••••
Dalam rumah mewah dua asisten rumah tangga tuan Wisanggeni sedang sibuk menyiapkan menu sederhana special, khusus untuk sang pengemudi tampan siapa lagi kalau bukan Geo alias Bryan Alison Becker. Bi Inah dan bi Surti memasak sayur lodeh, fist time untuk Geo tampan si pria favorit mereka berdua.
"makan malam sayur lodeh atu akang." tawar bi Inah seraya meletakan pirin berisi nasi, sayur lodeh dan tempe goreng.
"bibi, makasih ya. Repot - repot masakin segala hehehe," kekeh Geo menerima menu khas Indonesia itu terkekeh bahagia.
"sama - sama," ucap bi Inah.
"ini, minumnya ya bang ganteng. jus orens pastinya seger, buatan kyu." ucap bi Surti centil mata sebelanya di kedipkan ke arah Geo.
"Makasih bi Surti." ucap Geo pula.
Lahap sekali Geo menikmati menu yang sangat mengoda lidah, dua asisten rumah tangga tuan Wisang itu melihat Geo tanpa berkedip dari jendela dapur. Geo yang masih duduk menikmati masakan kedua asisten rumah tangga itu terkejut dengan kedatangan nyonya Famala.
"eh, Geo kok belum pulang?" tanya Famala seraya merapihkan baju tidur yang ia kenakan.
"Oh, eh anu nyonya. Tante, itu suruh anterin Jesyca ke acara ultah temennya malam ini." jawab Geo sedikit terbata, karena dia melihat benjolan di dada Famala. Makanan yang masih tersisa sedikit di piring Geo jadi enek untuk menyantapnya kembali.
"hemmm.... kamu suka sayur lodeh, besok tante buatin ya. Masakan tante jauh lebih enak dari pada si Surti, Inah itu." papar Famala. Wanita setengah baya itu duduk di kursi sebelah Geo, ia mengeser bokongnya agar mendekati tubuh Geo.
"Dasar nenek - nenek." umpat Geo dalam hati.
"Iya tante," kata Geo hanya mengangguk, dia menggeser duduknya agar menjauh dari Famala.
Inah dan Surti menjadi panas seperti cacing kepanasan melihat kedekatan Geo dengan majikannya yang terkenal genit. Mereka berdua mengomel dari kejauhan, membicarakan majikan perempuan yang bawel dan juga pelit.
"ganjen tuh, dasar nyonya. Sama kuli aja deket - deket, cocoknya sama aku lah." keluh Inah, meremas rambutnya yang terurai ke bahu.
"idih, aku yang pantes. Kamu itu pantesnya sama Jono, tuh tukang kebun." ujar Surti tak mau kalah.
"Enak aja, aku itu lebih cantik juga ****. Pantesnya ya sama mas Geo." tukas Inah mendorong Surti hingga jatuh kelantai.
Jesyca terkejut melihat perkelahian dua asisten keluarganya. Segera dia melerai kedua wanita muda itu, namun agak susah karena keduanya kuat. Inah menjambak Surti, sedangkan Surti juga tidak ingin kalah. Dia menyubit lengan Inah hingga lebam, Jesyca akhitnya menjerit tidak bisa memisahkan mereka berdua. Nyonya Famala dan Geo datang untuk melerai, karena mendengar teriakan serta keributan. Begitu juga tuan Wisang, turun tergesa - gesa dari anak tangga beliau ingin mengetahui ada apa gerangan.
"Astaga, kalian ngapain berantem kaya tom & jerry aja." ucap nyonya Famala pada kedua asistennya.
"Surti duluan yang buat gara - gara nya," ucap Inah membela diri.
"heh, loe yang nyari masalah dulu." tuding Surti tak terima.
"Kalian ini, udah kerja bareng selama lima tahun. Sifatnya masih sama aja kayak anak SD," komentar tuan Wisang.
"tauk, pakek jambak - jambakan lagi! apa sih yang kalian rebutin?" Jesyca juga bertanya dengan sentakan khasnya.
Surti dan Inah terperanjat, jantungnya serasa akan copot mendengar sentakan dari Jesyca.
"udah damai aja, ayok salaman." pinta nyonya Famala.
"baikan cepet, haduh kalau tetangga samping rumah sampai denger bisa malu." ujar tuan Wisang.
Geo hanya diam hanya menyimak mereka semua. Surti dan Inah saling berjabat tangan, dengan terpaksa mereka melakukannya didepan majikan mereka dan juga Geo. Karena malu sekali kalau yang mereka rebutkan adalah Geo pemuda tampan pengemudi pribadi sang majikan mudanya.
"udah selesaikan? Jesyca pergi dulu ya." ujar Jesyca pada kedua orang tuanya.
"mau kemana sih?" tanya balik tuan . Wisang
"mmmm.... mau ke acara ultah temen pa," jawab Jesyca asal.
"Pulangnya jangan malam - malam ya." sambung nyonya Famala, mata senjanya melirik genit kearah Geo.
"Oke, mama papa dada. Good night," pamit Jesyca seraya menarik asal tangan Geo.
Tuan Wisang hanya mengusap jidatnya yang tidak kotor. Sesampainya di luar rumah mobil yang ingin digunakan Jesyca sudah terpakir tepat di teras rumah, gadis itu langsung menaiki mobil kesayanganya bersama Geo.
" kita ke club waktu itu aku pergi." Jesyca memulai percakapan di dalam mobil.
"lho, katanya kamu mau ke acara ultah temenmu?" kelit Geo mengernyitkan dahi.
"udah ikut aja, nanti loe juga ikut masuk ya." ujar Jesyca pada Geo.
"Jes, please jangan sering - sering ke tempat kaya gituan." kata Geo setengah menasehati gadis itu.
"ck, surga tau. Masak kamu ngak pernah ke club sih? emang berapa tahun di kota?" berondong Jesyca.
"baru kali ini. Dulu aku kerja jadi TKI di luar negri." jelas Geo membuat cerita asal.
"Oh, pantesan cupu hahahaha...." tukas Jesyca terkekeh dengan angkuhnya.
Becker berdecak dalam hati, jika Jesyca tahu siapa dia bisa tidak tidur tujuh malam memikirkanya. Fikir Geo alias Becker, Jesyca belum tahu iden titas Geo yang sebenarnya.
Sampai di tempat tujuan, Jesyca mengajak Geo ikut turun dari mobilnya. Dia menarik tangan Geo kasar, agar cepat memasuki gedung club termewah di ibu kota merah putih itu. Geo bin Becker menurutinya, awalnya dia tidak mau karena takut ada yang mengenal dirinya, pasal wajah Becker sangat familiar di club tempat Jesyca dan teman - temannya nongkrong.
"lihat tuh, Jesyca bawa si driver handsome." tunjuk Linda di tengah keramainan club malam.
"mana?" Naya tidak melihat jelas.
"Itu," tunjuk Linda lagi.
Jesyca dan Geo melihat Naya, Linda sedang melambaikan tangan kearah mereka. Kuduanya bergabung ke tempat dimana Linda dan Naya duduk.
"eh, kalian kaya pasangan pacaran hehehe...." kekeh Naya sengaja menggoda Jesyca.
"emang kami pacaran," ujar dari mulut Geo tanpa sadar.
Jesyca hanya terpana sesaat mendengar ucapan dari pita suara yang keluar dari bibir manis Geo, Linda dan Naya menyaksikan sahabatnya terpana melihat pria tampan. Rasanya mereka tidak percaya, seakan kedua sahabat Jesyca itu sedang patah hati. Bumi runtuh menpa mereka. Begitu juga Jesyca, jantungnya jadi berdebar tak menentu dia tak mampu menampik ucapan Geo. Malah jiwa angkuh gadis itu jadi luluh seketika. Pria pertama yang dapat menggoyahkan jiwanya, iya benar memang lelaki pertama Bryan Alison Becker membuta soerang Jesyca meraskan desiran aneh di dadanya. Saat keduanya sedang bersama.
"Jes, loe sakit?" tanya Linda.
"Ngak kok." jawab Jesyca.
"anjir, kenapa coba bisa kayak gini." ujar Jesyca dalam hati.
Naya dan Linda hanya tersenyum kuda, mereka saling bersikutan melihat tingkah Jesyca dan Geo. Namun datang seorang pria memangil nama asli Geo, membuat pria pengemudi pribadi Jesyca sedikit terkejut, tetapi tak menampakan wajah kagetnya.
"woi, bro si Becker nyewek. Baru tau gue," sapa pria berambut gondrong teman Becker.
Tiga gadis di samping Geo terperanjat.
"Becker?" tanya ketiganya serempak.
"siapa Becker? anda mungkin salah orang mas." tangkas Geo pada pria berambut gondrong itu.
"Ya loe lah, jelas bangetkan yang atlet pesepak bola. Pesohor negeri ini!" papar pemuda berambut gondrong itu tak mau mengalah.
"Mungkin mirip dengan saya mas, karena Becker orang familiar." skak Geo.
"serah loe deh, Beck." pria berambut panjang sebahu itu akhirnya pergi dengan hati yang kesal.
Geo tersenyum kecil, namun disudut hatinya berbeda dia menipu temanya dan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments