Bangsa kucing??, jangan bilang jika aku sekarang masuk kedalam komik pangeran kucing???
Dilla menatap satu persatu para dayang di depannya.
Benar, aku melihat wajah-wajah mereka dalam komik itu, jadi bagaimana ini, apa aku akan terjebak selama di sini, lalu bagaimana dengan karir keartisan ku??
"Tidak mungkin, aku yakin ini hanya mimpi, ayo sadarlah Dilla sadar!" seru gadis itu kemudian menepuk-nepuk pipinya,
Merasa tak ada yang berubah membuat ia kemudian meminta dayangnya untuk menamparnya.
"Tolong tampar aku," ucap Dilla membuat Sundari melongo
"Maaf yang mulia saya tidak berani," jawab Sundari menelungkupkan tangannya
"Ini perintah, cepat lakukan atau aku akan menghukummu!!" ancam Dilla
Mendengar ancaman Dilla membuat Sundari tak bisa menolak perintah darinya. Ia segera menampar Dilla hingga pipi wanita itu memerah
*Plaakkk!!
"Awww, Sakit," ucapnya dengan nada sedih
"Maafkan hamba Tuan Putri, aku hanya menuruti perintah anda, jadi tolong jangan hukum aku," ucap dayang itu kemudian bersimpuh didepannya
"Iya tapi jangan keras-keras juga kali!" ucap Dilla sambil mengusap pipinya
"Maaf, nanti aku akan mengoleskan obat Herbal agar pipi anda tetap kencang dan mulus," jawab Sundari
"Hmm, Ngomong-ngomong kalau di tampar terasa sakit berarti itu artinya kita tidak bermimpi kan?" tanya Dilla
"Benar, Gusti Putri,"
"Jadi benar semua ini bukan mimpi??"
Sundari dan dayang yang lain langsung mengangguk.
" Jadi benar sekarang aku berada di dalam komik pangeran kucing?, Lalu bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari tempat ini. Tidak mungkin aku selamanya terkurung di sini," ucap Dilla begitu gusar hingga ia jatuh pingsan
"Tuan Putri bangun, Tuan Putri!!" Sundari berusaha menyadarkan Dilla namun melihat Dilla yang tak kunjung sadar membuat ia dan para dayang lainnya begitu panik hingga melaporkan kejadian itu kepada sang Raja.
Sang Raja kemudian memanggil tabib istana untuk memeriksa keadaan Dilla.
"Bagaimana keadaan putriku?" tanya Raja Airlangga
"Dia baik-baik saja yang mulia, denyut jantungnya begitu cepat karena ia merasa terkejut, mungkin karena ia akan bertemu yang mulia pangeran Narendra makanya ia sampai pingsan seperti ini," tabib itu kemudian mengoleskan sebuah aroma terapi kepada Dilla hingga membuat gadis itu segera membuka matanya
"Wangi apa ini baunya seperti bau kaus kaki yang tidak di cuci satu abad!" gerutu Dilla mengendus aroma menyengat yang membuat kepalanya pusing
"Ini adalah aroma bunga bangkai Tuan Putri, memang baunya sangat menyengat dan tidak enak tapi sangat ampuh untuk menyadarkan mereka yang tak sadarkan diri dalam waktu lama,"
"Astoge, pantas saja baunya sangat busuk, cepat singkirkan bau minyak itu dariku, yang benar saja masa artis terkenal kaya gue baunya bangkai, benar-benar gak sopan!" gerutu Dilla
"Jaga ucapanmu Hanin, ingat Ki Joko adalah tabib paling sakti di kerajaan, jadi jangan pernah memakinya!" tandas Raja Airlangga
"Stop, jangan ikut campur kalau gue lagi ngomong, emangnya siapa lo sampai berani nunjuk-nunjuk gue!" cibir Dilla membuat Sundari begitu ketakutan dan langsung bersimpuh di depan Sang Raja
Ia berkali-kali menarik pakaian Dilla berharap gadis itu ikut bersimpuh dengannya.
Wanita itu kemudian memberikan isyarat kepada Dilla untuk segera meminta maaf kepadanya.
Namun Dilla yang tak mengerti isyarat darinya memabuat Sundari harus memberitahukannya secara langsung.
"Ish ngomong apaan sih, katakan saja siapa dia?" desak Dilla dengan wajah tak bersalah
"Dia adalah yang mulia Raja Airlangga Maheswara, Raja dari kerajaan Kucing Hutan sekaligus ayah yang mulia Putri," ucap Sundari langsung membuat Dilla seketika melotot menatap pria di depannya
"Raja??"
Melihat Dilla yang masih mematung dan tak mau berlutut membuat Sundari langsung menekan kepala wanita itu hingga ia kepala Dilla terbentur ke lantai.
*Dug!!
"Cepat minta ampun pada yang mulia Raja," bisik Sundari menyipitkan matanya kearah Dilla
"Aduuh kepalaku, dasar dayang sialan beraninya kau membenturkan kepalaku, awas saja kalau terjadi sesuatu denganku, aku pasti akan memenggal mu!" cibir Dilla sambil memegangi keningnya yang benjol
"Cepat minta maaf atau yang mulia putri akan dihukum lagi oleh yang mulia Raja,"
Mendengar kata hukuman membuat Dilla langsung bersujud dan meminta maaf kepada sang Raja.
"Maafkan aku yang mulia Raja, aku tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu kepada Ki Joko, jadi tolong ampuni aku yang mulia, please jangan hukum aku," ucap Dilla dengan wajah penuh penyesalan
"Ada apa denganmu, kenapa gaya bicaramu seperti orang asing. Aku tidak tahu kenapa kau begitu berubah putriku, aku harap kau berubah menjadi seperti ini bukan karena aku akan menikahkan mu dengan pangeran Narendra dari kerajaan Kucing Belang," jawab sang Raja
"Tentu saja tidak yang mulia, saya berjanji akan mengajarkan sopan santun dan budi pekerti luhur kepada yang mulia putri," ucap Sundari mencoba menenangkan Raja Airlangga yang mulai khawatir dengan perubahan sikap putrinya
"Aku percayakan dia padamu, sekarang persiapkan dia untuk bertemu dengan Narenda di taman kaputren,"
"Sendiko Gusti Prabu," jawab Sundari
Dilla segera bangun dan berdiri setelah melihat yang mulia Raja pergi bersama tabib kerajaan.
"Wajahku??"
Gadis itu segera mengambil cermin untuk melihat wajahnya. Ia begitu geram saat melihat keningnya yang memar karena terbentur lantai. Saat ia hendak memarahi Sundari, wanita itu segera menyuruhnya untuk segera mandi.
"Hari ini Gusti Putri akan menemui Calon suamimu, jadi jangan marah-marah dan cepatlah mandi," ucap Sundari dengan penuh wibawa
"Dih dasar dayang laknat, beraninya kau memerintah ku, awas aja aku pasti akan memecat mu," cibir Dilla
"Ingat Tuan Putri hari ini aku sudah menyelamatkanmu dari hukuman yang mulia Raja, jadi lakukan yang aku perintahkan atau aku akan mengadu kepada Yang mulia Raja agar anda dihukum karena sudah melawan titahnya!" ancam Sundari
"Astaga baru kali ini gue punya assistant lebih galak dari gue, awas aja kamu!"
Sundari kemudian segera menyusul Dilla, dan membantunya membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi wanita itu langsung mempersiapkan semua pakaian yang harus dipakai Dilla dan mendandaninya.
"Aku mau luka di kening ku ini gak keliatan," seru Dilla
"Itumah gampang, tinggal kasih alas bedak kemudian tambahkan bedak untuk menyamarkan lukanya, beres kan?" ucap Sundari
"Wah keren juga, ternyata di jaman purba make up juga sudah canggih ya,"
"Tuan Putri ngomong apa sih, sebaiknya mulai sekarang pakailah bahasa baku kerajaan dan stop menggunakan bahasa planet yang tidak dimengerti," cibir Sundari
"Ok,"
"Sekarang saatnya bertemu dengan Pangeran, ingat jaga sikap Yang Mulia selama bersamanya," tegas Sundari
Wanita itu kemudian mengajak Dilla menuju kaputren untuk menemui Pangeran Narendra yang sudah menunggunya di sana.
Setibanya di tempat itu Sundari segera meninggalkan Dilla berdua dengan Nrendra.
Pria itu kemudian membalikkan badannya saat melihat Sundari telah meninggalkannya.
Betapa terkejutnya Dilla saat melihat wajah pria tampan di depannya.
"Wajah itu, dia benar-benar pangeran Kucing yang ada di komik Nelli!" seru Dilla membelakakan matanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
ganteng gak itu pangeran kucingnya.kucingnya james arthur yang mqu di hidupin lagi,malah Dilla yang terjebak di dunia kucing.
2022-12-19
0
⏤͟͟͞R🍾⃝ᴍɛͩʟᷞiͧsᷠᷠaͣ W⃠
meninggalkan Dilla berdua dengan Nrendra ----> meninggalkan Dilla berdua dengan Narendra
2022-12-07
1
⏤͟͟͞R🍾⃝ᴍɛͩʟᷞiͧsᷠᷠaͣ W⃠
hari ini Gusti Putri akan menemui Calon suamimu ---> hari ini Gusti Putri akan menemui calon suami
2022-12-07
1