Mainan Baru

Tok tok tok

Ia hendak naik ke ranjang namun terdengar suara pintu yang di ketuk, sehingga harus menunda tidur, dengan penasaran Thalia membuka pintu dan terkejut.

"Putra ...??." Thalia kebingungan dengan kehadiran lelaki itu.

"Boleh aku masuk ?."

Pintu di buka lebar dan Thalia mengikuti lalu menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Seolah mereka memiliki pemikiran yang sama, jadi ketika Putra mendekat untuk memeluk dan mencium Thalia dengan mesra, wanita itu tak merasa terkejut bahkan menerima dengan senang hati.

Tak berhenti di situ, kegilaan berlanjut saat Putra menggendong Thalia ke ranjang dan melepaskan kancing sampai menanggalkan baju ke lantai. Tangan Thalia tidak tinggal diam, ia menikmati tubuh Putra dengan sentuhan demi sentuhan.

Baju tidur satin itu ikut tergeletak di lantai, dua gunung kembar terpampang nyata. ******* keluar saat ia merasakan sensasi menyenangkan ketika tubuhnya di sentuh dan tiba waktunya untuk melakukan aksi yang paling berani yaitu melakukan hubungan int*m. Tidak ada rasa malu bahkan keduanya nampak seperti pemain handal.

Putra dan Thalia memejamkan mata ketika tubuh mereka menyatu di dalam, kenikmatan yang terasa luar biasa dan kehangatan yang kian panas. Gejolak itu tersampaikan dengan baik saat Putra berada dalam puncaknya. Tapi seperti tak ingin diam saja, Thalia membalikkan posisi hingga ia yang mengontrol sekarang.

"Ahh emh." Thalia memeluk dada bidang itu seolah laki-laki yang ada di bawah adalah miliknya seorang, ciuman dan meraba dengan seenaknya di lakukan tanpa rasa takut. Keduanya berpelukan saat semua selesai dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya untuk menenangkan diri.

"Kau benar-benar nakal." Ucap Putra setelah ia duduk bersandar pada sandaran ranjang. "Tapi aku suka."

"Tapi kau benar-benar menikmatinya kan ? Ku akui kau sangat perkasa, tapi kenapa kau ke kamarku bukannya ke kamar Julia ?." Ia sangat penasaran.

"Itu karena wajahmu yang menggodaku saat tadi, sekarang aku yang tanya kenapa kau mau ?."

Bukannya langsung menjawab, Thalia tergelitik dan tertawa dengan jawaban yang di katakan Putra. Nampaknya lelaki itu benar-benar tergoda oleh caranya yang klasik. "Karena kau dan Julia belum menikah jadi ku anggap kau masih milik siapapun."

Tangan Thalia seperti meminta sesuatu ke Putra dan laki -laki itu simpulkan kalau Thalia meminta uang jadi ia mengambil dompet.

"Aku tidak mau uangmu, mana hp-mu ?." Saat tangannya sudah menerima hp milik putra, ia segera memasukkan nomor hp-nya juga mengirimkan nomor putra agar kapanpun bisa berhubungan lagi.

"Namaku di hp-mu adalah Red, jangan lupa hubungi aku dan ku tunggu kita melakukannya lagi." Ia tersenyum dengan sensual lalu mendapat ciuman dari Putra.

"Pasti kita akan sering bertemu setelah ini." Ia pergi setelah mengenakan bajunya kembali, meninggalkan Thalia dengan senyuman puas.

" I'm sorry Julia, calon suamimu adalah mainan baruku."

*****

Esok pagi telah tiba, Julia mandi dan bersiap menunggu pegawai salon yang akan meriasnya untuk acara pernikahan. Dengan makeup dan gaun pengantin yang sudah lama ia impikan akhirnya semua akan terwujud hari ini, juga jangan lupakan dengan calon suami yang tampan.

Makeup sudah selesai, Julia juga sudah mengenakan gaun pengantin dan membawa buket bunga. Kedua orangtuanya telah tiba dan memastikan putri mereka sudah siap.

"Sudah selesai, coba lihat di cermin apakah ada yang kurang."

Julia mengoreksi makeup yang ada di wajahnya dengan teliti. Ia ingin semua sesuai apa yang dia mau dan ketika makeupnya sudah cocok ia menyampaikan terima kasih.

Pegawai itu merapikan peralatannya dan pamit pergi karena harus kembali ke salon.

"Mama nggak nyangka akhirnya putri mama yang malas ini nikah juga."

"Jangan gitu dong ma kan walaupun malas juga anak kesayangan mama."

"Papa juga nggak nyangka kalau putri kecil papa akhirnya jadi milik laki-laki lain, pasti rumah bakal sepi kamu tinggal pergi."

"Aku bakal sering berkunjung meskipun nanti kita beda rumah, jangan sedih." Julia memeluk kedua orangtuanya, setelah ini ia akan belajar mandiri sebagai istrinya Putra dan bukan lagi anak manja yang mengandalkan kedua orangtuanya.

"Udah jangan nangis nanti makeup kamu rusak, mama dan papa pergi menemui tamu dulu ya."

Setelah kedua orangtuanya Julia pergi, ia sendirian menunggu waktu yang telah di tentukan untuk keluar dan berjalan bersama dengan Putra lalu menyandang status sebagai nyonya Putra Aldi Wicaksono.

"Julia ....?."

Lamunan Julia buyar ketika ia terkejut dengan kedatangan Darren yang tiba-tiba, ia berdiri karena mengira kalau Darren akan memberinya selamat atau saran sebagai calon istri yang baik.

"Hei kau terlihat tampan dengan jas itu, siapa tau nanti di pestaku kau dapat pacar." Ia menggoda seperti biasa karena tau lelaki itu belum memiliki kekasih.

"Ada hal penting yang ingin ku katakan kepadamu sebelum semua terlambat."

Wajah Darren nampak sangat serius bahkan saat Julia tadi menggodanya, dengan pribadi Darren yang yang biasa santai membuat Julia merasa tidak nyaman dan takut saat laki-laki itu serius seperti ini.

"Kau mau bilang apa ?."

"Kau selalu bertanya kan siapa gadis yang aku suka tapi aku tidak pernah mengatakannya, sekarang aku akan mengatakan siapa wanita itu."

Tiba-tiba Julia merasa gugup padahal sebelumnya ia tidak pernah begini, meski takut akan jawaban Darren tapi rasa penasaran mendorong untuk tetap bertanya. "Memangnya kau suka dengan siapa ?."

"Kau Julia....aku menyukaimu bahkan sebelum kau berpacaran dengan Putra aku sudah menyukaimu, hanya saja aku tidak berani mengatakan hal ini."

Bagai di sambar petir di siang hari, jantung Julia seolah berhenti berdenyut untuk beberapa detik. Ia tidak menyangka tepat di hari pernikahannya malah mendapatkan pernyataan cinta dari teman sekaligus sahabatnya sendiri.

"Kenapa kau bilang sekarang waktu aku mau menikah, sudah selama itu perasaan mu kepadaku, kenapa kau tidak bilang dari dulu Darren ?."

"Waktu itu aku terlalu takut kalau kau menolak dan buruknya kau tidak akan mau menjadi temanku lagi lalu menjauh, tapi ketika kau dan Putra jadian aku sangat hancur dan aku tidak bisa membiarkanmu menjadi istri orang lain."

"Setidaknya kau ku terima atau ku tolak harusnya kau mengatakan perasaanmu dulu."

"Maaf ."

Julia kebingungan sampai ia melihat ke segala arah, semua ini sulit di cerna hingga waktu untuk mengucap janji suci sebentar lagi akan tiba. Di lain sisi Darren masih berharap dengan segala kemungkinan buruk yang mungkin akan di terimanya setelah mengatakan isi hati yang ia pendam selama ini.

"Ini masih belum terlambat Julia, ikutlah denganku pergi dan kita tinggalkan tempat ini." Tangan Darren terulur siap membawa Julia pergi, ia sangat berharap Julia akan mau bersamanya.

"Ayo Julia ..."

Terpopuler

Comments

Vie

Vie

lanjut tor...
jangan lupa mampir juga iya

2023-03-25

0

Sriutami Utam8

Sriutami Utam8

iya julia sebelum trlmbt dan kau mnyesal krn cln suami mu jga ber main dblkngmu

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!