kening nya sambil mengelus rambut nya.
"Selamat tidur mu boy!"
Naomi menarik selimut putra nya itu hingga sebatas dada nya lalu bergegas pergi dari sana, tak lupa dia juga melakukan hal yang sama pada putra keduanya itu.
Setelah serangkaian pekerjaan nya dia masuk ke dalam kamar dan mendapati suaminya itu sudah tidur membelakangi nya.
Naomi menghelakan nafas lelahnya, akan semua kehidupan nya, tapi dia juga tidak bisa seenaknya melakukan apapun yang menjadi keinginan nya.
Banyak orang akan kepayahan jika dia bertindak seenaknya dan itu akan berakibat buruk pada kedua putranya.
...----------------...
Pagi ini setelah menyelesaikan semua pekerjaan di rumah Naomi akan pergi ke salah satu panti asuhan yang di diri kan oleh ibu mertua nya dulu.
Ibu mertua nya itu pernah mengatakan bahwa di setiap ribu yang di dapatkan oleh suaminya itu ada rejeki orang lain di sana, jadi ibu mertua nya itu membangun sebuah panti asuhan yang lengkap dengan sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Semua berada dalam naungan perusahaan The Alessandro crop, yang dulu di kelola oleh ibu mertuanya dan kini dia yang di percaya oleh ibu mertuanya itu untuk mengambil alih pekerjaan yang dulu dia pegang.
Sementara ibu mertua itu juga kini memiliki untuk di rumah menjaga kedua cucunya dan membawa nya jalan-jalan menghabiskan uang grandpa nya itu.
Dan adik ipar perempuan nya itu juga di berikan tanggung jawab yang lain untuk mengurus rumah makan milik keluarga mereka.
Di tahun pernikahan yang sudah menginjak angka lima tahun itu tidak pernah sekalipun dia bertemu dengan adik bungsu suaminya itu yang bekerja sebagai seorang abdi negara.
Kini Naomi sudah berada di salah satu kita yang cukup jauh dari pusat kota, dia mengunjungi sekaligus mengecek laporan keuangan dan masih banyak lagi hal yang dia lakukan di sana.
Matahari sudah hampir sampai di peraduan nya namun dia masih berada di kota yang jauh dari rumah nya, sudah bisa di perkirakan kalau dia akan sampai di rumah sebelum tengah malam.
Kini dia tengah makan malam, bersama dengan pengawal dan juga beberapa staf yang ada di sana.
Saat dia ingin kembali naik ke dalam mobil tiba-tiba ada seorang yang paling tidak ingin dia temui itu ada di hadapannya.
Para pengawal nya menghalangi niat Erika untuk mendekati Nyonya muda mereka tapi gerakan tangan yang di berikan oleh Naomi membuat para pengawal nya itu membiarkan Erika mendekati Nyonya muda mereka.
Tentu nya dengan kewaspadaan yang tinggi, mereka tidak ingin sampai terjadi sesuatu pada Nyonya muda nya itu jika mereka masih ingin melihat mata hari esok pagi.
Kini Erika berada tepat di hadapan Naomi yang berdiri di samping pintu mobil nya.
"Kita bicara di sana saja" ucap nya sambil melangkah menuju taman yang berada di sekitar restoran.
Naomi berjalan di depan sambil menatap lurus ke depan mungkin kini sudah saat nya dia menemukan titik tentang perselingkuhan yang dilakukan suaminya itu dan orang yang besar kemungkinannya untuk menjadi orang ketiga itu adalah teman nya sendiri saat masih kuliah dulu.
Saat sudah berada di tempat yang di inginkan Naomi menatap dengan senyum tipis di bibir nya, dia ingin mendengar langsung apa yang ingin di katakan oleh teman nya itu yang tak lain adalah mantan kekasih dari suaminya.
"Kamu terlihat begitu menikmati hari-hari mu, Naomi!"
"Tentu saja, aku menikmati semua yang aku miliki saat ini, tidak ada alasan untuk tidak menikmati nya, suami yang kaya anak yang tampan serta mertua yang menyayangi ku!"
"Lalu apa kamu yakin kalau suami mu itu menyayangi mu?"
"Tentu saja!"
"Kamu masih saja polos seperti dulu!"
"kamu masih saja mudah untuk di manipulasi!" ucap nya dengan senyum sinis nya.
"Apa maksudmu, jangan membuang waktu katakan apa mau mu hingga menemui aku seperti ini!"
"Aku mau suami mu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments