Bab. 3 Dia bukan ya?

"Jes, itukan supir loe! coba perhatiin deh," ucap Naya menujuk salah satu pemain timnas yang sedang berlaga di stadium megah.

"Loe Nay, salah liat emang mana sih? loe tau Lin?" tanya Jesyca pada kedua sahabatnya, mata gadis itu melihat jelas wajah pria yang mirip sekali dengan supir barunya.

"Iya itu Geo,ganteng juga ya kalau lagi main bola." kata Linda dengan suara genit khasnya.

"Masaksih, supir bisa masuk timnas sepakbola?" ujar Jesyca matanya masih menatap pria yang berlari - lari mengejar bola.

"Itu bukan Geo, tapi wajahnya bodynya mirip banget. Ihhh.... sialan gantengnya kelewatan aduh," ucap Jesyca memuji pria yang mirip dengan supirnya.

"Jangan ngelamun, loe perhatiin itu Geo Jes, loe liat aja dari seluruh tubuh dan gerakannya." tukas Naya yang duduk di samping Jesyca, bersikukuh keras bahwa itu adalah Geo pria supir baru Jesyca.

"Bener Jes, itu Geo deh." timpal Linda yang berada di samping kiri Jesyca.

Jesyca terus memperhatikan pria yang dimaksud oleh kedua sahabatnya. Memang tampak sekilas sama ciri - cirinya dengan supir baru itu,dari gerak geriknya memang memancing fikiran Jesyca tentang sang supir barunya.

"Masak sih Geo?" bisiknya sendiri di tangah keramaian.

Di lapangan Geo memainkan si kulit bundar dengan lincah, menggiring bola dengan kaki kiri hingga lawan yang berlari merebut bola tak mampu. Dan berakhir pada gawang lawan, para penonton di stadiun berteriak girang.

"Gooooolllll...." suara para penonton serempak, ada yang berjoget, ada pula bertepuk tangan.

"Bryan Allison Becker, mencetak gol!" seru pengeras suara di sudut stadion.

Semua penonton bersorak sorai. Kertas kecil - kecil berhamburan ke tengah lapangan yang berukuran bulat besar itu, Geo alias Bryan Allison Becker di papah oleh para teman - teman pemain bola. Mereka bahagia sekali karena pertandingan sore ini sangat seru, ditambah lagi hujan gerimis. Pertandingan berakhir para pendukung timnas berhamburan keluar stadion, mereka menyayikan yel kebanggan tim nasionalnya.

Sementara tiga sahabat Jesyca, Naya dan Linda masih duduk di kursi penonton. Mereka sedang menunggu senggang orang yang keluar berdesakan. Jesyca meraih ponselnya yang ada di dalam tas, ia hendak menelfon Geo.

"Nelfon siapa Jes?" tanya Linda pada sahabatnya.

"Supir gue," jawab Jesyca.

Di sebrang sana telfon tersambung, namun Geo tak mengangkat calling dari Jesyca. Dia panik tidak dapat berfikir jernih, batin Geo berharap Jesyca tidak melihanya di pertandingan bola tadi walaupun lewat siaran televisi.

"Aduh, mampus. Bisa ketahuan kacau rencana gue." dengus Becker alias Geo seraya mematikan panggilan dari Jesyca.

Dan Jesyca jadi naik pitam sendiri. Telfon darinya tidak diangkat oleh supirnya, dia merasa tidak dihormati sebagai majikan.

"Sial tuh, ge***l! masak telfon gue di recject." ketus Jesyca bernada keras.

"Santai, kita naik ojol aja ya," usul Naya.

"Gila loe, ngak levellah gue. Loe aja yang naik sana!" bentak Jesyca merendahkan Naya.

"Slow Jes, yang penting kita selamet sampai rumah. Bener ide Naya, sekali aja loe ngerasain naik ojol," imbuh Linda sependapat dengan Naya.

"Kalian aja, gue no! tetep nungguin si cupu jemput." bentak Jesyca lagi.

"Oke, kita balik duluan." Naya bangkit dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkan Jesyca.

Begitu juga Linda. Pergi keluar stadion untuk memesan ojek online, sedangkan Jesyca tidak menggubris mereka berdua. Dia tetap menelfon Geo, hingga panggilan ke sepuluh tak ada jawaban dari Geo. Jesyca beralih ke vidio call, sama juga tidak ada respon dari supir pribadi Jesyca. Gadis itu semakin kesal teriak kencang di stadion tanpa siapapun.

"Haaaaaaaaa! supir kere awas loe." suara Jesyca melengking ke seluruh isi stadion yang sekarang sepi.

••••

Luar stadiun tampak orang - orang penggemar Becker berfoto bareng. Mata Naya dan Linda tertuju pada pemain bola yang berlaga di tengah lapangan tadi, mereka berdua mendekati kerumunan fans Backer. Namun secara tidak sengaja boddyguard Becker membawa tuannya menyingkir dari kerumunan. Salah seorang boddyguard memberikan ponselnya,

"tuan, muda ada telfon dan vidio call berkali - kali." ucap sang boddyguard seraya memberikan ponsel Becker.

"Oh, ya dari siapa?" tanya Becker slow.

"Di layar ponsel, tuan muda memberi nama nona Jesyca." jawab pria muda ajudan Geo alias Becker itu.

"Mampus!" tukas Becker.

Geo tidak mengetahui bahwa di belakang mobilnya ada dua sahabat Jesyca, Naya dan Linda. Kedua gadis itu terkejut, karena selama ini yang mereka tahu bahwa Geo itu adalah supir pribadi Jesyca. Dan ternyata adalah Becker pemain sepak bola cowok yang paling tampan di tim nasional.

"Gue yakin,dia nyamar buat deketin Jesyca." bisik Naya pada Linda.

"Kita cari tahu dulu," imbuh Linda.

Pria tampan yang menyamar sebagai supir pribadi Jesyca itu, menelfon kembali sang majikannya. Tak butuh waktu lama beberapa menit langsung tersambung dan kena damprat dari Jesyca.

"Hallo non," sapa Geo pelan.

Boddyguard Geo alias Becker mengernyitkan dahi, mendengar tuan mudanya menyebut orang yang di telfon dengan panggilan non. Naya dan Linda tak mendengar jelas karena para fans Backer mendekati pria pesepak bola itu.

"Loe ma**i? nggak dengar telfon dari gue,jemput gue di stadiun gelora sekarang juga. Udah mau hujan nih," ketus Jesyca memaki Geo.

"Aduh, maaf non Jesyca. Saya baru di tempat hajatan, jadi maaf sekali lagi ngak bisa jemput non." ucap Geo berbohong.

"Ba***sat! jadi loe ngak mau jemput gue? lihat aja besok bokab gue bakal nendang loe." umpat Jesyca dan mematikan panggilan telfon dari Geo.

Gadis itu berjalan dengan menendangi kursi - kursi stadiun yang tidak berdosa. Mulutnya mengumpat sumpah serapah pada Geo sang supir pribadinya, dia memilih untuk menaiki taxi yang sedang terpakir di halaman stadiun.

"Woi, antarin gue ke Pondok indah! tidur aja loe." bentak Jesyca pada supir taxi yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

"Sopan dikit napa neng, mentang - mentang cakep sok." tukas sang pengemudi taxi.

"Mau duit ngak? " tanya Jesyca nadanya lebih tinggi.

Sehingga teman pengemudi taxi pangkalan melihat kearah pria setengah baya yang di bentak Jesyca.

"iya neng, aye anterin." jawab sang pengemudi.

Lalu di bukakan pintu taxi, Jesyca akhirnya masuk ke dalam mobil toyota itu. Rasa hati gadis itu sangat kesal, pasalnya Geo sang supir pribadinya menolak permintaannya.

"bre***k! awas loe, gem**l gue kerjain kapan - kapan." ucap Jesyca dalam hati.

Taxi, yang di tumpangi oleh Jesyca berjalan lambat dikarenakan jalan raya terpehuni oleh kendaraan, ada roda empat seperti taxi yang di tumpangi Jesyca ada juga roda dua sesak memenuhi jalan raya. Hal demikian membuay badmood pada gadis manja dan sombong, putri kesayangan Famala dan sumainya Wisanggeni.

"Macet ya?" tanya Jesyca pada pria pengemudi taxi yang membawanya.

"Iya mbak, sabar ya. Ibu kota emang 24 jam sesak kaya gini." ujar sang supir taxi.

"nerabas ga bisa loe?" tanya Jesyca.

"maaf mbak, itu beresiko saya nggak bisa." kata pengemudi itu, matanya fokus ke depan.

Jesyca semakin kesal. Karena dia menahan sesuatu di bawah sana, rasanya ingin lompat keluar taxi dan membuangnya agar tidak membuat badmood.

Episodes
1 Bab 1 Driver Baru
2 Bab. 2 Angin Cinta
3 Bab. 3 Dia bukan ya?
4 Bab. 4 No tante Famala!
5 Bab. 5 Nipu temen
6 Bab. 6 Latihan di lapangan
7 Bab. 7 Jesyca Demam
8 Bab. 8 Simpati
9 Bab. 9 Jesyca ngamuk
10 Bab. 10 Eh Becker?
11 Bab. 11 Tante Famala
12 Bab. 12 Cie Becker
13 Bab. 13 Jesyca sakit lagi
14 Bab. 14 Makan bakso
15 Bab. 15 Flashback
16 Bab. 16 Jealous
17 Bab. 17 Naya keGeeran
18 Bab. 18 Nah, Tuhkan....
19 Bab. 19 Sumpah Naya bikin kesel Becker
20 Bab. 20 Becker emang ga serius Nay!
21 Bab. 21 Geo atau Becker?
22 Bab. 22 Bener ngak?
23 Bab. 23 Syok Berat
24 Bab. 24 Becker kebayang
25 Bab. 25 Aku bukan pelakor
26 Bab. 26 Seandainya
27 Bab. 27 Canggung tapi cinta dihati
28 Bab. 28 Pengen punya cucu
29 Bab. 29 Patahhati sekampus
30 Bab. 30 Dan?
31 Bab. 31 Gagal deh
32 Bab. 32
33 Bab. 33 Runyam
34 Bab 34. Malam tunangan.
35 Bab 36. Jesyca kangen Becker.
36 Bab 37.Lanni dan Revano pergi
37 Bab 38.Rencana yang belum terlaksana.
38 Bab 39. Hari bahagia tapi aneh rasanya.
39 Bab 40. Honemoon.
40 41. Naya meraung
41 Bab 42. Sampai di Melbourne
42 Bab 43. Dibkabarkan hilang.
43 Bab 44. Prepare Belanda
44 Bab 45.
45 46. Siapa dia
46 47.
47 48.
48 49. Dengan Revano
49 50.
50 51.
51 52.Jesyca hamil
52 bab. 53
53 Bab. 54
54 55.
55 56.
56 57.
57 58.
58 59.
59 60.
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Driver Baru
2
Bab. 2 Angin Cinta
3
Bab. 3 Dia bukan ya?
4
Bab. 4 No tante Famala!
5
Bab. 5 Nipu temen
6
Bab. 6 Latihan di lapangan
7
Bab. 7 Jesyca Demam
8
Bab. 8 Simpati
9
Bab. 9 Jesyca ngamuk
10
Bab. 10 Eh Becker?
11
Bab. 11 Tante Famala
12
Bab. 12 Cie Becker
13
Bab. 13 Jesyca sakit lagi
14
Bab. 14 Makan bakso
15
Bab. 15 Flashback
16
Bab. 16 Jealous
17
Bab. 17 Naya keGeeran
18
Bab. 18 Nah, Tuhkan....
19
Bab. 19 Sumpah Naya bikin kesel Becker
20
Bab. 20 Becker emang ga serius Nay!
21
Bab. 21 Geo atau Becker?
22
Bab. 22 Bener ngak?
23
Bab. 23 Syok Berat
24
Bab. 24 Becker kebayang
25
Bab. 25 Aku bukan pelakor
26
Bab. 26 Seandainya
27
Bab. 27 Canggung tapi cinta dihati
28
Bab. 28 Pengen punya cucu
29
Bab. 29 Patahhati sekampus
30
Bab. 30 Dan?
31
Bab. 31 Gagal deh
32
Bab. 32
33
Bab. 33 Runyam
34
Bab 34. Malam tunangan.
35
Bab 36. Jesyca kangen Becker.
36
Bab 37.Lanni dan Revano pergi
37
Bab 38.Rencana yang belum terlaksana.
38
Bab 39. Hari bahagia tapi aneh rasanya.
39
Bab 40. Honemoon.
40
41. Naya meraung
41
Bab 42. Sampai di Melbourne
42
Bab 43. Dibkabarkan hilang.
43
Bab 44. Prepare Belanda
44
Bab 45.
45
46. Siapa dia
46
47.
47
48.
48
49. Dengan Revano
49
50.
50
51.
51
52.Jesyca hamil
52
bab. 53
53
Bab. 54
54
55.
55
56.
56
57.
57
58.
58
59.
59
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!