Dera akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan. Di kantornya itu, Dera bertemu dengan atasan yang baik. CEO tampan pemilik perusahaan itu, Nanda Armandito.
Beberapa minggu berjalan semenjak Dera diterima sebagai pegawai di kantor Nanda. Paras manis dan kelembutan sikap Dera kini mampu membuat Nanda jatuh hati. Sang CEO mulai merasakan getar-getar cinta di hatinya. Dalam setiap kesempatan, Nanda selalu mencoba untuk perhatian pada Dera dan perlahan-lahan mendekatinya.
Saat ini Dera berada di ruangan kantor Nanda.
"Pak, maaf Pak Nanda, ini dokumen yang Anda minta."
"Oh, ehm iya Dera. Silakan, kamu taruh aja di meja. Dera, boleh kita bicara sebentar?"
"Iya Pak. Ada apa ya?"
"Silakan duduk dulu. Dera saya seneng kamu kerja di sini. Kamu cukup kompeten. Kerja kamu bagus."
"Terima kasih Pak Nanda."
"Apa kamu udah punya pacar?"
"Ehh. Iya Pak, saya udah punya pacar."
"Ahh, sayang sekali yaa. Udah gak ada kesempatan."
"Ma... Maksud Pak Nanda apa ya Pak?"
"Saya jatuh cinta sama kamu. Saya suka kamu Dera."
"Maaf Pak Nanda, saya--tapi udah ada seseorang yang saya cintai."
Semenjak itu Dera jadi merasa tidak enak hati tiap berpapasan dengan Nanda. Namun, Dera harus tetap fokus dan profesional dengan pekerjaannya.
Di sisi lain, Al merasa sangat gelisah karena akhir-akhir ini dia jarang berkomunikasi dengan Dera.
Di saat Dera pulang kerja, Al sudah menunggunya di luar.
"Pak Al ngapain ada di sini?"
"Aku mau jemput kamu. Kita perlu bicara Dera."
"Aku sibuk, mau pulang. Aku gak ada waktu."
"Dera, bentar aja. Ayo sekalian kita makan malem."
Al mengajak Dera ke sebuah restoran.
"Dera, apa kita masih pacaran? Apa kamu masih anggep aku pacar kamu?"
"Menurut Pak Al sendiri gimana?"
"Dera, aku butuh kejelasan. Akhir-akhir ini kita gak pernah komunikasi. Kita belum putus kan Sayang?"
"Pak Al, mungkin ini salah aku juga. Aku minta maaf. Aku terlalu sibuk sama kerjaan aku sendiri sampe lupain Pak Al. Aku juga kangen banget sama Pak Al."
"Iya Sayang. Aku bahkan lebih kangen banget sama kamu. Mulai sekarang kita jangan sampe lost contact lagi yaa!"
Al dan Dera akhirnya baikan. Sering kali mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Al masih sibuk mengajar. Sementara Dera sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Namun, mereka selalu berkabar satu sama lain.
Di suatu kesempatan, saat Dera dan Al dinner bersama, Al bermaksud melamar Dera. Ia telah menyiapkan cincin untuk Dera.
"Dera kamu suka tempatnya kan?"
"Suka kok Pak Al, tempatnya nyaman, makanannya juga enak."
"Iya, syukur deh kalo kamu suka. Ehm, Dera... Aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?"
"Heemm, gimana ya? Ah boleh kok. Ngomong aja. Ada apa Pak Al?"
"Sayang, kita kan pacaran udah cukup lama. Kita udah ngerti karakter kita satu sama lain. Aku gak mau kita cuma 'stuck' di sini gini aja."
"Terus... Maksud Pak Al apa?"
"Sayang, apa kamu mau menikah sama aku? Jadi pasangan hidup aku selamanya. Would you be my wife?"
"Ya ampun Pak Al. Pak Al lamar aku? Ini..."
"Iya Sayang. Terus gimana? Apa kamu terima aku?"
"Tapi Pak Al, kita kan butuh persetujuan orang tua kita dulu."
"Ya, aku tau. Aku akan bawa mama papa aku segera ke rumah kamu buat langsung minta persetujuan orang tua kamu."
"Kalo gitu, aku tunggu persetujuan dari ayah sama ibu aja."
"Tapi kamu mau kan jadi istri aku?"
"Ya kalo ayah ibu setuju, aku bakal terima Pak Al."
"Oke, anggep aja mereka udah setuju yaa. Sekarang kamu terima cincin ini ya!"
"Tapi aku belum bisa pake sekarang. Aku mau nunggu semuanya setuju dulu. Gapapa kan?"
"Ya udah gapapa Sayang. Kamu simpen aja dulu yaa. Oh ya, satu lagi..."
"Apa Pak?"
"Sayang, aku lebih suka kamu panggil aku 'Al' tanpa kata 'Pak' lagi. Okee... Aku gak setua itu Sayang sampe kamu harus panggil aku 'Pak'. Lagi pula aku juga bukan guru kamu lagi. Jadi, jangan 'Pak' lagi! Titik, gak ada protes pokoknya."
"Iya iya deh Pak... Eh maksudnya Al. Hehe.."
Akhirnya Al membawa orang tuanya untuk menemui orang tua Dera. Orang tua Dera menerima kedatangan keluarga Al dengan baik. Namun, sebaliknya orang tua Al justru langsung tidak menyetujui hubungan putranya dengan Dera karena mereka menilai keluarga Dera sangat tidak pantas bersanding dengan keluarga Al terkait dengan perbedaan status sosial mereka.
Saat Al dan Dera jalan berdua, Dera mencoba menyampaikan kegelisahan hatinya pada Al.
"Al, aku mau minta sesuatu sama kamu."
"Eee, iya Sayang. Apa?"
"Lebih baik kita sekarang putus aja Al! Udah cukup sampe di sini aja."
"Dera, gak Ra. Maksud kamu apa? Aku... Aku gak mau kita pisah. Aku gak mau putus hubungan sama kamu Sayang."
"Al. Kita gak cocok. Kita gak bisa jadi satu. Kita lupain aja semuanya. Orang tua kamu..."
"Sayang. Sstt! Masalah mama papa aku, kamu tenang aja! Biar aku yang urus itu. Selama kamu ada di sisi aku, semua akan baik-baik aja."
"Tapi Al, aku gak bisa. Al..."
"Kita harus berjuang sama-sama. Kamu percaya sama aku ya!"
Al memeluk erat Dera-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments