••••
Pagi itu, halaman rumah tuan Wisang masih sepi. Geo memasuki halaman rumah mewah itu dengan mengemdarai motor buntut rakitan, namun tidak mengubah ketampanan khas Eropanya. Nyoya Famala, sudah berdiri di teras rumah mengahnya, mata senja itu terus tak berkedip melihat kedatangan berondong gagah tampan. Jiwa mudanya bergejolak kembali saat melihat Geo,
"Pagi, nyonya." sapa Geo ramah.
"jangan panggil saya Nyonya dong," ucap Famala seraya mengibaskan tangan kedepan.
"Maaf, saya harus panggil apa ya?" kelit Geo tidak enak di hatinya.
"Tante aja dong."kata Famala mengedipkan mata sebelahnya ke arah Geo.
Membuat Geo menjadi geli sendiri, sudut bibir Geo menyengir seperti kambing yang akan di sembelih. Baru kali ini ada wanita setengah baya menggodanya, dan membuat dirinya mual saja.
" Tante? maaf, nyonya ngak enak kalau tuan Wisang dengar." ujar Geo sopan.
"alah, kalau ada suami saya ya nyonya, kalau ngak ada tante dong." ucap Famala bernada manja.
Tiba - tiba dari dalam rumah Jesyca dan papanya keluar.
"Mama. Siapa yang nyuruh si supir ini datang?" tanya Jesyca dia sekarang berdiri di samping mamanya.
"Papa dong, bukannya Geo emang supir pribadi kamu." alih tuan Wisang, berjalan kearah mobilnya dan diikuti nyonya Famala membawakan jas hitam dan tas suaminya.
"Tempo hari, loe ngak mau jemput gue di stadiun?" kelit Jesyca gadis itu bercagak pinggang angkuh di depan Geo.
"Maaf, non. Saya waktu itu ada acara keluarga." jawab Geo ramah.
"Mari saya antar ke kampus." ucap Geo mempersilahkan gadis sombong itu.
Jesyca masuk ke dalam mobil pribadinya. Nyonya Famaa dan tuan Wisang hanya geleng kepala, tanpa berpamitan dengan kedua orangtuanya Jesyca langsung pergi. Itu sudah dia lakukan setiap hari, jika papa atau mamanya menasehati malah di bentak oleh anak tunggal tuan Wisang. Kadang tuan Wisang sampai berfikir kalau Jesyca sebaiknya di titipkan ke pesantren saja, agar tingkah lakunya sopan dan beradap kepada semua orang.
"Ma, papa ke kantor dulu ya." pamit tuan Wisang.
"Iya pa, hati - hati. Tapi nanti siangan dikit mama ada arisan sama temen - temen mama." ujar nyonya Famala.
"Arisan?" kernyit tuan Wisang.
"iya, di golden lestoran. Mmmm, kalau pinjam supir Jesyca sebentar buat nganterin mama boleh ngak pa," papar Falama seraya merangkul pundak suaminya mesra.
"Boleh, tapi nanti suruh jemput Jesyca. Kalau dia habis dari ngatar mama," ujar pria separuh baya itu, diapun masuk ke dalam mobil.
"Thankyou, bye - bye papa...." Famala melambaikan tangannya.
••••
Di kampus, tepatnya tempat parkir mobil. Ada dua laki - laki sebaya Jesyca sedang mendekati Geo yang sedang mengelap mobilnya, mereka menghina Geo hanya sebagia supir pribadi Jesyca.
"Pir, supir k**e. Loe jangan sok maco deh, mending gausah deket banget sama Jesyca." ujar pemuda yang mendekati Geo.
"Kenapa? Jesyca itu majikan saya, jadi wajar dong kalau saya dekat." kata Geo santai.
"Eh, dibilangin. Loe ngak tau nih bos gue, Riko cowok paling tampan dan kaya raya di kampus ini adalah pacarnya Jesyca." papar pemuda yang satunya.
"Oh ya, oke lah kalau begitu." ucap Geo lalu pergi meninggalkan dua pemuda itu.
"Sialan, minggat dia! kapan - kapan kita cari tahu siapa dia." ujar Riko wajahnya berubah merah menahan amarah. Pemuda yang mengaku pacar Jesyca tadi.
"Iya bos, kayaknya dia bukan supir sembarangan." imbuh Doni.
Riko dan Doni menendang mobil Jesyca, tampak Jesyca melihat tingkah kedua pria muda itu. Gadis gila itu berjalan kearah mereka berdua yang berdiri di tepi mobil pribadi Jesyca.
"Woi, a***ng! ngapain loe nendang - nendang mobil gue? cari mampus loe ya! ketus Jesyca mendekati mereka.
" Eh, Jesyca sayang. Ngak kok, tuh gem**l kamu si supir itutuh bikin masalah sama aku." ujar Riko mencari kebenaran.
"Bener Jes, supir loe tadi mau bakar mobil loe." tambah Doni mengompori Jesyca, agar benci dengan sang supir pribadinya yang tampan itu.
"Masak? kalian ada buktinya?" desak Jesyca seraya melipat kedua tangannya.
"BOHONG!, bukannya yang ini cowok kamu Jes." suara Geo muncul tiba - tiba dari belakang dua pemuda itu.
"Hah, ini si Riko mis***n cowok gue? no, motor aja buntut masak mau jadi kecengan gue, sorry kita ngak selevel." tukas Jesyca dengan sombongnya.
Geo alias Becker hanya tersenyum sendiri mendengar ucapan Jesyca. Dalam hatinya, semoga usaha rahasi Geo dengan tuan Wisang berjalan mulus tanpa ada benjolan sekecilpun. Akhirnya, kedua pemuda yang tadi mengejek Geo pergi setelah di permalukan oleh Jesyca. Mereka berjalan menudukan wajahnya yang sedikit tampan, manun tidak beradap, hal ini sama juga seperti Jesyca.
"Eh, gue ada jam kuliah siang ini. Jadi loe, boleh pulang tapi ingat. Nanti sore jemput gue kesini, kalau ngak sampai jemput uuhhh...." ucap Jesyca berpura - pura menonjok Geo.
"Baik non," jawab Geo ramah.
"Dan inggat, jangan panggil gue non, khusus loe. Kalau ba*u gue yang lain biarin." jelasnya, Jesycapun pergi meninggalkan Geo tanpa mendengar jawaban dari pria itu lagi.
Gadis itu cengar, cengir sendiri melihat saat melangkah meninggalkan Geo yang berduduk di mobilnya. Hati Jesyca jadi berubah seperti ada angin sepoi menerjangnya, bagi Jesyca ini baru kali pertamanya kadang merasa denyut jantung berdebar saat dekat dengan Geo.
Ponsel Geo tiba - tiba berdering saat dirinya akan pergi meninggalkan halaman parkir kampus. Terpaksa dia menerima dulu telfon, karena telfon itu dari mamanya Jesyca.
"Hallo, nyonya ada yang bisa saya bantu?" tanya Geo di dalam telfon.
"Udah dibilang jangan panggil saya nyonya, tante dong ah kamu." jawab nyonya Famala mendesah.
Membuat Geo alias Becker ingin memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya.
"iiya, tante. Ada apa ya?" tanya Geo terbata.
"anterin saya arisan yah, deket kok tolong yah. Tante tunggu dirumah." pungkas Famala mematikan sambungan telfonnya.
Dengan berat hati menjalani kewajibanya, akhirnya Geo menyetir mobil Jesyca untuk pergi mengantar mamanya. Sesampainya dirumah, Famala sudah siap dia segera memasuki mobil yang di kemudikan oleh Geo. Hanya butuh waktu sepuluh menit sampai di tempat tujuan, mata Geo terbelalak bulat melihat lestoran megah yang di tuju oleh nyonya Famala.
"Astaga, inikan lestoran mama." lirihnya sendiri.
"Ayo, kamu ikut tante turun ya. Tante kenalin ke temen - temen tante," aja Famala suaranya semakin manja.
"Tapi tante, aduh saya ada part time selain menjadi supir pribadi non Jesyca." ujar Geo mencari alasan.
"ah, kamu ngak usah kerja part time. Nanti saya kasih gaji double aja. Asal kasih saya....ah," Famala menjulurkan lidahnya yang sudah kelihatan tua seperti keriput di sela wajahnya, namun masih terlihat kecantikannya.
Geo alias Bryan Alison Becker berpura - pura memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya, agar perempuan setengah baya itu berharap segera pergi dari mobil.
"iihh.... kamu sakit ya Ge? selidik Famala heran.
" Iya tan, aduh kayaknya harus segera pulang nih." ucap Geo.
"Ya udah sana, nih ongkos buat beli obat." nyonya Famala menyodorkan uang ratusan ribu ke arah Geo.
"Aduh, maaf tante saya ngak bisa nerima." tolak Geo ramah.
Namun Famala menaruh uang ratusan ribu dua lembar itu, ke saku celana jins Geo. Membuat pria tampan di samping Famala itu terperanjat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments