Sri maharani adalah seorang wanita cantik, dia hanya lulusan SMP terpaksa berhenti sekolah dan tak melanjutkan pendidikan sampai SMA karena ayahnya telah meninggal, dan ia memutuskan bekerja demi membantu ekonomi keluarga juga untuk biaya sekolah kedua adiknya.
Dia bekerja sebagai pengasuh anak (baby sitter) dari usia 16 tahun, karna terlalu fokus bekerja, ia hingga tak memikirkan masalah asmaranya hingga di usia 23 tahun ia baru bertemu dengan Ridwan, seorang duda beranak dua.
Kebaikan dan perhatian Ridwan saat itu membuat Rani luluh dan akhirnya memutuskan menikah dengan duda dua anak tersebut.
Awal pernikahan mereka Ridwan nampak baik dan penuh perhatian namun ketika Rani mengandung anak pertamanya keadaan mulai berubah, mulai terlihat sifat asli Ridwan yang kasar, bahkan sering menghina fisik Rani.
Flashback on.
"Rani, mau gak nikah sama Abang?" tanya Ridwan.
Rani di buat berdebar dengan pertanyaan Ridwan, duda beranak dua yang masih terlihat tampan itu memang belakangan selalu perhatian pada nya, Rani yang sibuk bekerja dan tak pernah memikirkan masalah percintaan di buat kasmaran oleh perhatian Ridwan.
"Abang serius? Aku ini cuma baby sitter dan hanya lulusan SMP, sedangkan Abang kerja di pabrik sudah mapan," ucap Rani.
"Serius, Abang jatuh cinta sama kamu Ran, kamu cantik dan baik, nanti setelah kita nikah kamu ga perlu bekerja sebagai baby sitter lagi, kan ada Abang yang nafkahin," ucap Ridwan meyakinkan Rani.
Rani berpikir mungkin sudah waktunya dia menikah, selama ini ia bekerja membantu ibunya untuk menyekolahkan adiknya, tapi kini adiknya sudah lulus sekolah mungkin waktunya untuk mencari kebahagiaan, meskipun Ridwan duda dan sudah punya anak dua tapi dia terlihat tulus dan bersungguh sungguh.
"Ya sudah Bang, kalau Abang serius, datang saja ke rumah untuk melamar, " ucap Rani
Ridwan pun akhirnya melamar Rani dan sebulan kemudian mereka menikah, tidak ada pesta mewah hanya akad di KUA dan pengajian keluarga.
Ridwan menjelaskan pada pihak keluarga Rani alasan ia bercerai dengan mantan istrinya karena mantan istrinya berselingkuh darinya sehingga pihak keluarga Rani yakin Ridwan lelaki baik hanya bernasib kurag beruntung, padahal kenyataannya Ridwanlah yang sering berselingkuh dan main perempuan hingga mantan istrinya memilih bercerai.
"Abang mau langsung punya anak atau tunda dulu?" tanya Rani setelah mereka beberapa hari menikah.
"Terserah kamu sayang, Abang akan tetap senang punya anak atau tidak dari kamu, asal kamu iklas mengurus anak dan ibu Abang," ucap Ridwan.
Rani tersenyum manis mendengar ucapan suaminya, sikap Ridwan yang selalu perhatian padanya membuat ia semakin jatuh cinta padanya, hingga Rani rela mengurus ibu mertua nya yang tidak bisa apa apa.
Namun nyatanya sikap manis dan perhatian Ridwan semakin hari semakin luntur, kebahagiaan yang Rani rasakan baru seujung kuku seketika berubah menjadi suatu kesedihan dan petaka pernikahan.
Setahun setelah menikah.
"Bang kok pulang malem banget?" tanya Rani.
Biasanya Ridwan pulang paling lambat jam 6 sore tapi hari ini jam 11 malam baru sampai rumah, Rani yang sedang hamil tujuh bulan begitu khawatir dengan suaminya yang belum pulang dan tak ada kabar, ia berkali kali menelpon ke nomor handpone suaminya namun tak di angkat.
"Bang kamu dari mana kok pulang selarut ini?" Rani kembali bertanya karna suaminya tak kunjung memberi jawaban.
"Jangan cerewet kamu, suami pulang harusnya di sediakan kopi bukan malah bertanya macam-macam," ucap Ridwan dengan nada tinggi.
"Loh Bang kok malah kamu yang marah, harusnya aku yang marah, aku lagi hamil gini ga bisa tidur karena nungguin kamu yang belum pulang, di telponin ga di angkat, dimana ada orang kerja sampai pulang larut malam dan gak ada kabar," ucap Rani tak kalah emosi.
"Terus kalau aku pulang malam kenapa kamu curiga? Kamu pikir aku ngapain di luar selingkuh?" tanya Ridwan.
"Aku ga mikir kesitu loh Bang, tapi kok kamu malah bilang gitu, apa jangan jangan kamu beneran selingkuh di luar?" tanya Rani.
"Udahlah berisik banget kamu, aku ngantuk mau tidur, lagian kalau aku sampai selingkuh juga wajar, kamu ngaca dong tuh badan kamu udah kaya gentong, wajah kamu kusam, baju dasteran mana nafsu aku lihat kamu, sedangkan perempuan di luar banyak yang cantik dan bahenol," ucap Ridwan sambil berlalu meninggalkan Rani yang masih mematung di ruang tamu.
Tanpa rasa bersalah Ridwan memasuki kamarnya lalu melempar sembarang jaketnya, tanpa membersihkan tubuh terlebih dahulu ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu tertidur tak memikirkan istrinya lagi.
Sedangkan Rani mengusap air matanya menutup dan mengunci pintu rumahnya lalu berjalan gontai menuju kamarnya, ia memungut jaket suaminya yang berserakan di lantai dan memasukannya ke dalam keranjang cucian kotor, perlahan ia mendekat ke arah suaminya di Pandang wajah suaminya yang sedang terlelap itu.
"Tega kamu Bang berkata seperti itu, badanku besar Karena sedang mengandung anakmu, aku hanya memakai daster, wajahku kusam dan tidak wangi karna uang yang kamu berikan tidak cukup untuk membeli baju baru dan make up serta farfum," gumam Rani.
Ia mengusap air matanya dan berbaring membelakangi suaminya, ia mencoba memejamkan matanya namun tak kunjung terlelap, ia menangis tak bersuara mengingat pedasnya perkataan suaminya tadi.
"Kenapa secepat itu kamu berubah Bang, dulu kamu penuh perhatian dan cinta, tapi sikapmu sekarang malah kebalikan, sudah bosankah kamu padaku bang," gumam Rani.
Rani mengusap air matanya yang dengan lancang berderain di pipinya.
"Apakah benar-benar ada wanita lain yang membuatmu bosan padaku?" gumam Rani.
Flasback off.
Hari sudah sore, Rani hanya memasak sayur labu siam bening, ikan asin dan sambal.
Treng treng treng.
Suara lonceng dari kamar ibu mertuanya berbunyi.
Ia segera melangkah menuju kamar ibu mertuanya.
"Kenapa bu?" tanya Rani dengan Nada lembut.
"Ibu Bab Ran, gak betah sudah lengket ini," ucap ibu mertuanya.
Rani tersenyum lalu kembali ke dapur untuk mengambil air dan handuk kecil untuk membersihkan bagian tubuh ibu mertuanya, Rani menggungakan penutup hidung lalu dengan telaten membersihkan sisa sisa kotoran yang menempel dari tubuh ibu mertuanya.
Setelah itu membuang kotoran tersebut.
"Ran makasih ya, kamu menantu yang baik, dengan tulus mengurus ibu, Ridwan bodoh selalu menyakiti kamu, mantan istrinya aja ga sebaik kamu, dia ga mau mengurus ibu," ucap bu Minah.
Rani hanya tersenyum mendengar ucapan ibu mertuanya, ibu mertuanya sering mendengar pertengkaran antara Ridwan dan Rani dan dia begitu kasihan pada menantunya dari pada anaknya.
Prank ...
Tiba tiba suara gaduh seperti suara pecahan piring terdengar, membuat Rani terkejut dan berlari mencari sumber suara.
"Ya ampun Bang Ridwan," ucap Rani terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Herlina Lina
seribu satu wanita kayak Rani ini..
2022-12-05
0
Noor Sukabumi
gini nih yg disebut suami laknat
2022-12-04
0