"Haish sialan, ternyata Rendra begitu licin, bagaimana aku bisa mendapatkan tongkat itu kalau ia tak pernah melepaskannya!"
Dilla terus menggerutu seusai acara pertunangan tersebut rencananya yang ingin segera meninggalkan Istana setelah pertunangannya justru harus tertahan lebih lama karena bekum mendapatkan tongkat sakti itu.
"Terpaksa gue harus menikahi pangeran kucing itu, meskipun aku tak menyukainya setidaknya demi karierku, aku harus melakukan semua ini," ucapnya sedih
Pernikahan Dilla dan Rendra yang tinggal menghitung hari membuat hari-hari Dilla dipenuhi dengan kesibukan menjalani ritual pra pernikahan.
"Wah ternyata bukan hanya manusia yang melakukan berbagai ritual sebelum acara pernikahan ternyata bangsa kucing juga sama, btw kenapa aku penasaran dengan sosok Dilla yang sebenarnya. Bagaimana wajah gadis itu dan bagaimana perangainya, apa dia benar-benar mirip denganku hingga mereka tak curiga denganku??"
Setelah selesai melakukan perawatan wajah, Dilla sengaja berjalan-jalan ke sebuah danau yang ada dibelakang kaputren.
Ia duduk menatap hamparan danau seluas satu hektar itu dengan tatapan wajah sendu.
Suara kicauan burung, udara segar karena masih banyak pepohonan rimbun di tempat itu membuat gadis itu betah berlama-lama di tempat itu.
Semilir angin berhembus mengibaskan rambutnya yang panjang.
"Hanin??"
Dilla menoleh ke samping saat mendengar seseorang memanggil namanya.
Seorang pria tampan dengan senyum lesung pipi berdiri di sampingnya.
Siapa dia??
Dilla mengernyit menatap lelaki yang terlihat begitu familiar itu.
"Bagaimana keadaan mu, apa kamu sudah membaik?" tanyanya sambil mengusap keningnya
"Aku baik-baik saja kok," jawab Dilla
"Syukurlah, aku dengar kemarin kamu mencoba bunuh diri, karena perjodohan itu. Maaf aku tak bisa berbuat apa-apa untukmu," jawab pria itu penuh sesal
"Yang Mulia Putri, Ibu Suri memanggil Anda," ucap Sundari langsung menarik lengannya
Pria itu hanya menatap sendu kepergiannya.
Karena Penasaran Dilla kemudian menanyakan identitas lelaki itu kepada Sundari.
Dengan ketus Sundari menceritakan kalau dia adalah panglima kerajaan Kucing Hutan yang juga merupakan kekasih Hanindilla.
Namun hubungan keduanya harus kandas karena terhalang restu Baginda Raja.
Dilla pun menanyakan tentang ucapan pemuda itu yang mengatakan bahwa dirinya mencoba bunuh diri karena perjodohan dengan Pangeran Narendra.
Sundari kemudian menceritakan semuanya dengan Detail.
"Oh jadi begitu ceritanya," ucap Dilla mengangguk paham
Sundari kemudian mengajak gadis itu masuk ke kamarnya.
"Sebaiknya anda istirahat saja, karena nanti malam ada ritual adat sebelum hari pernikahan, jadi persiapkan diri anda agar tidak kelelahan," ucap Sundari
"Ok,"
Malam harinya Dilla ditemani dayang-dayangnya menuju ke halaman kerajaan.
Para petinggi kerajaan dan juga abdi dalem sudah menunggunya disana.
Seorang cenayang kerajaan sudah mempersiapkan altar persembahan untuk sang Dewa.
Sudah menjadi rutinitas bangsa kucing untuk melakukan ritual pemujaan kepada Dewa untuk meminta restu saat hendak melaksanakan sebuah hajat besar.
Dilla yang menggunakan pakaian serba putih, teringat saat ia melakukan ritual pemanggilan Arwah Pangeran Kucing.
Ia seketika tersenyum mengingat kejadian bodoh yang membawanya ke tempat itu.
Kenapa aku begitu bodoh saat itu hingga tak berpikir panjang sebelum melakukan ritual itu!, Ya Tuhan semoga saja aku cepat mendapatkan tongkat sakti itu agar aku bisa kembali hidup normal lagi sebagai Dilla sang artis idola, bukan sebagai Hanindilla si Putri Kucing.
Semua orang yang hadir disana memberikan doa restunya kepada Dilla.
Coba mereka doain biar kucing James hidup lagi,
Selesai acara ia segera menuju ke kamarnya.
"Saatnya tidur," ucap Dilla kemudian merebahkan tubuhnya
********
Pagi menjelang, semua abdi dalem kerjaan sibuk mempersiapkan Royal Wedding.
Para dayang sibuk menyiapkan makanan untuk pesta akbar kerajaan, beberapa daru Mereka sibuk merias Dilla yang akan menjadi Ratu semalam.
Mudah-mudahan acara ini cepat selesai, aku akan kabur dari sini begitu mendapatkan tongkat itu.
Dilla tersenyum bahagia membayangkan dirinya berhasil mendapatkan tongkat sang pangeran.
Selesai make up, para dayang membawa Dilla menuju ke pendopo utama untuk di sandingkan dengan Pangeran Narendra yang sudah menunggunya di pelaminan.
Seorang sesepuh kerajaan sudah siap untuk menikahkan keduanya.
Keduanya kemudian berdiri di depan tetua adat untuk mengucapkan janji suci pernikahan.
Semua bangsa kucing dari dua kerajaan terlihat khusuk berdoa saat kedua mempelai mulai mengucapkan janji suci pernikahan.
Suara alunan doa bergemuruh memenuhi ruangan itu membuat Dilla merinding Mendengarnya.
"Kenapa tiba-tiba bulu kuduk gue berdiri,"
Setelah selesai pengucapan ikrar pernikahan, tiba saatnya untuk menyerahkan mahar pernikahan.
Mata Dilla begitu berbinar-binar saat melihat tongkat itu.
Berbeda dengan Dilla yang begitu bahagia saat akan menerima tongkat sakti itu, Pangeran tampak begitu sedih saat akan menyerahkan tongkat sakti itu.
Ayolah Rendra, jangan melow gitu dong, inget janji harus di tepati. Lagipula tongkat ini aman bersamaku jadi gak usah sedih,
Melihat Pangeran masih berat untuk melepaskan tongkatnya membuat Dilla langsung merebutnya.
"Yes, akhirnya dapat juga!" ucapnya
Saat Gadis itu hendak pergi, Pangeran kemudian menarik lengannya menuju ke pelaminan.
"Ish, mau ngapain lagi sih. Kan acaranya udah selesai,"
Rendra kemudian menunjuk kearah barisan para bangsa kucing yang bersiap memberikan doa restunya kepada mereka.
"Astoge, banyak banget yang mau memberi selamat. Wah ini melebihi tamu undangan nikahan Raffi Nagita," Dilla menggelengkan kepalanya saat melihat antrian para warga kucing yang ingin memberikan selamat kepadanya
Wah ini mah bisa sampai tujuh hari tujuh malam kelarnya, ya Tuhan tolong bantu aku agar bisa segera pergi dari tempat ini. Kirimkan Lah Malaikat Penolongku Tuhan,
Dilla terus berdoa dalam hati agar bisa melarikan diri dari tempat itu.
*Jraasshhh!!
*Bruugghhh!!
*Aaaarrgh!!!
Tiba-tiba semua tamu menjerit histeris saat melihat beberapa orang tumbang karena terkena panah.
Semua prajurit segera bersiaga dan segera keluar dari ruangan itu untuk menghadapi bangsa anj*Ng yang sudah mengepung kerajaan Kucing Hutan.
Melihat keadaan itu Narendra langsung merebut tongkat saktinya dari tangan Dilla.
"Oii, kok diambil lagi, kan tongkat itu sudah jadi milikku!" seru Dilla
"Maaf, aku harus memakainya untuk menghadapi pasukan bangsa anj*ng," ucap Rendra kemudian berlari meninggalkan Dilla
"Ish sebel deh, masa maharnya diambil lagi, kan curang!" serunya begitu dongkol
"Lindungi Putri Hanindilla!" seru seorang petinggi kerajaan
Beberapa orang prajurit langsung menghampiri Dilla dan membawanya pergi meninggalkan pendopo kerjaan.
Dilla melihat sekelompok bangsa Anj*Ng tampak membabi-buta menyerang para perajut kerajaan Kucing.
"Gak jaman dulu gak sekarang emang anj*ng dan kucing selalu bermusuhan. Btw ini adalah saat yang tepat untuk melarikan diri dari tempat ini. Kalau begitu aku harus mengikuti Narendra agar bisa mengambil kembali tongkat itu darinya,"
Dilla kemudian menyuruh para perajurit untuk pergi, "Lebih baik kalian bantu lindungi gerbang istana, jangan khawatirkan aku karena aku bisa menyelamatkan diriku," ucap Dilla dengan penuh wibawa
"Tapi Gusti Putri...."
"Gak ada tapi-tapian, sekarang pergi!" seru Dilla
Namun para perajurit itu tak mau pergi meninggalkannya membuat gadis itu semakin kesal.
"Ini titah dari sang Raja, apa kalian berani melanggarnya!" seru Dilla
Semua perajurit segera pergi meninggalkan Dilla.
"Yes akhirnya berhasil juga, sekarang tinggal mencari dimana keberadaan Rendra,"
Dilla kemudian bergegaslah mencari keberadaan suaminya itu.
Senyumannya langsung mengembang saat melihat sosok Rendra yang sedang menghajar para prajurit bangsa Anj*ng.
Ia langsung berlari menuju kearahnya tanpa memperhatikan apapun.
Rendra melompat kearah Dilla, saat melihat sebuah busur panah melesat kearahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
Narendra kena panahnya gak tuh
2022-12-20
0
Ayuk Vila Desi
Dilla ceroboh karna terobsesi ma tongkat
2022-12-12
0
Anggiria Dewi
pengen kayak Dilla ,biar gak pusing sama becek an alias kondangan wkwkwk😅😅
2022-12-09
1