Mayra bergegas menuju basement tempat dimana mobilnya diparkirkan. Dia takut terjadi sesuatu yang gawat dengan anak kesayangannya.
“Dimana Ara pak? Sudah dibelikan obat?”
“Sepertinya non Ara tertidur di dalam buk, dan non Ara tidak meminta saya untuk membeli obat apa pun.” Jelas pak sopir keluarga Ara.
“Bagaimana keadaanmu nak? Ara bangun dulu yuk!” Tanya Mayra lembut setelah membuka pintu mobil dan menyentuh dahi anaknya.
“Tidak apa-apa ma, sepertinya Ara akan mendapatkan tamu bulanan makanya perut Ara sakit ma.” Jelas Ara.
“Ya sudah kita pulang ke rumah agar kamu bisa istirahat dengan baik.”
“Kita langsung pulang ke rumah saja pak, nanti juga sekalian mampir ke apotek untuk membeli obat untuk Ara.”
“Baik buk!” jawab pak sopir.
Hari itu berjalan begitu saja berawal ide Ara menghindari pertemuan bersama mamanya menjadi benar-benar nyeri perut karena tamu yang datang eehh datang bulan. :D
Devan dan asistennya juga langsung kembali ke perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka hingga datang waktu pulang.
“Tuan Devan tugas hari ini telah terselesaikan, apa ada yang lain untuk saya kerjakan?”
“Sudah selesai Rud terima kasih untuk hari ini silakan pulang saja untuk beristirahat, sebentar lagi aku juga akan pulang.”
“Sama-sama tuan, jika ada yang diperlukan langsung hubungi saya saja tuan, saya pamit undur diri.”
“Iya Rud, hati-hati di jalan dan selamat berakhir pekan.” pesan Devan kepada Rudi.
“Baik tuan, permisi.” pamit Rudi yang dijawab anggukan oleh Devan.
Setelahnya Devan juga berbenah dan menyimpan berkas-berkasnya yang ada di atas meja, dia juga ingin segera pulang. Di perjalanan pulangnya, Devan teringat lagi dengan tulisan tangan Ara yang membuatnya kesal tetapi dia juga penasaran dengan siapa sebenarnya Ara itu.
“Ahhh!!! Siiaaaall!!!!.” Umpat Devan mengejutkan sopirnya.
“Ma..maaf tuan, apakah saya salah?” Tanya sopir devan hati-hati.
“Ahh maaf pak, bukan maksud saya mengumpat ke bapak, saya sedang melamun.”
“Tidak apa-apa Tuan.”
”Mengapa aku teringat gadis tak masuk akal itu lagi siihhh? Besok Rudi harus ku beri tugas untuk menyelidiki siapa Ara sebenarnya.” batin Devan.
Tidak butuh waktu lama juga Devan sudah sampai di rumah, lagi-lagi Devan melamun dan tidak sadar jika sudah sampai.
“Maaf tuan, kita sudah sampai di rumah.” Ucap sopir Devan perlahan mengingatkan karena Devan tak kunjung turun saat sudah dibukakan pintu.
“Ahh iya pak, terima kasih.” Jawab Devan terkejut.
Devan bergegas masuk rumah dan segera membersihkan diri kemudian jadwal rutin makan malam bersama kakek. Selesai dengan ritual mandinya, Devan segera turun karena kakek sudah menunggu di ruang makan begitu tadi pesan bibi Nur.
“Selamat malam kakek.”
“Malam juga nak, yuukk kita segera makan, bibi Nur sudah menyiapkan makanan favoritmu.”
“Waahhh bibi Nur memang the best selalu tahu saat aku ingin makan makanan ini.”
“Beruntunglah kita nak, kita memiliki bibi Nur yang selalu mengerti selera makan kita.”
“Betul sekali kek, nanti selesai makan ada yang ingin Devan bicarakan dengan kakek.”
“Baiklah, mari kita makan terlebih dahulu!” kata kakek mengakhiri percakapan.
Kegiatan makan di rumah Devan terbiasa tanpa obrolan di saat makan sampai akhirnya selesai. Setelah selesai makan mereka berdua berpindah tempat ke ruang santai dekat kolam renang, mereka berbincang santai sambil menghirup udara malam yang tenang.
“Oooh ya nak, hari ini bukankah kamu ada meeting dengan Wijaya Grup, apa kamu bertemu kakek Wijaya?” tanya kakek.
“Iya kek, bukan dengan kakek Wijaya melainkan dengan tante Mayra, kata tante Mayra dia datang bersama putrinya akan tetapi sampai meeting selesai putrinya tak muncul, dikarenakan sakit perut tadi kata tante Mayra.”
“Waah pasti Aurora sudah dewasa dan cantik seperti Mayra.” Ucap kakek tersenyum sambil membayangkan betapa cantiknya Ara.
“Jadi anak tante Mayra namanya Aurora, tapi Devan belum pernah bertemu sama sekali kek.”
“Jelas kalian tak pernah bertemu, saat kamu berusia 7 tahun, Aurora baru lahir tepat 7 hari setelah kejadian dahulu, saat Aurora sudah mulai bisa berlari-larian kakek Wijaya sering mengajak Aurora mampir kesini, dan saat itu kamu masih sekolah.”
“Oohh begitu ternyata, pantas saja Devan tak pernah tahu putri dari tante Mayra.”
“Kamu ingat saat pulang sekolah kamu menemukan bingkai foto yang jatuh saat itu dan kamu marah-marah nak?”
“Ya dulu Aurora lah yang tak sengaja menjatuhkan, karena dia melihat fotomu yang 'ganteng’ celotehnya dulu.” Cerita kakek sambil tertawa.
“Astaga kek ternyata dia yang merusak bingkai foto itu, jika nanti aku bertemu Aurora akan kuminta pertanggungjawaban.”
“Hahahahahah.”kakek masih terbahak.
“Iya suatu saat nanti kamu lah yang akan bertanggungjawab atas Aurora nak.”
“Mengapa seperti itu kek?” tanya Devan tak terima.
“Karena dulu kakek dan kakek Wijaya berjanji akan menikahkan kalian berdua, dan sepertinya saat ini waktu yang cocok untuk membahas janji kami dahulu, kamu belum menikah dan Aurora pun pasti sama.”
“Kakek berdua yang punya janji mengapa kami yang harus melakukannya.” Kata Devan masih tak terima atas ucapan kakeknya.
“Sudahlah itu nanti urusan kakek, dan kamu hanya tinggal jalani, jadi bagaimana tadi meetingnya?”
“Sebentar kek, Devan masih belum terima loh ini, Devan nggak cinta masa harus nikah secara terpaksa kek, mau jadi apa nanti rumah tangga Devan?”
“Kan tidak langsung menikah juga kan nak, kalian bisa bertemu dulu, saling mengenal dan mengerti, baru nanti kita langsungkan pernikahan kalian.”
“Kakeeekk ohh astaga!!!”
“Demi kakek nak, hanya 1 itu permintaan kakek di sisa usia kakek.”
“Naah kan kakek berkata seperti itu lagi kan, kakek akan panjang umur dan sehat selalu untuk menemani Devan nanti.”
“Nak umur tak ada yang tahu, jadi kakek mohon kabulkan permintaan kakek tua ini nak.”
“Sudah-sudah kek, kita bahas lain kali saja, Devan juga masih belum pernah bertemu sekalipun dengan Aurora, lebih baik kita masuk dan bahas pekerjaan Devan kek, ada yang harus Devan tanyakan dengan kakek.”
Sampai di situ obrolan kakek dan cucu itu tentang perjodohan Devan dan Aurora. Selanjutnya mereka asik berbincang membahas pekerjaan di ruang kerja Devan, karena memang ada masalah yang Devan belum ahli seperti yang dahulu kakek kerjakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
ohh ternyata emang dari kecil udah barengan dan dijodohin dari kecil
2023-06-28
0
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
jodoh kamuuuu
2023-06-28
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Keluarga yang harmonis 😊🤗
2023-06-27
0