Panggilan itu terputus saat suara seseorang mengetuk pintu dari luar, tanpa berkata apapun Erika langsung menutup panggilan itu dan bergegas membuka pintu kamar.
Ceklek.
"Kenapa pintu nya di kunci sayang!"
"Aku tadi mau mandi tapi kamu mengetuk pintu nya!"
"kita mandi berdua saja, bagaimana?"
kata Pedro sambil meremas sesuatu yang biasa dia remas selama beberapa tahun ini.
"Tapi---"
"Tidak ada tapi aku sudah sangat merindukan mu!"
Erika hanya diam saat di bawah suami nya itu masuk ke dalam kamar mandi, jadi lah dia harus melayani suami nya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara di salon kecantikan tiga orang beda usia itu tengah menikmati setiap layanan yang mereka pilih tadi, seakan tidak ada apa pun yang terjadi di sana tadi.
Memakan waktu yang tidak sebentar akhirnya mereka telah selesai dengan rangkaian perawatan itu, mereka terlihat begitu puas dengan pelayanan hingga tanpa ragu Jesicca memberikan top lebih pada mereka.
Kini mereka ada di sebuah restoran yang sangat besar dengan menu favorit tentunya dengan harga yang selangit pula.
Terakhir kini mereka tengah berbelanja kebutuhan mereka kebutuhan yang sebenarnya tidak di butuhkan.
Hanya memanjakan mata tanpa tahu guna nya.
Saat ini waktu sudah hampir masuk jam pulang kerja, kalau mereka masih berkeliaran di sana pasti para pria di keluarga nya tidak akan lagi memberikan nya izin untuk pergi keluar lagi.
Tanpa berlama lagi kini mereka sudah berada di mobil yang telah di siapkan untuk mereka.
Mereka sampai di rumah lebih dulu di banding kan para pria yang sudah pulang dari kantor.
Naomi menjalankan rencana yang di pikirkan sejak kemarin, sampai di kamar nya dia langsung membuka alat perekam suara yang tadi di beli nya tanpa sepengetahuan siap pun.
Dia mengamati cara pemakaian dan langsung dia praktekkan, tepat setelah alat tersebut terpasang dengan sempurna, pintu kamar nya di buka dari luar dan dia yakin itu adalah suami nya, ayah dari kedua putra yang saat ini seperti sedang bermain api dengan nya.
Naomi yang tidak ingin ketahuan pun langsung keluar dari sana dan menghampiri suaminya itu.
Tapi dia cukup heran dengan wajah yang seperti sedang menahan amarah yang terlihat jelas di wajah suaminya itu.
"Ada apa suami ku, apa ada masalah di kantor?" tanya Naomi dengan nada lembut seraya membantu suaminya itu melepaskan jas yang membungkus tubuh nya.
Henry hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan istrinya itu, dia pergi dari hadapan istri nya lalu masuk ke dalam kamar mandi, Naomi masih berdiam diri di tempat nya.
Dia bingung dengan sifat suami nya yang sulit di tebak itu, tadi nya dia sedikit berharap di sudut hati nya bahwa suaminya itu akan melihatnya.
Tapi ternyata tidak sama sekali, malah yang dia dapatkan hanya perlakuan acuh, kadang dia merasa bahwa dia hanya di butuhkan untuk menjadi pelampiasan nya saja.
Suami nya itu akan hangat pada nya saat dia butuh kehangatan dan belaian saja, selebihnya dia akan bersikap seperti orang lain yang hidup satu atap, bagai seorang atasan dan bawahan.
Ya itu lah kadang yang di rasakan oleh Naomi, dia punya suami hanya dalam raga tapi tidak dengan hati.
Dia bertahan selama ini karena kebaikan papa Alessandro, kalau tidak karena itu pasti dia tidak akan mau menjadi menantu di keluarga ini.
Memang perlakuan semua anggota keluarga ini baik pada nya, hanya saja sifat suami nya ini lah yang membuat nya ingin mengakhiri semua nya.
Naomi yang tidak mau terlalu larut dalam memikirkan semua itu pun menyusul suaminya yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam kamar mandi.
Di sana dia mengambil baju santai yang akan di gunakan oleh suaminya itu, meski kadang suaminya itu tidak memakai pakaian yang dia siap kan.
Naomi menunggu suaminya yang sedang mandi itu dengan membereskan barang belanjaan yang tadi di beli nya, dia tidak terlalu suka banyak orang menyentuh barang pribadi nya, dia lebih suka menata semua nya sendiri.
Tak butuh waktu lama Henry keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuknya saja, dia melewati Naomi yang ada di sana, dia mengambil baju yang ada di lemari tanpa menghiraukan baju yang sudah di siapkan oleh istrinya itu.
Naomi yang melihat itu hanya bisa tersenyum getir, suami itu tetap sama seperti dulu, dia tidak pernah menganggap nya ada.
Kalau juga bukan karena tuntutan dan juga ancaman dari Papa Alessandro mungkin saat ini suami nya itu tidak akan pernah menyentuh nya.
Tanpa menghiraukan suaminya itu Naomi langsung keluar dari sana, dia masuk ke dalam kamar putra ke duanya.
Bermain dengan kedua anak nya itu akan membuat mood nya kembali membaik, sakit hati nya akan sembuh hanya dengan melihat tawa bahagia dari wajah ke dua anak nya itu.
Cukup lama di sana sampai salah satu pelayan memanggil nya untuk makan malam, dia pun mengiyakan tapi sebelum turun dia masuk kembali ke kamar.
Suami nya itu sudah tidak ada di sana mungkin suaminya itu sudah turun terlebih dahulu, Naomi masuk ke dalam ruang ganti mereka dan seperti yang sudah-sudah handuk basah suaminya itu ada di meja, serta celana nya yang berserakan di lantai yang belum sempat dia bereskan tadi.
Tapi saat dia mengambil celana itu sebuah kotak bludru berwarna merah jatuh dari saku celana nya, dia pun mengambil nya dengan penasaran dia membuka kotak tersebut.
Ternyata di dalamnya ada kalung berlian putih yang sangat indah, Naomi sampai menutup mulutnya, dia tidak menyangka suaminya itu membelikan nya kalung cantik yang bisa di katakan limited edition itu.
Tapi kenapa suaminya itu belum memberikan nya, apa suaminya itu akan memberikan surprise tapi dalam rangka apa, dia tidak sedang berulang tahun atau anniversary pernikahan mereka.
Di ambil nya kalung yang begitu indah itu dari sana, namun senyum yang tadi berkembang tiba-tiba menjadi senyum masam, dan penuh kekecewaan.
Kalung yang dia pikir untuk nya itu ternyata bukan, di sana ada inisial nama di dalam liontin itu jika di amati dengan seksama.
Inisial yang tidak sama dengan nama nya atau mungkin nama marga keluarga nya, bahkan mana suaminya sendiri atau anak nya.
Naomi dengan cepat mengembalikan kalung itu ke dalam kantong celana suaminya, prasangka buruk kini memenuhi pikiran, dia masih terdiam sambil menatap celana yang berisi kalung berlian yang ada di kantong suaminya itu.
"Apa yang kamu lakukan di sana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Chiisan kasih
kasihan naumi, klau aku punya suamy kyak gitu dah ku racun saja🤭
2023-01-22
1
rintik hujan
wah, kira-kira Kalung itu buat siapa ya🤔 jadi penasaran?
2023-01-12
0