5. Rani pulang

Rani menangis sambil mencuci pakaian kotor, sikap suaminya yang semakin keterlaluan membuatnya muak, apalagi setelah ia menemukan bungkus bekas kontrasepsi di kantong jaketnya itu.

Istri mana yang tidak sakit hatinya mendapati fakta tersebut.

"Ibu mamam," ucap Bintang yang menghampiri Rani saat Rani menjemur pakaian.

"Tunggu ya sayang, ini sebentar lagi beres menjemur," ucap Rani.

Bintang dengan patuh duduk di dekat ibunya, anak berusia dua tahun itu menunggu dan memperhatikan kegiatan ibunya, Bintang anak yang cukup penurut, maskipun dia aktif tapi dia mudah di arahkan.

"Yuk sayang, ibu sudah selesai menjemur," ucap Rani.

Bintang berlari kecil mengikuti langkah ibunya ke dapur, Rani menyendok sedikit nasi lalu dicampur dengan sayur bayam kemudian di suapkan kepada anaknya.

Semenjak berhenti asi Bintang jadi banyak makan, beruntung Bintang menyukai sayur bening seperti itu hingga Rani tak kerepotan membuat makanan untuk anaknya.

Selesai menyuapi Bintang, Rani menyapu dan mengepel lantai lalu memasuki kamar mertuanya.

"Ibu, Rani mulai hari ini kerja di rumah Mbak intan, ibu gak apa apa kan Rani tinggal sebentar selama Rani kerja, paling jam 1 siang sudah selesai," ucap Rani.

"Ia gak apa apa Ran, maaf kalau ibu merepotkan dan memberatkan kamu, terus Bintang gimana kalau kamu kerja?" tanya ibu Mertuanya.

"Bintang ikut bu, nanti bawa mainan dari rumah, dia kan anak baik dan mudah di atur, kalau Rani beres beres rumah pun ga pernah merecoki," ucap Rani.

"Ya sudah kalau begitu," ucap ibu mertuanya.

"Tapi ibu jangan bilang bang Ridwan ya kalau Rani kerja," pinta Rani.

Ibu mertuanya mengangguk, ia tau watak anaknya dan ia tidak mau menantu kesayangannya di salahkan oleh anaknya yang semakin keterlaluan itu.

Rani bekerja di rumah Intan seperti yang ia sepakati semalam, ibu nya intan sangat suka dengan kerjaan Rani yang bersih dan rapi, juga masakannya yang enak.

"Ran, kerjamu bagus dan masakanmu enak, kalau kamu rajin kerjanya ibu yakin intan pasti naikan gaji kamu, intan itu baik," ucap bu Ami.

"Makasih bu, aku sudah bisa bekerja sambil bawa anak aja sudah bersyukur bu," jawab Rani.

"Suami kamu tau gak kamu kerja di sini?" tanya bu Ami.

Rani menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum kecut membuat bu Ami tidak enak hati telah menanyakan hal itu, pasalnya tetangga mereka sudah tau sifat suami Rani yang tidak baik dan kasar pada Rani.

"Kamu sabar banget Ran, mungkin kalau ibu yang ada di posisi kamu ga akan sanggup," ucap bu Ami.

"Iya bu, aku masih bersabar mungkin ini ujian aku berharap bang Ridwan bisa berubah suatu saat nanti," ucap Rani.

Bu Ami sangat salut dan berempati pada Rani ia mengelus punggung Rani.

"Ya sudah bu kalau gitu aku pulang ya," ucap Rani.

"Iya, makasih ya besok datang lagi ya," ucap bu Ami.

"Iya Bu, assalamualaikum," ucap Rani.

"Waalaikum salam," jawab bu Ami.

Rani pun berjalan menuju rumahnya dengan menggendong Bintang, sesampainya di rumah ternyata Endi sudah pulang sekolah.

"Bu minta uang dong lima ribu," ucap Endi.

"Buat apa? Kan jatah kamu sudah ibu kasih tadi berangkat sekolah," ucap Rani.

"Yang itu udah abis di pake jajan sama ongkos lah, aku mau beli mie instan," ucap Endi.

Rani mengerutkan keningnya, setiap pagi Endi di beri jatah 20 ribu, sedangkan berangkat bareng Ayahnya dan pulang sering Rani lihat ia bareng temannya.

"Cepetan bu, aku laper," ucap Endi memaksa.

"Kan ada makanan di dapur ibu sudah masak, kenapa harus beli mie instan," ucap Rani.

"Ya elah, bosen bu masakan ibu cuma itu itu aja tiap hari, ikan asin, sambel sama sayur bening, cepetan bu cuma minta lima ribu pertanyaannya panjang banget, lama," ucap Endi.

Rani menghela nafas kasar, terpaksa ia memberikan uang lima ribu rupiah dari dalam kantongnya, uang yang semakin menipis, sedangkan masih jauh ke akhir bulan sungguh membuat Rani pusing, kelakuan Endi tidak jauh beda dengan Ridwan papahnya yang hanya membuat Rani sedih dan pusing.

Waktu terus bergulir, siang berganti sore, Rasa lelah bergelayut dalam tubuh Rani dengan aktivitas nya seharian ini, hingga waktu menunjukan jam delapan malam Ridwan baru pulang.

Rani mencium punggung tangan Ridwan seperti biasa dan ia mencium wangi farfum perempuan dari Ridwan.

Sesak di dadanya namun ia tahan, seperti biasa ia menyiapkan kopi hitam kesukaan suaminya.

Ridwan duduk di sofa ruang tamu sibuk dengan gawai di tangannya.

"Wa dari siapa Bang, sampe senyum senyum begitu bacanya," ucap Rani sambil meletakan secangkir kopi hitam di atas meja.

"Dari temen pabrik," jawab Ridwan singkat.

Ia meletakan gawainya di atas meja lalu membuka jaketnya dan di berikan pada sang istri, kemudian tangannya meraih cangkir berisi kopi hitam dan segera menyeruput kopi buatan istrinya itu.

Rani meraba raba kantong jaket suaminya, ia takut menemukan barang seperti tadi pagi saat mencuci pakaian.

Deg...

Rani menyentuh sesuatu seperti plastik dan perlahan ia keluarkan dari kantong jaket suaminya.

Matanya nanar melihat benda tersebut ia tak tahan dan akhirnya menanyakan pada suaminya.

"Ini apa Bang?" tanya Rani dengan suara bergetar.

"Apaan sih," jawab Ridwan seolah tak peduli, ia masih sibuk dengan gawainya.

"Ini apa Bang, apa yang sudah kamu lakukan di luar?" tanya Rani dengan suara meninggi.

Mendengar suara Rani yang memekik telinga Ridwan pun menoleh dan melihat benda di tangan istrinya, ia mengusap wajah kasar namun sedetik kemudian ekspresi wajahnya kembali terlihat tidak peduli.

"Jawab Bang jangan diam saja," ucap Rani.

"Ya kamu sudah tua, sudah mengerti itu benda apa di gunakan untuk apa, masa aku harus jelaskan," ucap Ridwan santai masih sibuk dengan gawai di tangannya.

Hati Rani seketika terasa teriris mendengar jawaban suaminya, tidak ada rasa bersalah yang terlihat dari suaminya.

"Kamu selingkuh Bang, kamu melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain Bang, tega kamu Bang, jahat kamu Bang," teriak Rani dengan deraian air mata membanjiri pipinya.

"Kamu jangan bisanya nyalahin aku dong, ngaca sana ngaca gimana aku ga selingkuh liat istri di rumah model begini, ga nafsu ngeliatnya, sedangkan aku tampan banyak cewek cantik dan seksi yang mau sama aku," ucap Ridwan.

Rani semakin hancur mendengar jawaban dari mulut Ridwan, rasanya kesabarannya sudah habis.

Ia membanting jaket ke sofa lalu berlari ke kamar, di kamar ia mengemasi sedikit bajunya juga baju bintang, lalu ia menggendong bintang yang sedang terlelap dengan kain gendongan.

"Aku ga kuat lagi bang, aku mau menenangkan diri ke rumah orang tuaku saja," gumam Rani.

Rani keluar rumah membawa tas berisi baju dan menggendong Bintang melewati suaminya, tetapi suaminya yang melihat hanya diam saja tanpa menahan, membuat hati Rani semakin sedih dan merasa tidak ada harganya di mata suaminya, Rani menaiki ojek menuju rumah orang tuanya.

Tak lama Rani pergi suara lonceng dari kamar bu Minah terdengar berkali kali, Endi yang merasa terganggu pun berteriak.

"Bu, ibu, nenek manggil tuh," teriak Endi.

"Ibumu ga ada," ucap Ridwan.

"Loh kemana malam malam gini yah?" tanya Endi.

Ridwan mengedikkan bahunya tanda tak tau dan tak peduli lalu terdengar kembali suara lonceng yang semakin keras, Ridwan dan Endi yang terganggu dengan suara itu pun berjalan ke kamar bu Minah.

"Ada apa sih bu, berisik banget?" tanya Ridwan.

"Rani mana? Ibu Bab sudah tidak betah ingin di bersihkan," ucap bu Minah.

"Apa Bab?" tanya Ridwan.

Ridwab bingung harus apa, dia lupa punya ibu yang lumpuh dan selalu di rawat istrinya.

"Ah bodoh aku lupa ada ibu, dan aku tidak menahan kepergian Rani tadi, sekarang aku harus apa?" gumam Ridwan dalam hati.

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

mudah2an Rani pisah sm Ridwan...trus ketemu laki2 yg baik.

2022-12-05

0

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

urus ibumu ridwan somplak puas sekarang km g Ada yg ngurus ibumu yg lumpuh oh Iya bukannya km punya weni panggil sono buat bantuin km penggantinya rani dasar laki2 bejat

2022-12-04

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 65 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!