Cinta Untuk Aurora
Di dalam sebuah Club malam terbesar dan terkenal di kota. Dentuman suara musik DJ yang mengalun memekakkan telinga. Pesta para gadis di salah satu meja yang ada.
“Ayoo tambah lagi Ra kita party sampai pagi” ajak Sandra.
“Naahh benar itu kita have fun malam ini guyyss.” timpal Nara.
“Cheeeeerrrsssss!!”ucap mereka serempak.
Tak berapa lagi Ara merasakan kepalanya berdenyut dan badannya yang mulai tak nyaman. Saat Ara hendak berdiri dan beranjak, tangan Ara ditarik temannya.
“Mau kemana kamu Ra?”
“Aku mau ke toilet dulu, mau buang air kecil” Jawab Ara beralasan karena dia merasa pusing dan mulai tak nyaman. Dengan susah payah berdiri dan berjalan menuju ke toilet, Ara masih berusaha berjalan.
Dari arah lain, seorang pria gagah dan tampan bersama beberapa rekannya sedang berbincang.
“Senang sekali bisa bekerjasama bersama Pak Devan, semoga kerja sama ini lancar dan saling menguntungkan kita.”
“Terima kasih juga karena bapak telah mempercayakan kerja sama ini dengan perusahaan kami.” Ucap Devan.
Sambil berbincang ringan mereka melewati lorong untuk menuju pintu keluar, tiba tiba dipersimpangan lorong.
“Bruuuuukk!!” Ara yang berjalan sempoyongan tak sengaja menabrak Devan.
“Hai nona perhatikan jalanmu!” ucap salah seorang pria.
“Aahh maaf maaf tuan, kepalaku sedikit pusing.” dan ara pun mendongak menatap wajah Devan.
“ Aaahh Tuan anda terlihat sangat tampan dan jugaaaa berotot yaa.” Ucap Ara tak sadar dan meraba perut Devan karena memang sudah mabuk dan di bawah pengaruh obat yang diberikan salah seorang temannya tanpa sepengetahuannya. Devan masih tak bergeming, tetapi dia memegang lengan Ara dengan satu tangan.
“Biar saya urus nona ini tuan.” tawar sang asisten.
“Sudah biar aku saja, tolong kamu carikan cardpas kamar VIP ku dan antar klien kita ke depan, akan ku urus gadis ini sepertinya dia di bawah pengaruh obat.”
“Baik Tuan.”
“Hai nona perhatikan gerakan tanganmu itu jangan sampai kelewatan.” Kata Devan.
“Aahhhh panas, dan ini dingin, nyaman.” ucap Ara masih dengan menempel di dada bidang Devan.
“Astaga untung aku lelaki baik baik jika bukan sudah pasti kubawa kamu ke kamar untuk bermain bersama.” Batin Devan
Sesampainya di kamar yang Devan pesan, dijatuhkannya Ara di bathtub yang berisi air dingin yang masih mengalir. Tak lupa tadi dia berpesan pada asistennya untuk memanggil salah satu karyawan cewek yang ada di Club itu untuk membantu membereskan gadis yang tak dikenalnya itu. Setelah efek obat mereda dengan bantuan karyawan tadi Devan meminta tolong untuk sekalian menggantikan pakaian basah gadis tadi dengan bathrobe yang ada.
“Permisi Tuan, nona di dalam sudah selesai saya pakaikan bathrobe, apakah saya juga bantu papah nona untuk ke tempat tidur?”
“Ahh tidak usah pasti berat, biar saya saja, terima kasih sudah membantu, dan ini untukmu.“ sambil memberikan 2 lembar seratus ribuan.
“Terima kasih Tuan, saya permisi.”
Digendongnya tubuh Ara ke tempat tidur, dan tak lupa dipakaikan selimut. Sambil menatap wajah Ara lekat-lekat, tanpa sadar Devan berucap.
“Eehh manis juga wajah gadis ini, tapi sayang mainnya di Club malam seperti ini, laahh apa siihh, terserah juga mau main dimana, paling tidak aku sudah membantu daripada dia dibawa sama lelaki hidung belang.”
“Sudahlah mau mandi disini sekalian, sudah malam juga.”
“Pasti besok pagi kakek akan menceramahi ku, sudahlah bisa ku jelaskan besok pagi, yang penting sekarang mandi mandi mandi gerah sekali.”
Seusainya dengan ritual mandinya Devan meminta asistennya untuk membawa pekerjaan yang harus dikerjakan ke kamar dan meminta asistennya untuk segera pulang dan menjemputnya disini besok pagi dan membawa 2 stel baju untuknya dan untuk Ara.
“Jangan lupa pakaian untuk gadis itu ya Rud!” Devan mengingatkan lagi.
“Baik Tuan, saya permisi, selamat malam.”
Setelah kepergian asistennya, Devan lanjut mengerjakan berkas-berkas di depannya hingga larut dan tanpa sadar Devan tertidur di sofa yang dia gunakan bekerja tadi.
Fajar mulai menyingsing, Ara pun tersadar dan terbangun dari tidurnya. Ara terkejut dengan apa yang ada di hadapannya. Dia melihat selimut, pakaiannya, dan ada seorang lelaki di sofa.
“Astaga, apa yang terjadi dengan ku, aku pikir semalam aku hanya minum jus jeruk dan sedikit minuman dari Sandra. Aahhh... Mengapa aku bodoh sekali.”
“Aku harus segera pergi dari sini dan harus segera meminta penjelasan dari Sandra.” Monolog lirih Ara sebelum dia mencari baju yang dikenakan semalam.
Di dalam kamar mandi.
“Aahh sial mana bajuku basah, diapakan aku semalam dengan pria itu, bodoh mengapa aku tak mengingatnya sama sekali.”
“Aahhh pakai kemeja ini saja, toh besar pula kemeja ini, ini sepatuku, tasku, oke aku bisa pulang sekarang.”
“Eeehh wangi parfume mahal niih.”
Selesai berpakaian dan hendak meninggalkan kamar, Ara melihat pria yang tertidur di sofa, dan dia berhenti. Ara menuliskan sesuatu di selembar kertas kemudian dia mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan diletakkan diatas kertas tadi.
“Terima kasih ya untuk semalam, semoga itu cukup membantumu. Dan sebagai ganti kemejamu yang kupakai.—Ara” tulis Ara di selembar kertas tanpa ragu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
untung ketemu lelaki baik coba kalo lelaki hidung belang udah digerayangin dia
2023-06-28
0
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
Untunglah, semoga Devan gak tergoda ya, selamatkan Ara dari pengaruh obat lucknut itu
2023-06-27
0
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
Aduhh Ara ,kamu cari masalah ya, hati-hati lho, nanti digarap Devan jangan salahin orang ya. Seharusnya kamu gak datang ditempat terkutuk ini, Ara
2023-06-27
0