BAB 4

Beberapa hari sudah berlalu, Ara yang sudah mulai ikut mamanya untuk bekerja di perusahaan, sudah mulai sedikit mengerti apa yang harus dikerjakannya. Ara diajarkan mamanya mulai dari hal-hal kecil dan beberapa hal-hal peting untuk diperhatikan saat bekerja. Dari rapat yang ada, bertemu kolega, dan klien bisnis. Ara yang dibantu oleh asisten mamanya, sudah mulai menunjukkan kemampuan dan kesungguhan untuk mengelola perusahaan.

“Ra, nanti ikut mama bertemu klien sekalian makan siang bersama bisa kan?”

“Bisa ma bisaa!!” jawab Ara antusias, karena memang Ara hanya bisa menikmati acara keluar cuci mata saat ikut bersama mamanya bertemu klien di luar perusahaan.

“Semangat banget siih Ra?”

“Harus dong ma, kan kalau bertemu klien lagi Ara dapat tambahan ilmu juga.”

“Beneran gitu Ra? Anak mama sekarang sudah makin dewasa yaa.” Ucap mama yang kemudian hanya di balas Ara dengan senyum deretan gigi “Hhihihihi.”

Tak lama kemudian waktu sudah menunjukkan jam untuk bertemu klien. Mama dan Ara sudah berada di basement sebuah hotel, mereka membuat janji temu di restoran hotel tersebut.

“Yuukk Ra turun, klien kita sudah menunggu.”

“Iya ma, yuukk.”

“Ma nanti sebelum bertemu klien, Ara ijin dulu ke toilet nanti Ara nyusul mama, Ara kebelet ma, gara-gara nervous lagi.”

“Araaaa Ara ada-ada saja kamu ini, mau sampai kapan kamu nervous saat sebelum bertemu klien?”

“Mamaaa kan Ara masih belajar, oke ma kita berpisah disini, Ara ke toilet dan akan segera kembali.

Lagi-lagi Ara berpapasan dengan asisten Rudi tetapi Ara tak mengetahuinya, hanya Rudi yang tahu bahwa Ara adalah gadis mabuk yang ditolong oleh Tuannya.

“Itu kan gadis yang ditolong tuan Devan, untuk apa dia ada disini, dan juga dia berpakaian seperti sedang bekerja?”

“Andai tuan tahu pasti akan dikejar gadis itu, atau ku coba ikuti dia ya.” Monolog Rudi di dalam hati dan kemudian Rudi mengikuti Ara dari jarak jauh.

“Kemana gadis itu akan pergi, bukankah ini arah menuju toilet.”

“Benarkan ke toilet, cukup, aku harus segera kembali, tuan Devan pasti sudah menunggu.”

Di sisi lain di dalam restoran.

“Selamat siang Pak Devan, maaf saya terlambat.” Sapa Mayra.

“Siang juga tante, tante apaan siihh panggil Devan pak segala.”

“Hahaha!! Kan kita sedang berbisnis Dev, harus profesional kan?”

“Ahh tante bisa saja, apa kabar tan? Tumben tante sendirian, dimana asisten tante?”

“Oohh pak Heru, dia sedang tante kasih tugas untuk segera diselesaikan, tapi tante kesini nggak sendirian kok, tante bersama putri tante Dev. Kamu juga tumben sendiri?”

“Devan kemari bersama Rudi asisten Devan tan. Dia sedang mengambil file yang tertinggal di mobil.”

“Putri tante juga masih ke toilet, nanti tante kenalkan, selama ini kalian juga belum pernah bertemu.”

“Benarkah tan, pasti cantik seperti tante.”

“Bisa saja kamu Dev.”

Mereka berdua tertawa bersama. Tak lama kemudian Rudi datang dan mereka mulai membahas serius masalah pekerjaan tanpa Ara. Dari kejauhan terlihat Ara yang akan menuju ke tempat mamanya, langkahnya terhenti seketika saat Ara melihat siapa orang yang berbincang bersama mamanya.

“Astaga itu pria yang ada di kamar Club saat itu!!”

“Jadi dia klien mama saat ini, aiihh aku harus pergi dari sini, jangan sampai dia mengetahui aku berada disini, jika tidak pasti akan ada masalah yang rumit.” Monolog Ara sambil terburu-buru pergi dari tempat itu.

Dia berpikir akan lebih baik menunggu mamanya di dalam mobil dan kemudian mengirimkan pesan pada mamanya saja.

*Mama❤

Ma maaf,, Ara tunggu mama di mobil ya, perut Ara sakit ma, nggak bisa susul mama ke dalam.

*Aurora❤

Astaga sayang, baik tunggu mama ya, atau suruh pak sopir belikan obat terlebih dahulu.

Karena lama menunggu mamanya Ara pun tertidur di dalam mobil.

Di dalam restoran, Mama bersiap-siap untuk pulang.

“Maaf ya Dev karena putri tante jadi kita percepat diskusi kita hari ini, terima kasih juga untuk traktiran makan siangnya.” Ucap mama sambil membereskan file-filenya.

“Tidak masalah Tan, meski dipercepat tapi kita temukan penyelesaiannya juga kan tan.”

“Iya benar kamu, lain kali berkunjunglah ke rumah tante, kakek pasti senang bertemu kamu lagi dan bawa juga Tuan Sanders atau calon istrimu ”

“Belum ada calon istri tan, do'a kan saja, Devan tidak janji tan, tapi akan Devan usahakan untuk berkunjung ke rumah tante bersama kakek juga.”

“Baiklah Dev, tante pulang terlebih dahulu ya, kamu hati-hati nanti di jalan.” Ingat mama.

“Baik tan, tante juga.” Balas Devan sambil bersalaman, di ikuti juga dengan Rudi.

Setelah Mayra berlalu dari hadapan mereka, Devan juga beranjak meninggalkan restoran. Sambil berjalan keluar, tidak lupa Rudi memberi informasi saat dia bertemu Ara tadi.

“Maaf tuan saya mau mengatakan bahwa tadi saat saya kembali dari mengambil file kita, saya bertemu dengan gadis yang tuan tolong di Club malam itu.”

“Benarkah Rud, dimana kamu bertemu dengannya?”

“Tadi di depan sana tuan, sepertinya juga dia tidak mengenali saya.” Jawab Rudi sambil menunjukkan arah dimana dia berpapasan dengan Ara.

“Jelas saja Rud dia tidak mengenali kamu, kan dia tidak sadar saat bertemu kita di lorong Club saat itu, dan saat dia sadar Cuma aku yang dilihatnya, untuk apa juga dia disini?”

“Itu dia tuan, saya juga tidak tahu, gadis itu tadi sepertinya sedang mengenakan stelan pakaian kerja tuan, dan sempat saya ikuti juga tapi gadis itu masuk ke dalam toilet, jadi saya berhenti mengikuti dan segera kembali ke restoran.”

“Makin tidak bisa dibayangkan siapa sebenarnya gadis itu Rud.”

“Silakan tuan.” Ucap Rudi mempersilakan Devan masuk mobil.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***